Chapter 58 : Beban Terberat.

91 22 0
                                    

Chapter 58 : Beban Terberat.

Saat acara perpisahan SMANSANUBA tengah berlangsung, itu juga telah menjadi saat yang menegangkan di perbatasan negara bagian barat.

Dero bernafas tergesa-gesa, tangannya menghapus keringat yang menetes dari kepala. Tangannya memperbaiki letak tubuh Sean di punggungnya.

"Sama kaya biasanya. Beban." Berbeda dengan ucapannya yang mencela. Mata Dero perlahan memerah. "Aki-aki bodoh," rutuknya mencaci Sean.

Sean terkena luka tembak di beberapa bagian tubuh. Ayah Ifah ini menyelamatkan Dero dari tembakan bagian dada, membuat Sean mendapat luka di bagian bahu.

Belum lagi luka-luka lama yang belum sempat diobati. Nafas Sean semakin melemah, netranya hampir tertutup rapat, tapi bibirnya masih berusaha berbicara, "Zak--ka."

Dero mengernyit tak senang, ia tepuk paha Sean kencang. "Jangan ngomong! Simpen nafas lo buat nanti."

Sean mengernyit, rasanya sangat perih. Seolah, malaikat pencabut nyawa telah berdiri dan akan mengajaknya untuk pergi ke sisi Tuhan.

"J-jaga... Keluarga, gue--"

"Iya, iya. Brengsek, jangan ngomong dulu. Apa susahnya nurut?!" teriak Dero kesal.

Untung bandit yang menjadi lawan mereka saat ini telah dimusnahkan dan ditangkap. Jika tidak, mungkin mereka tertangkap oleh musuh.

Nafas Sean semakin tersenggal. Detak jantungnya terasa akan terus melemah hingga tak lagi tersisa.

Tepat saat netra lelaki paruh baya itu tertutup rapat, Dero dan anak buahnya yang lain telah sampai di helikopter darurat.

"Bertahan. Orang-orang gue ga bisa mati semudah itu." Dero menepuk pipi Sean sedikit kencang. "Lo denger?! Mati bukan hal yang harus lo lakuin untuk saat ini. Patuhi perintah!"

Sean sedikit menganga, mencoba menambah udara agar masuk ke rongga pernapasannya. Tindakan reflek karena disaat pingsan pun dirinya merasa kekurangan oksigen.

"Cepat! Bawa ke rumah sakit agen 0034. Bawa secepat mungkin!" Dero memberi perintah tegas. Netranya sedikit memburam.

Sekian hari tanpa bisa tertidur nyenyak, dan kini malah berada di situasi yang lebih menegangkan.

**

Sean dibawa ke ruang gawat darurat. Sedikit menjalani operasi guna mengeluarkan peluru yang masuk ke tubuhnya.

Zakka dan Naviza sebagai pihak keluarga telah menunggu di luar ruangan. Mata Zakka terus memerah dan hampir bengkak karena tangis, dan Naviza, gadis itu menatap kosong, terlalu terkejut hingga tak bisa lagi menangis.

Dan Ifah...

Gadis itu segera menyeret Daffa pergi ke rumah sakit, padahal saat itu ia baru saja menerima penghargaan karena telah bisa mendapat peringkat satu kelas.

Ia terus menyandar di bahu Daffa. Menangis sejadi-jadinya. Daffa menggenggam tangan Ifah, menyuruh agar gadis itu tetap memeluk tubuhnya agar tak terjatuh dari motor.

Setiap saat, lelaki itu akan terus menepuk ringan kedua tangan di perutnya. Mencoba menenangkan gadis yang saat itu telah menjadi kekasihnya.

Di otak Daffa, terus mendengung suara Sean di roomchat antara dirinya dan Dero. "Menjaga Ifah? Kalau sendiri, saya ga akan bisa, Om. Bertahan, seenggaknya untuk Ifah, tante Zakka dan Naviza."

Dan Ifah. Kini tak mampu menahan segala isakannya. Terus menangis, hingga matanya hampir membengkak karena menangis terlalu lama.

Terkadang, terdengar suara panggilan pilu di telinga Daffa. Suara Ifah yang terus menggemakan nama sang Papa.

**

"Gimana keadaan Papa, Ma?" Ifah bertanya lesu. Tubuhnya hampir terjerembab karena perasaan kalut yang terlalu kuat. "Papa aman, 'kan?"

Zakka menatap kosong, ke pintu ruang operasi. "Pasti aman. Papa ga mungkin tega ninggalin kita."

Diantara mereka bertiga, Naviza adalah orang yang paling terlihat tenang. Padahal, nyatanya gadis itu tengah mencoba menahan tangis.

Rasa terkejut dan perasaan teror yang melanda, membuatnya tak mampu menangis atau sekedar membuka suara. Ia terus menggigit bibirnya keras, seolah menunjukkan betapa ia sangat benci akan keadaan.

Untuk saat ini, bagi ketiganya tak ada yang lebih berharga daripada keselamatan sang Pemimpin keluarga.

Beban yang sangat berat bagi Zakka, mencoba kuat dan menenangkan sang anak disaat dirinya juga hampir hancur lebur karena situasi sang suami.

***

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Where stories live. Discover now