Tentang Kenangannya

189 15 0
                                    

Tidak ada kabar bukan berarti berhenti mencintai.

Rindu ini masih terus menyemai, mengalir di setiap doa yang tidak kau sadari.

Biar aku yang selalu mengenang dirimu di dalam kesendirianku.


***

Kamu dan segala kenangan
Menyatu dalam waktu yang berjalan
Dan aku kini sendirian
Menatap dirimu hanya bayangan

Tak ada yang lebih pedih
Daripada kehilangan dirimu
Cintaku tak mungkin beralih
Sampai mati hanya cinta padamu 

Walau masih bisa senyum
Namun tak selepas dulu
Kini aku kesepian

Tiba-tiba musik berhenti dan berganti dengan musik dj coplo

Sesok prei
Sesok prei
Sesok prei
...

Hanya itu liriknya, dua kata yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘besok libur’. Membuat sang tersangka yang seorang wanita berhijab coklat tertawa puas, karena berhasil membuat dua orang langsung kesal padanya. Gara-gara lagu yang mereka hayati seketika berubah haluan, ingin membuat mereka jingkrak-jingkrak di tempat saking kesalnya.

“Lita! MasyaAllah Lit, dosa loh bikin orang kesel.”

“Padahal kita yang menghayati ya, Kang. Sudah ngalah-ngalahin yang nyanyi, eh! Malah dimatiin.”

“Atiku langsung remuk rasane.”

Lita hanya menyengir tanpa merasa berdosa, menanggapi dua pria—kang Anam dan kang Atmo—yang sedang sibuk menata barang di depan meja kasir. Tempatnya berdiri sekarang.

Bukan dia tidak suka dengan lagu yang menjadi lagu favorit kang Atmo. Hanya saja lagu itu mengakibatkan gendang telinganya sakit. Bahkan sakitnya bisa menjalar ke paru-paru yang tiba-tiba jadi sesak, lalu turun ke hati yang ikut terasa nyeri.

Lagunya slow, tetapi imbasnya sangat parah kepada suasana hati yang sampai saat ini belum juga tertata rapi.

Lagu itu mengingatkannya kepada seseorang, yang memiliki sepotong kenangan bersamanya. Hanya sebentar, tetapi jejaknya sulit untuk dihapus.

Kadang dia bertanya, apakah orang itu sama dengannya? Merindukan hadirnya kembali.

Berharap waktu akan berputar kembali pada masa itu. Ingin rasanya tidak melakukan kesalahan yang pernah dia buat, sehingga dia tidak perlu menanggung beban berat seperti ini.

Dihantui rasa bersalah, dirundung penyesalan, dan ditemani rindu di setiap waktu.

Sakit rasanya. Sakitnya melebihi sewaktu dikhianati mantan pacarnya berkali-kali.

Dia sadar dirinya tak akan pernah pantas mengharapkan sosok itu kembali dalam kehidupannya. Sudah cukup besar dia mengecewakan dan membuatnya malu.

Di mana ada seorang istri yang telah hamil terlebih dahulu bersama pria lain. Sungguh memalukan, pasti harga diri pria itu sebagai suami telah tergadaikan olehnya. Dirinya dengan sengaja membuat pria baik hati itu bermandikan kotoran yang menjijikkan.

Sangat tidak bisa dimaafkan perbuatannya.

“Maaf.” Kata itu selalu terucap, tetapi tak pernah berani secara langsung menghadap ke orangnya.

Dia tidak punya nyali, setelah apa yang dia perbuat.

“Acam-ekom.” Suara anak kecil berusia dua tahun berhasil membuyarkan lamunan Lita.

Insecure TerinfrastrukturWhere stories live. Discover now