Chapter 39

18K 2.7K 86
                                    

"Hei, berhenti kau!!!"

"Awas saja kau gadis kecil, beraninya kau kabur!"

Felicha terus berlari tanpa memedulikan teriakan keduanya yang terdengar cukup dari kejauhan itu. Yap, benar. Dia kabur. Felicha kabur sewaktu berpura-pura ingin buang air kecil tadi. Tanpa tahu arah, gadis itu langsung kabur setelah lepas dari pandangan kedua penculik jahat itu.

Dan kini dia ketahuan kabur karena lama tidak kembali. Kedua penculik itu meneriakinya hingga suara mereka seakan bergema di seluruh penjuru hutan. Namun Felicha tal memedulikan teriakan mereka itu. Dia terus berlari tanpa tahu arah.

Felicha juga tidak mempertimbangkan apakah dia akan bertemu hewan buas atau tidak. Secarakan, hutan ini bukan hutan kecil namun hutan yang memisahkan dua kerajaan, tentu saja itu hutan yang cukup besar nan luas.

"Icha tidak tahu apalah Icha akan selamat atau tidak," gumam Felicha getir.

"Apakah Icha akan mati lagi kali ini?" lanjutnya masih bergumam sendiri.

Kehidupan sebelumnya, Felicha sudah pernah merasakan yang namanya 'mati' karena tersedak permen. Kali ini, apakah dia akan 'mati' lagi entah karena dimakan bianatang bias atau dipersembahkan kepada Tuan kedua penculik berjubah hitam itu?

"Semoga ada yang menolong Icha, Icha mohon...," harapnya sembari terus berlari tanpa henti.

Kpak!

Kpak!

Kpak!

Grap!

"Ah, tolong Icha!"

Felicha merasa tubuhnya tiba-tiba tercengkram sesuatu lalu terangkat ke atas. Ah, dia melihat sebuah cakar besar yang mencengkram tubuhnya. Membawanya terbang entah kemana. Belum juga terbang jauh, tiba-tiba Felicha merasa cakar itu akan melepas tubuhnya. Dan...

Bruk!

"Hahaha, kena kau gadis kecil!" suara Nox kembali terdengar.

Ternyata yang mencengkeramnya tadi adalah Vic. Ketika bertransformasi, orang itu akan berubah menjadi seekor elang besar. Wow, lebih impresif ternyata!

Tetapi Felicha disini bukan untuk mengagumi elang itu, dia harus ingat bahwa dia telah ditangkap kembali olehnya. Entah hal buruk apa yang menantinya setelah ini karena aksi kaburnya. Felicha berharap mereka tidak akan membunuhnya secara sadis terlebih dulu sebelum sampai di tempat tujuan yang Felicha tidak tahu dimana itu.

"Ingatkan kalau kau kabur maka kau akan tahu akibatnya!" ujar Nox.

"Disini aku akan memasukkanmu ke dalam karung yang kusiapkan! Hahaha!" lanjut lelaki kekar itu sembari memperlihatkan karung goninya yang besar, jangan lupakan tawa jahatnya.

Felicha berusaha berdiri hendak berlari lagi. Tapi tubuhnya masih cukup sakit karena dijatuhkan dari ketinggian tadi. Meski tak setinggi beratus meter, tetapi setidaknya cukup tinggi dan sakitlah rasanya untuk dirinya yang hanya seorang anak kecil jika jatuh.

"Ja-jangan masukkan Icha dalam karung, nanti kalau Icha gak bisa napas lalu mati bagaimana, Paman?" Felicha mencari alasan agar tak dimasukkan karung yang sempit itu. Walau terlihat besar, namun jika dimasukkan manusia ke dalamnya tetap saja akan menjadi sesak dan sempitkan.

Nox menyeringai tak peduli. "Aku tak peduli hidup matimu, gadis kecil!"

"Tapi kalau Icha mati apa Icha masih bisa dijadikan santapan 'Tuan'-nya Paman itu?" tanya Felicha mencari alasan.

Nox terdiam tampak berpikir sejenak. "Benar juga kau gadis kecil!"

Belum sempat menghela nafas lega, Felicha mendengar lanjutan perkataan Nox itu. "Aku akan menyisakan lubang untukmu agar kau tetap bisa bernafas."

My Cutiepie Little LadyWhere stories live. Discover now