Chapter 20

23.2K 3.2K 41
                                    

Usai melihat lokasi untuk toko barunya, Felicha kini diajak oleh Fiona untuk membeli gaun. Sekalian berada dipasar, katanya. Calvin hanya bisa menuruti kemauan adik-adiknya.

"Wah, gaun ini indah sekali!" ujar Felicha terpesona dengan gaun berwarna pink dengan pita-pita yang nampak seperti permen.

Norak sekali!

Batin Fiona melihat gaun yang dipuji Felicha hanya bisa memutar mata dengan penuh ejeken tersamar.

"Beli saja kalo suka!" saran Calvin yang kali ini mengikuti mereka ke dalam. Biasanya lelaki itu sangat tak suka menunggu apalagi mengikuti orang berbelanja.

"Iya, benar juga!" Felicha mengangguk berbinar.

"Madam, berapa gaun ini?" tanya Felicha pada penjualnya.

Sang penjual menyebutkan harga. Raut Fekicha tiba-tiba berubah. Kali ini dia tak membawa uang sebanyak itu. Apalagi kan niatnya kan bukan berbelanja tetapi untuk melihat lokasi toko.

"Ah, tidak jadi deh...," keluh Felicha sedih.

Calvin yang melihat Felicha mengembalikan gaunnya ke tempat semula mengernyit heran.

"Kenapa dikembalikan?" tanya lelaki itu perhatian.

"A-aku tidak membawa uang banyak," cicit Felicha pelan sembari menahan rasa malunya. Gadis itu menunduk sembari memainkan jari tangannya gugup.

Calvin yang melihat itu menghela nafas. "Belilah! Tidak apa-apa. Akan kubelikan."

Felicha yang semula menunduk tiba-tiba mengangkat kepala berbinar. "Benarkah?"

Calvin yang melihat raut gembiranya entah kenapa juga ikut merasa senang. "Iya."

Tanpa mereka sadari, seorang oelayan mendekati gaun yang Felicha bawa tadi. Seakan melihat-lihat rupa gaun, pelayan itu menyelipkan gunting. Menggunting dengan pelan sembari menengok sekitar dengan khawatir. Mengetahui tak ada yang melihatnya, pelayan itu bernafas lega dan segera pergi dari sana seolah hanya mmelihat-lihat gaun. Akhirnya, dia menyelesaikan tugasnya.

Felicha yang tak menyadari itu kembali menuju letak gaun yang disukainya tadi. Ketika Felicha memegangnya gaun itu tiba-tiba rusak. Robekan gaun luluh lantak terjatuh ke lantai.

Hah!

Semua pengunjung yang ada di toko memandang Felicha dengan tatapan yang sulit diartikan namun jelas seolah menyalahkan.

Kenapa gaunnya bisa rusak?

Ah, gadis kecil itu merusakkan gaun!

Aku tak menyangka gadis itu bisa merusak gaun di toko ini.

Sayang sekali gaun sebagus itu dirusak.

"A-aku tidak merusaknya," gumam Felicha ketakutan.

Disisi lain, seorang gadis menyaksikan semua itu dengan seringai puas. Siapa lagi kalau bukan Fiona.

Calvin yang mengetahui itu juga sontak medatangi Felicha. Felicha menuunduk seolah siap dimarahi. "Kenapa bisa rusak?!"

"Iya, Saudari. Kenapa gaun itu bisa rusak setelah kau pegang?" tanya Fiona menimpali dengan nada pura-pura cemas.

"Apa kau merusakkan gaun itu?" lanjutnya mengintrerogasi membuat para pengunjung juga ingin tahu jawabannya.

"A-aku tidak tahu! Aku tidak merusakkannya!" cicit Felicha merasa takut meski dirinya tak bersalah.

"Aku tidak menyalahkanmu. Aku tahu tadi gaun itu baik-baik saja ketika kau kembalikan."

Felicha sontak mengangkat kepalanya menatap Calvin dengan berbinar. "Benarkah?! Kakak percaya padaku?"

My Cutiepie Little LadyWhere stories live. Discover now