Chp 24. Calon Keponakan?

443 15 0
                                    

こんにちは

幸せな読書

Selamat Membaca

Arisan keluarga Kara kali ini berlangsung di rumah Ayah Risky.

Mereka semua berkumpul, baik Faiz dan Aisyah maupun Kara dan Endra. Mereka ditemukan kembali setelah 4 bulan lalu Faiz dan Aisyah menikah.

"Ndra, Bang Faiz kok keliatan bahagia banget ya"

"Ya bahagia dong, namanya kumpul keluarga masak suruh marah-marah. Gila lu ya"

"Iya tapi raut wajahnya beda, kayak orang ulang tahun tau gak!"

Acara arisan ditutup dengan tukar kado ala kadar.

"Selain ini, Faiz punya kado satu lagi buat kita semua" kata Faiz saat bagiannya memberi kado.

"Apa nih?" tanya Bunda Salma

"Kadonya adalah... Ciee nungguin yaa"

"Yahh apaain sih abang!" ketus Kara

"Oke kali ini serius. Faiz mau umumin bahwa istri Faiz yang paling cantik dan sholehah ini.... Sedang hamil."

"Alhamdulillah"

Puji syukur terucap pada tiap-tiap orang yang datang.

"Sudah berapa bulan sayang?" Tanya Bunda Salma

"Alhamdulillah berjalan 3 bulan Bunda" jawab Aisyah

Bunda yang sangat senang mendengarnya tak henti mengelus perut menantunya.

"Ndra" Kara memegang lengan Endra sambil melihat Bundanya

"Apa? Iri?" Kata Endra

"Nanti bunda lebih sayang Kak Aisyah dibanding aku"

"Gapapa, yang penting gue tetep sayang sama lo"

"Pulang yok Ndra, gue pusing"

"Kenapa? Lo gak enak badan?"

"Enggak, gue mau keluar dari sini aja"

Endra akhirnya berpamitan pada seluruh keluarga Kara.

Sepanjang jalan, Kara hanya terdiam menatap keluar jendela mobil. Endra merasa kasihan melihat Kara yang larut dalam sedihnya. Bahkan sampai rumah Kara masih saja melamun di ruang keluarga

"Kara, Sayang?"

"Em, kenapa Ndra?"

"Lo masih mikir yang tadi? Soal Aisyah yang hamil?"

Kara memaksakan senyumnya

"Enggak ko Ndra,"

"Terus lo mikirin apa?"

Endra duduk disebelah Kara sambil mengelus rambut Kara

"Gue lagi mikir, gue kan gak kuliah. Kerjapun lo gak kasi ijin. Terus gue mau ngapain Ndra, sedangkan pekerjaan rumah Mbok Yanti ambil alih semua"

"Tugas lo cuma bahagiain gue Ra,"

"Kita udah 6 bulan nikah, tapi gue.." Kara menundukkan kepalanya tanpa melanjutkan kata-katanya

"Gue?? Lo kenapa Ra?"

"Gue belum bisa bahagiain lo Ndra, gue malah seakan nyiksa lo. Bahkan ngelayani lo pun gue gak sanggup"

"Ra, lo ada disini aja udah bikin gue bahagia. Gue seneng bisa ada disini sama Lo"

"Maafin gue ya Ndra"

Kara memeluk suaminya dan menitihkan air mata. Endra mengelus pelan istrinya yang berada dipelukkannya.

"Makan malem mau sama apa?"

Best Of Name (END)Where stories live. Discover now