Chapter 11

27.7K 3.9K 21
                                    

Suasana ramai jalanan dipenuhi pejalan kaki. Lampion-lampion terang di sepanjang jalan terlihat sangat indah. Tak lupa kios-kios kecil pedagang yang dipenuhi orang menambah kemeriahan festival tahun baru.

"Jangan berlarian, Icha!"

Felicha yang berlarian dengan bingung kesana kemari merasa banyak tepat yang ingin dituju dalam pikirannya. Dia tak tahu harus ke arah kanan atau ke kiri. Semua kios jalanan nampak menjajakan kue-kue lezat. Dia mengalami kebingungan.

Suara Cydney yang menegurnya membuatnya berhenti. Felicha melihat kakak-kakaknya beserta Fiona masih tertinggal di belakang. Alister terlihat dingin dan kaku. Calvin dan Cydney tampak cukup santai. Fiona seperti putri kecil yang dikawal pelayan pribadinya.

Ah, sepertinya dia sendiri yang tampak seperti gadis liar!

Betapa memalukan!

Tapi tidak peduli betapa memalukannya, Felicha tidak bisa menghiraukan indra penciumannya yang sudah terkontaminasi berbagai bau makanan lezat. Dia tidak sabar memakan semuanya!

Felicha mendatangi kios yang menjual kue bunga yang berwarna-warni. Dia merogoh saku gaunnya lalu membayar kue dengan uang sakunya sendiri. Begitu selesai, dia mencicipi kuenya. Tak bisa dia tak menggumamkan kalimat, "Hmm, enaak!"

Masih dengan mulut penuh makanan, Icha menghampiri kios kue di sampingnya. Kios samping menjual kue cokelat. Meski bentuknya hanya bulat dan persegi Icha sudah sangat gembira. Yang penting rasanya, bukan?

Alister yang melihat itu hanya bisa menghela nafas dengan gelengan kepala. Tanpa sadar lelaki itu juga menaikkan sudut bibirnya melihat tingkah adiknya. Ah, lelaki itu tak sadar ya kalau dirinya semakin banyak tersenyum, meski singkat.

Cydney juga gemas dengan tingkah adiknya. Tetapi Calvin yang disampingnya mengeluarkan kalimat ejekan, "Dasar, rakus sekali!"

Fiona tak bisa menahan tawa mengejek mendengar seruan kakaknya. Dia bahkan sampai mengeluarkan suara tawa kecil. Alister yang berdiri agak jauh di belakangnya berdehem keras, menatapnya tak suka. Fiona diam tak berkutik setelahnya.

"Biarkan saja!" ujar Alister yang jelas ditujukan keada Calvin.

Mendengar itu, Calvin mencebikkan bibir kesal.

Felicha yang tak mendengar pembicaraan mereka masih melanjutkan ekspedisi kulinernya. Yang lain lebih suka menikmati tarian-tarian untuk menyambut tahun baru. Kebetulan tarian itu digelar di tengah jalan yang luas. Agar bisa dilihat jelas oleh para pengunjung.

"Salam Nona Fiona, Nona Cydney,Tuan Muda Calvin, Tuan Muda Alister." Sebuah suara datang menyambut mereka—kecuali Felicha yang masih berada di kios.

Mereka serentak menoleh —kecuali Alister yang lambat menoleh karena mengamati Felicha— dan melihat sosok lelaki jangkung yang tampan dengan ramput pirang dan iris mata abu-abu mempesona melangkah mendekati mereka.

Mereka segera menjawab salam, "Salam, Tuan Muda Darrel."

Sedang Alister menjawab, "Salam, Tuan Muda Cartwright."

"Senang rasanya bisa menikmati Festival tahun baru," kata Darrel.

"Ya, benar sekali Anda." Calvin menjawab.

"Kenapa Anda bisa disini?" tanya Fiona bersemangat.

Darrel menjawab dengan tersenyum, "Saya kebetulan sedang ada urusan di daerah Andmount, dan kebetulan mampir disini."

Felicha yang kembali dari ekspedisi membeli kuenya mendapati seorang anak lelaki yang beberapa tahun lebih tua darinya sedang berbincang dengan kakak-kakaknya dan Fiona.

Kenapa warna mata dan rambut itu tampak familiar?

Tapi dimana Icha melihatnya?

Melihat Felicha mendekat, Darrel mengalihkan tatapan padanya. Lelaki itu mengangkat alis. Teringat kalau putri kandung baron telah ditemukan. Dia hanya bisa berkata dengan ekspresi agak terkejut, "Ah, ini...?"

