Twenty Five

28.3K 3.2K 345
                                    

Setelah tiga hari tinggal di rumah kakeknya, akhirnya Falco memutuskan untuk mengunjungi suatu tempat terlebih dahulu sebelum ia kembali ke kotanya. Ia mengunjungi salah satu toko di sebuah mall dan berniat untuk memberikan Rae hadiah mengingat ia jarang memberi gadis itu sebuah benda yang benar.

Sebenarnya ia sudah tidak ada harapan saat Kelvan memberitahunya jika Avellyn masih sama, ia hanya bisa berharap Rae bisa kembali sesaat supaya dia bisa memberikan hadiah yang ingin ia berikan.

Cukup membutuhkan waktu yang lama untuk memilih hadiah yang akan ia berikan, hanya untuk kekasihnya ia seserius ini dalam memilih barang. Setelah selesai Falco tak sengaja menabrak tubuh seorang gadis, membuat barang bawaan gadis itu berserakan dan kaca mata yang ia pakai pecah begitu saja karena terinjak oleh Falco.

"Eh? Sorry gue bener-bener ga sengaja" ujar Falco yang langsung membantu gadis itu untuk membereskan barangnya.

Ia melihat beberapa buku novel yang gadis itu bawa, lalu menyadari kacamata yang pecah "Gue bakal ganti kacamatanya, ikut gue sebentar" ujar Falco setelah menatap wajah gadis itu.

"Serius kak gapapa, lagian ini kecelakaan" ujarnya yang terdengar begitu lembut, namun Falco tetap memaksa dan akhirnya gadis cantik berwajah polos itu mengikuti Falco menuju toko kacamata.

"Pilih, gue yang bayar tagihannya" titah Falco tanpa bantahan membuat gadis itu langsung menurut patuh.

Selesai membayar, gadis itu langsung menahan lengan Falco yang akan segera pergi. Ia merasa jika tidak enak jika ia begitu saja menerima, maka ia menawarkan pemuda tampan itu untuk makan siang bersama.

"Kakak keberatan ga kalo aku traktir kakak makan? Aku beneran ga enak kalo nerima ini gitu aja" ujarnya sambil menunjukkan kacamata yang baru saja dia beli dengan Falco.

Pemuda tampan itu terdiam, menatap wajah gadis itu untuk beberapa saat. Entah kenapa ia merasa tak asing, padahal ia baru saja bertemu dengan gadis itu. Setelah berpikir beberapa saat akhirnya Falco mengangguk dan membiarkan gadis itu membawanya ke sebuah kafe yang tidak jauh dari mall.

"Sebelumnya kenalin kak, namaku Arisha" Falco kembali tertegun, namanya juga terdengar tidak asing.

"Falco" jawab Falco singkat.

"Kak Falco mau pesan apa?"

"Terserah" gadis itu hanya tersenyum lembut lalu memesankan makanan untuk mereka berdua, dalam hatinya ia berharap pemuda di hadapannya itu menyukai makanan yang ia pesan.

"Kakak sebentar lagi lulus atau cuma perasaanku aja? Ah iya, aku sekolah di dekat sini loh" ujar gadis itu mencoba memulai percakapan, ia sebenarnya merasa canggung namun ia merasa tak enak jika harus saling berdiam diri.

"Lo bener, gue bentar lagi lulus. Sekolah lo dekat sini?"

Gadis itu mengangguk, membuat Falco langsung menyadari bahwa gadis itu berasal dari sekolah yang sama dengannya sebelum ia pindah. Mungkin itu alasan mengapa dirinya merasa tidak asing.

"Aku baru pindah tiga bulan lalu" perkataan gadis itu membuat alis Falco mengerut bingung, tiga bulan adalah waktu setelah ia pindah. Berarti saat ia pindah, gadis itu baru juga pindah ke sekolahnya. Mereka belum pernah bertemu, namun mengapa terasa sangat familier.

Sebenarnya perasaan itu tak hanya dialami oleh Falco, namun gadis itu merasakan hal yang sama. Bedanya gadis itu sedikit ketakutan saat berada di dekat Falco.

Pemuda tampan itu tak sengaja teringat buku-buku milik Arisha yang sebelumnya jatuh bertebaran, lalu ia kembali melirik tas gadis itu. Begitu penuh dengan buku novel.

"Lo suka baca novel?"

Yang ditanya langsung mengangguk antusias "Suka banget! Aku baru beli buku-buku ini tadi karena novelku udah abis dibaca semua" jelasnya, jika menyangkut novel maka gadis itu selalu senang dan lupa bahwa ia sedikit takut dengan Falco.

I Became the girlfriend of an Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang