Chp 48. Safe Flight Bima!

206 9 0
                                    

こんにちは

幸せな読書

Selamat Membaca

Malam setelah pengajian Kara, Bima kembali ke rumah mewah miliknya.

Perasaan sedih dan khawatir menyelimuti hatinya malam ini. Lusa dia akan kembali ke Berlin, meninggalkan Askara sendirian di Indonesia.

Sendirian? Itu hanya pemikiran Bima. Kara bahkan dikelilingi orang-orang yang sayang padanya, Endra terutama.

Bima duduk di kursi kerjanya, berandai-andai jika ada sesuatu yang dapat ia tukar dengan keadaan dia akan melakukannya.

Bima ingin menukarkan nasibnya, kembali pada Kara dan menjadi satu-satunya yang memiliki Kara.

Foto Kara yang masih terpajang rapi dimeja, dia masukkan ke dalam laci. Dia harus mengubur perasaannya pada Kara. Tapi usaha itu sia-sia, dihatinya hanya terisi Askara.

Keesokan paginya, Bima mulai mengemasi barang-barangnya ke dalam koper. Satu yang tidak akan tertinggal, foto Askara.

Sorenya, Bima datang ketaman itu. Taman dimana dia bertemu Askara untuk pertama kali dan taman yang menjadu janji bahwa Bima akan kembali bertemu dengan Kara.

"Gue titip Askara ya. Gue pergi gak akan lama, kalo dia sedih disini lo minta angin aja buat sejukin hati Kara. Tapi gue harap dia gak akan sedih lagi setelah ini." Bima meracau pada rumput yang berada dibawah kakinya.

Bima menyandarkan dirinya pada pohin rindang. Menatap pada langit-langit yang mulai memudarkan warna birunya, digantikan senja dengan warna cantik khas yang dimilikinya.

"Gue bakal lakuin apapun Ra buat bikin lo bahagia"

-(#)-

Paginya Bima sudah siap dengan semua barang miliknya yang akan dia bawa ke Berlin.

Sebelumnya, Kara sudah membuat janji akan bertemu dengan Bima di Bandara. 5 jam lagi pesawat Bima akan berangkat, Bima memilih untuk ke toko bunga dan membeli beberapa coklat untuk Kara sebelum mereka berpisah.

"Ke minimarket depan dulu, baru ke toko bunga!" perintah Bima pada asistennya.

"Baik Bos!" seru Asisten Bima

Setelah di minimarket, kini Bima sudah berada ditoko bunga. Lihat deretan bunga yang cantik dan penuh makna ini.

Sebuah senyum terukir diwajah Bima melihat sepasang kekasih sedang berduaan memilih bucket bunga.

"Ada yang bisa dibantu Kak?"

Seorang pekerja toko itu menghampiri Bima, wanita dengan penampilan sederhana yang menjadi pelayan toko.

"Saya mau buket bunga, bunga asli ya. Kasih kombinas warna biru sama putih"

"Baik, mau dianter atau ditunggu Kak?"

"Saya tunggu. Sekarang!"

"Baik, silakan duduk dulu. Buketnya akan kami siapkan." ujar pekerja toko tersebut.

Setelah menunggu selama 20menit, pekerja toko keluar membawa buket bunga dengan kombinasi warna biru dan putih.

"Silakan Kak, ini pesanannya." pekerja toko tersebut memberikan buket tadi pada Bima.

Best Of Name (END)Where stories live. Discover now