Kemungkiman Tanpa Kepastian

149 12 0
                                    

Aku seperti orang bodoh

Sulit membedakan antara kebenaran dan kebohongan

Atau

Kamu yang terlalu pintar

Hingga dengan mudahnya membodohiku


🕊🕊🕊


...

“Ini, Mas. Aku nggak tega aja baca ceritanya Kak You. Salah satu aktor di novelnya ini kisahnya mirip sekali sama Mas. Dia juga punya kebiasaan menunggu orang yang dia cintai di taman, bahkan dia juga pernah hujan-hujanan. Demi bisa menemukan keberadaan kekasihnya kembali. Tapi sayang, sampai di akhir cerita dia belum juga menemukan keberadaan kekasihnya. Sampai akhirnya dia menyerah untuk berusaha.”

“Ceritanya bener-bener ngegantung, aku sampai kesel nungguin dia update. Giliran update malah tamat sebelum ceritanya bener-bener selesai. Aku kan, masih penasaran sama nasibnya si pria,” ucap Jessy begitu dramatis.

“Kalau kesel nggak usah baca lagi. Lagi pula mana ada pria bodoh seperti di cerita itu,” ucap Azlan dengan sengaja, tak ingin ada seseorang yang tahu jika perasaannya kini sudah tak karuan lagi.

Sontak hal itu membuat Jessy memukul lengannya dengan keras.

“Sakit, Jes!” keluhnya.

“Salah siapa nyebelin. Mangkanya kalau dengerin orang cerita itu yang bener, jangan setengah-setengah.”

“Ada apa sih, kok, Mama denger-denger dari tadi kalian ini ribut terus. Nggak mau akur padahal udah gede semua," Mama datang dan langsung duduk di samping Jessy.

“Mas ituloh, Ma. Nyebelin.”

“Tukang ngadu,” ejek Azlan, membuat Jessy semakin naik darah.

“Udah-udah! Kalian ini kayak kucing sama tikus aja, nggak bisa kalau akur sebentar,”

“Kayak Tom adn Jerry dong, Ma?” tanya Jessy dengan polosnya.

“Ya, kamu tikusnya terus aku kucingnya.” Azlan menimpali.

“Nggak bisa gitu, Mas. Mas curang, ih! Aku nggak suka.”

“Udah-udah! Malah berantem lagi.” 

Kalau sudah mendapati mama mereka yang berbicara dengan keras. Tak ada yang bisa Azlan dan Jessy lakukan selain diam. Dan, memutuskan untuk tidak memperdebatkan hal sepele lagi. 

Memang capek rasanya kalau Azlan sudah bisa bersikap normal, tak seperti sebelum-sebelumnya yang lebih suka murung. Namun, ya begitu, harus siap meladeni keusilannya. Akan tetapi, Jessy justru tak mempermasalahkan, dia malah bersyukur. Meskipun harus menguras emosi, tetapi itu lebih baik dari pada kakaknya menjadi orang yang suka murung tanpa semangat untuk hidup.

Walaupun sebenarnya belum ada yang berubah pada diri Azlan. Azlan hanya terlalu pintar menyembunyikan perasaannya, sampai-sampai orang-orang terdekatnya tidak ada yang menyadari.

“Pak Pram sakit lagi, Le. Dia sampai harus dilarikan ke rumah sakit lagi,” ucap mama memecah keheningan yang sempat terjadi.

Salah satu alasan kenapa Azlan masih berharap Aina hidup. Selain dia mencintai dan tak mau kehilangan wanita itu, ada juga seseorang yang sakit karena menahan rindu kepada wanita itu. Dan itu, membuatnya tak tega.

Insecure TerinfrastrukturWhere stories live. Discover now