Terulang Kembali dengam Cara yang Berbeda

174 12 0
                                    

Seberapa besar usahaku menolak,

Namamu akan semakin kuat terpahat di relung hati.


Seperti sekarang,

Berbagai cara aku mengelak

Bayanganmu semakin nyata di pelupuk mata.


🍁🍁🍁

“Akui saja semuanya, tak perlu kau tutup-tutupi. Demi popularitasmu kamuna menjual aibmu. Iya, kan?"

Wanita itu melepaskan kaca matanya. Barulah terlihat jelas wajah yang tidak asing baginya.

Tamara? Mau apalagi wanita itu?

Mata Lita membulat sempurna dengan kehadiran salah satu sosok di masa lalunya.

“Aina, Aina. Kamu penipu. Menipu para pembacamu dengan cerita tentangmu yang kamu sengajakan buat tragis. Seolah-olah kamu juga korbannya di sini.

"Woy! Perlu kalian ketahui semuanya! Cerita yang dia tulis itu aibnya sendiri. Dia itu seorang wanita yang melahirkan anak tanpa Bapak. Dalam kondisi hamil dia menipu calon suaminya, parahnya dia tetap melanjutkan menikah dengan pria yang bukan ayah kandung dari anak dalam kandungannya.

“Lihatlah dia memakai kerudung hanya untuk menutupi aibnya! Berpura-pura sudah insaf, padahal kelakuannya nggak jauh beda.”

Lalu di sebuah layar yang terdapat di salah satu sudut ruangan, menampilkan video yang dulu telah berhasil menghancurkan hidupnya. Kini dia harus menerima kembali kemarahan publik. Bedanya kini berasal dari penggemarnya yang telah berubah haluan menjadi musuh. Mereka mencaci-makinya, menghardiknya, dan mengadilinya dengan cercaan-cercaan mereka.

Dia bahkan tidak menyadari, jika kini hanya dirinya yang berdiri di depan semua mata yang menatapnya nyalang. Satu persatu buku yang sebelumnya dia isi dengan tanda tangannya terlempar, lalu tergeletak mengenaskan di bawah kakinya setelah sebelumnya mengenai tubuhnya terlebih dahulu.

Hatinya terasa ditikam sembilu. Sebuah siluet pria yang menjadi cover buku pertamanya di sobek dan berakhir mengenaskan di lantai panggung. Moderator yang sebelumnya sempat berusaha menenangkan keributan yang terjadi, berakhir memilih pergi. Meninggalkannya sendiri lagi seperti dulu.

Dia sendiri di tengah keramaian dan dipandang sebelah mata oleh semua orang.

Sekelebat kejadian itu berputar kembali. Saat Azlan, pria yang dia harapkan dulu bisa melindunginya, malah pergi meninggalkannya di trotoar kampus dengan gerombolan orang yang menghakimi aibnya.

“Wanita murahan!”

“Lont*!”

“Sok suci!”

Teriakan-teriakan itu kembali dia dengar, bahkan lebih parah dari yang sebelumnya. Tangan Lita refleks menutup telinga demi menghalau kata-kata pedas dari para pembully. Dia berteriak dan terduduk di tengah-tengah panggung.

Tenaganya seakan terkuras untuk mendengarkan hinaan-hinaan yang tertuju padanya, dia tak mampu berjalan menjauh dari tempat ini. Untuk bangkit saja sangat sulit baginya.

Dan, yang semakin membuatnya tak terima. Di antara semua cercaan itu, dia melihat Tamara—mantannya Rendy—tertawa puas melihat keterpurukannya.

***


“Mas Azlan, jangan tinggalin aku. Tolong aku.” Kalimat yang sama seperti tiga tahun silam. Saat Lita alias Aina dihakimi di depan kampusnya dulu. Kalimat itu pula, yang refleks dia ucapkan di situasi sekarang. Keberadaan kakaknya pun telah menghilang dari jangkauannya.

Tak ada yang bisa dia lakukan selain menangis dan menyesali perbuatannya dulu. Kini rahasia dan penyamarannya terbongkar di depan publik. Dan, parahnya acara ini langsung tayang disalah satu stasiun televisi swasta.

Keringat dingin mulai membasahi tangannya, mengalir di keningnya, dan membuat basah punggungnya. Tiba-tiba datang seseorang pria langsung merengkuh tubuhnya. Membantunya berjalan keluar dari tempat yang telah berubah menjadi neraka baginya.

Tak tanggung-tanggung, pria itu kini merelakan jaket miliknya untuk menutupi kepala Aina. Aina tersentuh dengan perlakuan pria itu. Di sela-sela langkahnya, dia menyempatkan untuk sekedar mengintip. Demi mengetahui, siapa yang telah berbaik hati menolongnya?

Di bawah topi hitam dan di balik masker berwarna senada, hanya mata yang mampu Aina lihat. Entah kenapa mata itu mengingatkannya kepada seseorang yang pernah dia harapkan pertolongannya. 

Alis tebalnya sama, cara menatapnya yang tajam pun tidak jauh beda. Sama persis. 

Mendadak hatinya berharap, jika dugaannya kali ini benar. Azlan datang sebagai dewa penolongnya.

Kejadian serupa langsung berputar kembali di ingatannya. Waktu di mana dia sedang berlari di bawah jaket levis bersama Azlan, demi menghindari hujan. Kenangan manis disaat hujan, yang terjadi hanya sesaat.

Sial! Hatinya semakin nyilu. Tangisnya pecah detik itu juga, sampai-sampai dia sesenggukan. Dia baru menyadari, kenapa dia terlalu bodoh? Bukankah dengan menjadi Lita hidupnya sudah nyaman, aman, dan tenteram. Lalu mengapa dia malah sengaja membuat masa lalu itu terungkap kembali?

Dia serakah, dia akui itu dan tak akan pernah mengelak. Hanya demi mendapatkan cuan dari menulis, dia sengaja mengumbar aibnya sendiri.

Astagfirullah! Sungguh dia hanya ingin berusaha yang terbaik untuk masa depan anaknya. Menjadi single parent pastilah akan sulit baginya untuk mewujudkan mimpi Dzakka nantinya. Maka dari itu dia ingin mengambil jalan pintas, dengan menjadi salah satu penulis dari sebuah aplikasi online yang menjanjikan.

Tiba di tempat sepi, pria itu meninggalkannya. Buru-buru dia menanggalkan jaket kulit berwarna hitam dari kepalanya. Dan, memanggil pria itu sebelum menjauh pergi.

“Tunggu!” Pria itu berhenti, tetapi tidak menoleh kepadanya. “Terima kasih telah membantuku.” Mas Azlan. 

Nyatanya, nama itu terlalu sulit untuk dia acapkan, setelah apa yang dia perbuat terhadap pemilik nama itu sendiri.

Tanpa menjawab pria itu pergi meninggalkannya. Dan, kini dirinya kembali sendiri lagi. Berteman dengan penyesalan dan kejadian-kejadian yang pernah menimpanya. Semuanya kini berputar kembali dalam ingatannya.

Bersambung ...




Sudah sejauh ini, kalian maunya gimana?

Azlan dan Aina bersatu, atau kita carikan jodoh baru untuk Azlan?

Bagaimana menurut kalian?

Kalau aku sendiri ...

Rahasia 😁

Aku tunggu komentar kalian!

Dan, jangan lupa tinggalkan jejak!

Terima kasih, telah membersamai hingga sejauh ini.


Insecure TerinfrastrukturWhere stories live. Discover now