Six

76.5K 9K 755
                                    

Avellyn's pov

Tidak terasa sudah dua minggu aku bersekolah disini, dan sudah dua minggu pula aku mendapat bullyan. Namun bagiku itu masih kecil, karena memang belum terlalu parah. Mereka hanya mengucilkanku dan mengunciku di toilet ataupun gudang yang tidak terpakai.

Jika mengikuti isi novel, besok adalah hari dimana cerita di dalam novel dimulai. Berarti, tokoh utama wanita yang bernama Natalia juga akan pindah ke sekolah lamaku besok. Seharusnya aku sudah aman, karena aku berhasil menjauh dari mereka.

"Eh gue denger anak kelas tiga kedatangan murid baru loh"

"Lah yakin lo? Biasanya kan anak kelas tiga jarang ada murid pindahan"

"Iya, gue juga liat tadi"

Pembicaraan itu masuk kedalam telingaku, aku mengendikan bahu tak peduli. Saat aku mencoba menulikan telingaku untuk fokus membaca, namun pembicaraan para siswi di sekitarku semakin heboh membuatku berdecak kesal.

"Gue denger-denger dia habis di d.o dari sekolah lamanya, jadi bisa pindah kesini"

D.O? Kayak nama suami gue deh.

"Iya, katanya dia bikin masalah terus selama berturut-turut padahal biasanya engga"

"Cowok Mel?"

"Iya cowok, ganteng banget anjir!"

"Anak bandel? Cogan? Fix bakal nyaingin pangeran sekolah kita"

"Gue tadi ngeliat dia! Oleng gue, cakepan dia anjir kemana-mana!"

Dengan tak sabaran aku membanting buku yang ku pegang, berkat mereka aku menjadi tidak fokus membaca. Lagipula, kenapa semua siswi sangat antusias kepada siswa baru itu? Membuatku kesal saja.

"Heh santai aja dong!" ujar seorang siswi yang tadi menggosip sambil menatapku tajam.

Aku segera pura-pura tersenyum canggung "Maaf, aku kaget tadi. Ceritanya bagus banget soalnya!" ujarku dijawab decihan dan tatapan remeh mereka.

"Kalo gini sih sama aja satu sekolahan kurang adab tan" gumamku pelan.

Setelah menimang, aku memilih untuk keluar dari kelas dan membaca buku di tempat yang lebih tenang. Dimana? Tentu saja di tempat dimana aku selalu di bully kemarin, berkat mereka aku sudah menemukan tempat yang cocok untukku.

Namun saat di dalam perjalanan mataku membulat, aku mengerjapkan mataku dengan cepat dan mencoba menggosok mataku dengan keras.

Anjir! Tuh bocah tengil ngapain disini?!

Baru saja aku hendak bersembunyi, namun tatapan kami tiba-tiba bertemu. Langsung saja aku membalikan badanku dan pergi menjauh, setelah cukup jauh aku segera berlari. Karena jika aku tadi langsung berlari, maka ia pasti akan curiga.

Dia ga ngenalin gue kan? Gue aja disebut gembel sama tante masa dia engga?

Pikiranku menjadi tidak tenang, dengan terburu-buru aku kembali ke dalam kelasku. Keinginan membaca dengan tenangku sudah hilang, yang pasti aku ingin cepat-cepat pergi dari sini.

Waktu terasa berlalu begitu lama, hingga akhirnya bel pulang berbunyi membuatku memekik senang dalam hati. Namun baru saja aku hendak melangkah pergi, seseorang meneriakiku.

"Heh cupu! Mau kemana lo?" itu adalah Ceza, siswi paling menyebalkan yang pernah kukenal.

"Sini sini"

Aku segera menghampirinya dengan wajah ketakutan, yang tentu saja hanya pura-pura. Karena sebenarnya, aku ingin sedikit memberi pukulan pada wajah sombongnya.

I Became the girlfriend of an Antagonist [END]Where stories live. Discover now