Chp 22. Istri Siaga

410 12 0
                                    

こんにちは

幸せな読書

Selamat Membaca

Endra kembali pulang larut malam.

Dirumah Kara sudah khawatir karena pesan yang dia kirim tidak dibalas oleh suaminya.

***📩
Kara:
"Lo pulang jam berapa Ndra?"
"Ndra, udah malem gak mau pulang aja?"
"Gue tidur duluan ya?"
"Ndra, bales dong"
"Lo gak angkat telfon gue"
***

Dan banyak lagi pesan serta panggilan yang tak mendapat jawaban.

Kara menunggu diruang tamu saking cemasnya. Tanpa sadar Kara tertidur disofa ruang tamu.

Ceklek

Kunci rumah terbuka, dibalik pintu ada Endra yang sudah sempoyongan dari luar.

Kara yang mendengar suara pintu tertutup mulai sadar dan terbangun.

"Endra?" gumamnya sambil membuka mata

Betapa terkejutnya Kara melihat Endra yang sudah sempoyongan. Badannya panas, keseimbangannya hilang

"Endra!! Lo kenapa? Gue bantu naik ya"

"Gue gapapa Ra"

"Gapapa gimana. Badan lo panas gini. Lagian udah jam 1 pagi kenapa baru pulang sih"

Kara mengomeli Endra dan membantunya naik ke kamar. Kara menduduk kan Endra dikasur, mengambilkan baju ganti Endra dan menyerahkan pada suaminya.

"Bisa gak ganti bajunya?"

"Ck! Ya udah sini gue gantiin" tambah Kara

Kara dengan telaten mengganti baju suaminya.

"Kenapa Ra?"

"Kenapa apanya?" tanya Kara balik

"Pipi lo merah gitu?"

"Ck! Udah ah. Nih celanya pake sendiri. Gue buatin makan sama teh dulu"

Tangan Endra menahan Kara.

"Gak sekalian lo gantiin"

"Gak usah modus! Cepet ganti gue mau turun"

Endra melepas tangan Kara sambil tertawa kecil. Gimana gak gemes liat pipi istrinya merah karena malu.

Kara turun membuatkan bubur instan dan teh hangat. Dia juga menyiapkan kompresan dan juga obat untuk suaminya.

"Makan dulu Ndra, habis ini minum obat ya"

"Gak mau, lemes gue"

"Gue suapin. Mau?"

"Ikhlas gak?"

"Iyaa udah buru,"

Kara menyuapi Endra dengan telaten. Sesekali Endra mejahili Kara tapi Kara tetap fokus pada suaminya.

"Udah, ni minum obat. Gue kompres ya"

Endra mengangguk. Setelah minum obat Endra memejamkan matanya.

Kara mulai memeras kain untuk mengompres suaminya.

Suhu badan Endra cukup tinggi, Kara khawatir jika suaminya sakit berat.

Dengan telaten Kara mengompres Endra dan sesekali memijat tangan dan kepala Endra.

Kara bahkan tidak tidur semalaman karna takut Endra kenapa-napa.

"Ra? Lo gak tidur?" Endra terbangun waktu subuh

"Hmm."

"Kenapa Ra, gue ngerepotin lo ya? Sorry Ra gue.."

Best Of Name (END)Where stories live. Discover now