"Oh, ini adalah saudari Felicha, anak ayah yang baru ditemukan. Felicha Helyna de Arathorn." Fiona menjawab dengan gambira. Tangannya berinisiatif memegang lengan Felicha. Membuat mereka berdua seakan saudari yang baik satu sama lain.

Calvin tak peduli melihat itu seakan hal biasa. Cydney hanya mengangkat alis. Sedang Alister menyipitkan mata entah apa yang ada dipikirannya.

Felicha segera menyentakkan diri. Tak ingin berpura-pura menjadi saudari baik dengan Fiona.

Meski sedikit malu, Fiona masih dengan wajah ceria memperkenalkan Darrel kepada Felicha. "Saudari Felicha, ini Tuan Muda Darrel dari keluarga Marquess Cartwright."

Felicha memandang Darrel, lelaki jangkung berambut pirang dan iris abu yang dalam deskripsinya berusia 15 tahun, sama dengan usia Calvin dan Cydeny. Gadis itu hanya menatapnya aneh. Yang lain melihatnya seolah tak menyukai pihak lain. Fiona senang mengetahui Icha yang tidak menghormati Darrel. Itu bagus. Pasti perilakunya meruntuhkan minat pihak lain terhadapnya.

Felicha benar-benar tak menyukai Darrel. Dia yang hanya gadis polos berusia sepuluh mana terlalu mengerti cara menyembunyikan pikiran. Gadis itu memang terlalu lugas dalam beberapa tempat.

Pikiran Felicha saat ini terputar kembali pada narasi tentang Darrel dalam novelnya. Sosok Darrel digambarkan sebagai lelaki jangkung tampan penuh pesona. Sebagi teman prtagonis wanita, tentu saja dia meyukai kelembutan dan keanggunan yang ditunjukkan Fiona. Lelaki itu juga mengetahui tentang Felicha, anak kandung baron yang pernah menjadi gelandangan. Dia merasa agak jijik bahkan jika dia pernah menolong pihak lain.

Hanya saja, di usianya yang sudah cukup matang untuk mencari istri, dia dijodohkan dengan Felicha-yang mana adalah anak kandung baron. Hatinya tentu saja menolak. Dia lebih ingin bersama Fiona karena kesannya tentang Fiona sangatlah baik. Tetapi saat itu ayahnya-Marquis Cartwright-tidak menyetujui pikirannya. Meski Fiona terlihat begitu baik, gadis itu hanya anak angkat. Statusnya tentu saja berbeda.

Namun, semua hal berubah ketika Fiona menjadi pemenang sepuluh besar dalam pertarungan akbar lima tahunan yang diadakan akademi kerajaan. Meskipun hanya sepuluh besar, bagi Fiona —yang berjenis kelamin perempuan— itu sudah merupakan hal yang luar biasa di mata orang lain.

Dari itu juga, Marquis mengetahui kalau Felicha tidak terlalu dipedulikan kelarga. Dan Fiona yang luar biasa menjadi pusat perhatian, tentu Marquis segera menyetujui pemikiran putranya dulu dan menyuruh anaknya membatalkan pertunangan dengan Felicha. Menggantikannya menjadi Fiona. Begitulah sejarah panjang pertunangan Felicha yang batal.

Jadi, saat ini Felicha memandang Darrel yang terlihat lembut—tapi ternyata sangat perhitungan.

"Felicha, cepat beri salam!" Calvin berbisik cukup keras karena langkahnya agak jauh dari Felicha.

Felicha yang mendengar bisikan—bahkan dapat dikatakan teriakan— itu memalingkan muka tak senang. "Huh!"

"Fe-li-cha!" geram Calvin sekali lagi.

Felicha masih memalingkan muka dengan buruk. Gadis itu malah asyik memandang meriahnya festival tahun baru tak luput juga kios-kios yang menjajakan aneka ragam kue. Benar-benar sepenuhnya mengabaikan geraman Calvin.

Alister yang sedari tadi diam namun perhatiannya tak pernah terlepas dari Felicha akhirnya berbicara, "Cukup Calvin, jangan paksa."

Dia lalu mengalihkan pandangnya pada Darrel. Seandainya bukan karena status Darrel yang lebih tinggi, Alister mungkin akan mengabaikannya juga. "Maafkan tingkah adik saya, Tuan Muda Cartwright. Dia masih belum terbiasa dengan tata krama bangsawan."

Darrel tersenyum lembut. Dia memandang Felicha singkat lalu mengalihkan pandangannya lagi pada Alister dkk, "Iya, tidak apa-apa. Saya mengerti."

*****

My Cutiepie Little LadyWhere stories live. Discover now