Chapter 36

20.1K 2.7K 23
                                    

Alister telah mencari ke penjuru kediaman tapi tidak menemukan Felicha. Lelaki itu juga bertanya kepada seluruh pengawal apakah ada yang melihat kemana perginya Felicha, tetapi tidak ada yang mendapati bertemu Felicha sama sekali.

Swsztt!

Blaarrr!

"Mengapa kalian semua tidak ada yang becus?!"

"Jika begini, bagaimana jika ada penyusup yang masuk?! Apakah kalian akan diam begitu saja?!"

Alister yang marah melempar sihir apinya menyebabkan kebakaran cukup besar di sana. Para pengawal dan ksatria hanya bisa terdiam tak berkutik. Mereka memang salah. Mereka menyadari bahwa perhatian mereka kurang pada sekitar.

"Cari Nona Muda Kedua kalian di seluruh penjuru kota, bahkan hutan jangan terlewatkan sekalipun!" tutah Alister tanpa terbantahkan.

"Siap, laksanakan!" jawab para pengawal dan ksatria serentak.

Ketika mendapat laporan ditemukan jejak pertempuran pengguna api di hutan belakang, Alister segera menuju ke lokasi. Lokasi yang dimaksud adalah tempat terjadinya pertempuran antara Felicha dan kawanan ular. Bahkan bau daging ular yang terbakar pun masih ada.

Alister berjongkok lalu mengambil sebagian nyala api yang masih menyala dan mengendusnya. Dia mencoba merasakan siapa pemilik mana tersebut apakah itu benar milik adik kecilnya. Yap, aura sihir seseorang bisa dirasakan oleh seorang dengan sihir yang tinggi. Bahkan beberapa orang dapat menyembunyikan aura sihirnya.

"Benar, ini milik Icha!" seru lelaki itu sontak merasakan kecemasan mendalam.

Alister segera berdiri. Lelaki itu melihat sekeliling yang mana masih ada banyak sisa ular yang bersembunyi.

Crashhh!

Bwwwrrr!

Lelaki itu dengan amarahnya langsung membakar sekitar area itu, tepatnya tempat persembunyian ular itu berada. Menimbulkan kebakaran hutan kecil hanya di area yang di batasi Alister tentunya. Yap, lelaki itu sudah pandai menggunakan serta memanipulasi elemen apinya. Jadi, tidak perlu khawatir akan terjadi kebakaran hutan besar-besaran secara tidak sengaja.

"Musnahkan semua ular ini! Berani sekali mereka menyerang adikku!" ujarnya dengan penuh amarah.

"Cepat, cari ke seluruh penjuru hutan!" lanjutnya memerintahkan semua yang ada disana dengan suara keras penuh tekanan.

Alister juga menarik pasukannya yang melakukan pencarian di kota dan mengalihkan mereka semua ke hutan.

Lelaki itu memandang lebatnya hutan. "Kakak akan menemukan Icha bagaimanapun caranya!"

"Lapor Tuan Muda, terdapat bekas pertarungan antara sihir api dengan sihir tanah, tetapi anehnya tanah itu berwarna kehitaman," ujar salah seorang ksatria menggunakan telepatinya.

"Tanah hitam?" ulang Alister dengan kening mengerut.

Alister tanpa menunda waktu segera menuju lokasi. Lokasi itu tidak terlalu jauh dari kawanan ular sebelumnya. Hanya saja, jalanan cukup berbatu tetapi tidak ada kesulitan untuk melewatinya.

Jejak pertempuran kali ini lebih sengit dari sebelumnya. Seusai memindai bara api yang tersisa, Alister yakin ini elemen adiknya. Dengan amarah, lelaki itu segera memeriksa aura dari sihir elemen tanah hitam. Tetapi nihil. Tidak ada aura yang ditemukan. Terlalu sulit di deteksi. Alister yakin orang ini pasti pandai menyembunyikan aura sihir mereka.

"Sial!" umpat lelaki itu geram.

Alister mengusap kepalanya kasar. Tangannya tertangkup di wajah. Lelaki itu kali ini tak bisa menyembunyikan raut cemasnya. Dia tak tahu bagaimana keadaan adiknya. Apakah dia baik-baik saja atau terluka parah akibat pertarungan?

My Cutiepie Little LadyWhere stories live. Discover now