Chp 30. Dua Rasa

327 12 0
                                    

こんにちは

幸せな読書

Selamat Membaca

Sore ini Kara mengajak Endra ke dermaga.
Mereka berjalan melihat-lihat kapal.

"Ndra,"

"Hm? Kenapa Ra?"

"Semenjak gue kena pukulan lo, kepala gue sering sakit. Apa kemarin dokter ada bilang sesuatu?"

"Enggak sih Ra, apa mau cek ke dokter lain?"

"Enggak, mungkin gue cuma pusing aja."

"Sorry ya Ra, waktu itu gue ga bisa kontrol emosi"

"Wah wah. Ada pasangan yang lagi bahagia nih"

Bima datang, pria yang tak hentinya mengganggu Kara dan Endra.

"Bima?"

"Hai Askara. Gimana, udah siap jadi istri gue?"

"Kurang ajar!" pekik Endra

"Endra sabar" pinta Kara sambil menahan tangan Endra.

"Wihh, gak usah emosi dong gue kan cuma tanya sama Askara, Iya kan sayang" Bima melihat Kara dengan mata menggoda

"Bim, gue minta lo jangan ganggu kita."

"Gue gak ganggu, gue cuma mau bikin lo seneng dengan menikah sama gue"

"BANGSAT!!"

Endra emosi ingin menonjok Bima,tapi tangannya ditahan kembali oleh Kara.

"Askara aja belain gue, dia gak mau lo tonjokin gue"

"Bima stop! Gue gak mau ada berantem-berantem lagi! Gue tau lo itu orang baik, dan lo bisa dapet yang lebih baik dari gue."

"Bukannya lo sendiri yang bilang, kalo lo nyaman sama gue?" Bima tetap dengan nada menggoda

"Nyaman bukan berarti gue harus terus sama lo. Gue udah nikah sama Endra, dan gue sayang sama dia!"

"Lo gak bisa bohong Askara. Lo itu gak sayang sama suami lo! Mending lo cerai sama dia, dan nikah sama gue."

"JAGA MULUT LO!"

"Endra!! Gak perlu pake emosi."

"Gimana gue gak emosi Ra! Istri gue dibuat mainan sama manusia bangsat ini!"

"Bukannya lo yang bikin istri lo buat mainan? Kasian cantik-cantik gak pernah disentuh"

Bruukk

Endra yang sudah tidak sabar memukul wajah Bima dengan keras sehingga Bima tersungkur.

"BANGSAT LO! JANGAN PERNAH GANGGU ISTRI GUE!"

Bima yang jatuh tersungkur malah melebarkan senyumnya, dia menertawakan Endra.

"Kenapa? Lo takut kalo Askara milih gue daripada Lo?"

"Dia istri gue, dan dia milik gue. Lo jangan mimpi bisa dapetin Kara!"

Kara menarik tangan Endra, mengajaknya pergi menjauh dari Bima

"INGET MAHENDRA, ISTRI LO GAK BAHAGIA SAMA LO!!" Teriak Bima dari belakang

"Gak usah ditengok! Kita pulang!" kata Kara sambil memegang lengan Endra.

Dimobil, Endra masih dengan emosinya. Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Endra, pelan-pelan aja"

Kara yang merasa takut tak hentinya menenangkan Endra.

"Endra, gue takutt Ndra!"

Endra tak juga menurunkan kecepatanya.

Best Of Name (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon