Chapter 41 : Main bareng.

86 19 0
                                    

Chapter 41 : Main bareng.

    Esok paginya, Daffa dan Ifah benar-benar mendapatkan masing-masing dua kotak pudding mangga gratis.

Keduanya tentu saja berangkat ke sekolah bersama-sama, seperti yang telah dipintai Daffa pada Ifah beberapa saat dahulu.

Hingga beberapa hari kedepan, mereka terus bersama-sama. Pulang dan pergi sekolah, makan di kantin, lalu Daffa terus mengantar Ifah menuju ruangan ujian gadis itu.

Seolah, mereka tengah berpacaran saja.

Sekian hari berlalu. Dan kini telah sampai lah mereka di hari yang paling ditunggu-tunggu. Yaitu liburan.

Daffa menduduki ranking 1 di kelasnya dan Ifah di ranking 2, seperti biasa.

Bertepatan dengan dimulainya hari libur tujuh hari milik Daffa dan Ifah, saat itu juga lah Dero dan Sean mendapat panggilan darurat dari tempat yang menjadi misi mereka kali ini.

Keduanya pergi bersamaan. Meninggalkan kedua keluarga dengan penuh harapan semoga kembali dengan selamat.

Dan di hari kedua liburan. Putri, Raka, Rafa, Daffa, dan Ifah sengaja bermain di rumah Daffa.

Mereka semua berniat untuk makan dan memasak bersama.

"Tante. Gapapa, kan, kalau kita main disini?" tanya Ifah berbasa-basi.

"Gapapa, dong, cantik!" jawab Wendi tersenyum manis. "Kalian mau masak apa? Maaf ya Tante ga bisa bantuin karena lagi ada acara sama temen-temen."

"Gapapa, Tan. Kita mau masak ... Kayanya pudding sama mie pedas?" jawab Rafa ragu-ragu.

"Pudding? Ga usah. Di kulkas udah ada itu tante bikin buat Daffa, kayanya masih banyak."

"Yaudah, berarti kita bikin yang lain aja. Makasih, Tante," Ifah dan Putri berucap bersamaan. Diiringi anggukan dari Wendi.

Wanita paruh baya itu pun pergi, menuju ke tempat yang saat ini menjadi lokasi janjiannya bersama teman-temannya.

"Gimana kalau kita bikin kue kering aja?" tanya Ifah memberi usulan.

"Yaudah, ayok."

"Bahan buat bikin kue kering kayanya ada di dapur, tapi buat bikin mie pedas ga ada," ungkap Daffa menyetujui.

Rafa tampak berfikir sejenak, lalu tiba-tiba memberi saran, "Gimana kalau gini aja. Gue, bang Raka sama ni cewek lemot pergi beli bahan buat mie pedas, terus lo sama si cewek pesek ini tinggal buat mulai bikin bahan kue kering?"

Daffa mengangguk setuju, setelah sedikit ragu-ragu. Pun dengan Ifah, dirinya hanya ikut-ikut saja.

"Yaudah, hati-hati!"

***

"Lo ambilin bahan-bahan yang gue suruh, terus gue ngaduk. Oke?" saran Ifah dengan tangan sibuk mengikatkan pakaian memasak milik Wendi.

"Oke," Daffa mengangguk. Lalu tiba-tiba mendekat dengan langkah pelan.

Tangannya terulur, membantu gadis di depannya memasang tali di pakaian memasak itu. Dengan wajah santainya tentu saja. Gerakan reflek.

Dan Ifah, kepalanya tiba-tiba terangkat dan berbalik, menatap wajah Daffa di belakangnya dengan tertegun.

"Lo ... Ngapain?"

Daffa ikut mengangkat kepala, lalu menatap Ifah malas. "Bantuin lo, lah. Susah banget kayanya?"

"O-oh. Gue pikir, apaan..." Ifah melunakkan nada bicaranya.

Terasa aneh, ketika berdekatan seperti ini. Seolah, mereka adalah pasangan baru yang tengah saling membantu dengan damai.

"Lo mikir apaan?" tanya Daffa mengayunkan telapak tangannya di depan wajah Ifah yang tengah melamun.

"Ah. Enggak. Cuma sedikit kepikiran hal ga penting."

Ifah berbalik, wajahnya memerah aneh. Sial, kenapa otaknya malah berfikir aneh-aneh begini? Tak mungkin dirinya dan Daffa akan berakhir dengan hubungan tidak jelas itu.

Tidak akan mungkin.

Lagipula, tipe perempuan yang Daffa suka bukanlah seperti dirinya.

***

Enjoy!

Waktunya aku percepat saja༎ຶ‿༎ຶ

Ó.Ò

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz