Chp 44. Keterbukaan

333 12 0
                                    

こんにちは

幸せな読書

Selamat Membaca

Plakk

Tamparan keras yang terasa panas di pipi Endra. Tamparan tersebut datang dari tangan Faiz yang berada dihadapannya

"Udah gila lo ya! Istri lo lagi hamil lo biarin pergi sendiri hujan-hujanan sampe pingsan dijalan! Lo kalo udah gak bisa jagain Kara bilang sama gue! Kembaliin dia ke Ayah Bunda, setidaknya mereka lebih sayang sama Kara!"

Emosi Faiz menggebu-gebu. Gerakan nafasnya tidak beraturan, dia bahkan menampar Endra tanpa ampun.

"M-Maafin gue Iz, gue gatau kalo Kara pergi keluar"

Endra yang tadi pagi terbangun dari tidurnya terkejut melihat pesan dari Faiz. Tapi na'as nya, dia mendapat tamparan sambutan dari Kakak iparnya.

"Gimana bisa lo gatau, dia itu istri lo Ndra. Ya minimal lo tau lah kegiatan dia setiap hari! Gue gak habis pikir sama lo, ternyata gue salah dukung lo buat nikah sama adek gue!!"

Deg

Kata-kata Faiz cukup menyakitkan bagi Endra. Sungguh kata yang tak terbayangkan oleh otak Endra, bahkan Faiz yang merupakan sahabat Endrapun tidak mendukungnya.

"Maafin gue Iz, gue udah lalai jagain Kara"

"Lo mending minta maaf sama Kara, dia didalem. Ada Bima disana"

Bima? Nama itu terdengar kembali. Bagaimana bisa ada Bima disini?

"Ada Bima?"

"Ya, Bima yang nolongin Kara waktu pingsan di halte"

Endra mengangguk dan segera masuk ke ruangan Kara. Endra melihat sepasang mata lelaki yang menatap dalam pada istrinya yang terlelap.

"Lo ngapain kesini?" tanya Endra.

"Gue jagain Kara, lo lihat sendirikan akibat kelalaian lo Kara celaka. Kandungannya kemarin dalam keadaan bahaya, beruntungnya gue bisa bawa dia kesini dengan cepat"

"M-Makasih Bim" ucap Endra ragu

"Jadi, kapan lo bisa lepasin Kara buat gue?" tanya Bima yang masih menatap Kara

"Gak, gue gak akan lepasin Kara. Gue udah tau semuanya tentang lo dan Kara"

"Lo gak tau apa-apa. Lo cuma pengganggu hubungan gue sama Kara"

"Bukan gue,tapi Lo Bim. Kara udah minta lo buat jauhin dia,tapi lo keras kepala"

"Kalo gue jauhin dia, emang lo sanggup jaga dia. Bahkan Kara hamil anak lo aja dia bisa pingsan di jalan. Lo gak becus, dasar pengecut!"

"Emm," Kara terbangun mendengar suara gaduh Endra dan Bima

"Askara," Ujar Bima

"Anta?"

"Iya, ini gue Anta"

Endra hanya terdiam melihat istrinya bersama Bima

"Endra mana?" tanya Kara

"Disana. Lo mau ketemu dia?"

"Tolong ya kasi gue ruang sama Endra" jawab Kara sambil tersenyum

Bima mengangguk dan tersenyum, dia akhirnya keluar ruangan.

"Ndra?"

"Iya sayang?" Endra mendekat dan duduk di samping Kara

"Maaf ya kemarin gue pergi gak bilang sama lo"

Best Of Name (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon