Tercipta untuk Keadaan tak Baik

242 15 2
                                    

Hakikatnya sebuah hubungan tercipta bukan untuk saling menyakitkan. Namun ketahuilah, ini terjadi bukan karena keinginan dari diri kita masing-masing. Ini cara Tuhan mempertemukan kita dengan keadaan yang tidak baik-baik saja.

Agar kita bisa saling menguatkan.

🍁🍁🍁

Perlahan mata yang sebelumnya tertutup rapat terbuka. Menyadari langkah kaki yang mulai menjauh dari tempatnya tidur. Masih terasa pergerakan yang membawa kehangatan, perlahan menyelimuti tubuhnya.

Sejenak dia menikmati posisinya dengan pikiran kosong. Entah keputusan apa yang harus diambil olehnya selanjutnya.

Sebenarnya beberapa hari terakhir beban pikirannya semakin menumpuk dan butuh tempat untuk menyalurkan. Ingin bercerita kepada mamanya, itu tidak mungkin. Apalagi mamanya yang cara berpikirnya tidak mudah percaya. Pasti akan sulit usaha dirinya untuk meyakinkan mamanya.

Ke Jessy juga tidak mungkin, anak itu mulutnya bagai ember yang bocornya di mana-mana. Itulah yang membuatnya tak betah di rumah beberapa hari terakhir. Sebab, jika dia sudah berdiam diri di rumah, akan memaksa otaknya untuk terus berpikir keras.

Satu hal yang belum bisa dia lakukan sejauh dia berpikir. Bagaimana caranya dia menjelaskan semua ini kepada wanita yang sedang melakukan pekerjaannya di dapur. Melihat wanita itu yang begitu telaten mengerjakan pekerjaan di dapur mengingat waktu yang semakin malam, membuatnya semakin tak tega. Sebenarnya bukan ini yang dia minta dari wanita itu. Hanya saja, ini cara satu-satunya agar wanita itu mau berada di sisinya.

Semakin lama menunda, akan semakinlama pula kesalahpahaman ini terus terjadi. Mungkin ini waktu yang tepat.

Dia menyerahkan Amplop putih dari rumah sakit kepada Aina yang sudah duduk di depannya. Seperti yang dia khawatirkan, raut wajah Aina langsung berubah. Matanya berkaca-kaca dan menatapnya tak percaya.

“Apa maksudnya ini?”

Inilah yang menjadi bebannya beberapa hari terakhir. Bagaimana caranya dia menjelaskan agar wanita itu mampu menerima kenyataan dengan baik.

Dia berdiri, berjalan mendekati Aina lalu bersimpuh di depan wanita itu. Meski ragu dia tetap mengeluarkan kotak kecil dari dalam sakunya. Aina menerima benda itu dengan mata yang terbelalak, mulutnya mengangah tak percaya.

“Dzakka itu putraku. Dan, aku adalah ayah biologisnya.”

“Tidak-tidak mungkin.”

Azlan menunduk merasa bersalah. Dia paham pasti Aina sekarang sedang merasa sulit untuk menerima kabar darinya.

“Tanggal empat Juli tahun 2018, di kamar dua belas Hotel XX.” Nafas Azlan tercekat di tenggorokannya, berat rasanya harusmengakui semua ini. “Maaf ... maaf ... maaf.” Suara Azlan semakin lirih saratakan penyesalan. Bagaimana bisa dia berbuat bejat hingga sampai sedemikian rupa, menghancurkan harga diri seorang wanita. Bukan untuk yang pertama kali,tetapi ini untuk yang kedua kali. Dia telah melakukan kehinaan.

“Mas, jelaskan semuanya. Apa maksud semua ini? Bagaimana tes DNA ini bisa menunjukkan Dzakka adalah putra Mas, sedangkan kita selama menikah belum pernah ....” Dia memalingkan muka. “Lalu, dari mana Mas dapat antingku yang sebelah? Anting ini Kak Jovan memesannya secara khusus dan sudah lama hilang. Mas, cepat jelaskan! Jangan buat aku menduga Mas yang tidak-tidak,” ucap Aina sambil mengguncangkan tubuh Azlan yang masih setia menyembunyikan wajah darinya.

Insecure TerinfrastrukturWhere stories live. Discover now