Two

103K 10.4K 843
                                    

Aku merasa sinar cahaya masuk kedalam mataku, apakah aku sudah berada di surga? Suasana sangat hangat, seolah sinar matahari menerpa tubuhku. Aku mencoba tenang, hingga–

Brukk

"Bangun Avel! Kamu ini udah siang begini masih ngebo!"

Mataku sontak terbuka dan mendapati seorang wanita paruh baya yang sedang berkacak pinggang di hadapanku, wanita berumur itu masih terlihat sangat cantik di umurnya yang tak lagi muda itu. Aku menoleh kearah cahaya itu, ternyata itu hanyalah sinar matahari yang masuk melalui kaca jendela di ruangan itu.

Siapa? batinku.

Namun belum sempat aku berbicara, wanita paruh baya itu berkata "Malah bengong! Pacar kamu nunggu tuh dibawah, udah satu jam! Ga kasian apa?" seperti mendapat hadiah uang kaget, aku membulatkan mataku terkejut.

"Pacar?" ujarku pelan.

Kok gue tiba-tiba punya pacar? Eh, tapi ganteng engga ya?

"Kamu ini masih pagi kenapa tiba-tiba jadi lemot? Cepat mandi dan siap-siap berangkat ke sekolah"

Kepalaku pusing, terlalu sulit untuk memahami situasi. Sebelum wanita paruh baya itu pergi, aku menahan tangannya "Pacarku siapa?" tanyaku dengan wajah polos.

Wanita paruh baya itu memekik gemas "Ya Falco lah! Siapa lagi Avel?? Kamu punya banyak pacar emangnya? Muka pas-pasan gitu udah syukur Falco yang ganteng banget gitu mau sama anak mama yang satu ini" ujarnya membuatku merasakan damage bertubi-tubi.

Pertama, nama itu sangat tak asing. Kedua, nama yang wanita itu panggil untukku juga tak asing. Ketiga, perkataan wanita paruh baya itu membuatku sangat terpukul terpental dan terpelanting.

"I-ini bercanda kan?"

"Bercanda apa sih kamu? Dari tadi ngomongnya gak jelas. Udah ah, mama mau balik masak. Kalo sampai kamu ga turun selama lima belas menit, mama guyur kamu pake air es!" wanita yang sudah berumur itu langsung pergi keluar melalui pintu kamar.

Langsung saja aku mencari cermin dan mendekatinya, benar saja wajahku berubah. Semua yang ada dalam diriku berubah, badan ideal, rambut panjang bergelombang, wajah cantik dan imut. Ini hampir sama dengan deskripsi seorang gadis bernama Avellyn dalam novel yang kubaca!

Dan tadi–adalah Falco yang itu?! Benar-benar Falco yang itu?!

Sebelum menjadi gila karena memikirkan hal ini, lebih baik aku memastikannya sendiri. Dengan langkah seribu aku berlari keluar dari kamar yang sangat asing bagiku, setelah menuruni tangga dan menebak-nebak pintu ruang makan akhirnya aku menemukannya.

Disana seorang pemuda tampan sedang duduk diam sambil memainkan ponselnya, alis tebal yang tegas, bulu mata lentik, bola mata berwarna biru, hidung mancung dengan rahang tegas, dan juga bibir tipis yang membuat lelaki itu sungguh menyilaukan mata.

Aduh silau! batinku sambil mengernyitkan mataku.

"Astaga Avel kenapa kamu malah turun sebelum mandi? Mau mama getok kepala kamu?" ucapan wanita paruh baya yang tak pelan itu membuat pemuda yang sedang duduk diam disana menoleh.

Ia menatap langsung ke mataku, tatapannya tajam dan dingin. Membuat jantungku seolah tertusuk oleh duri tajam, aku segera menggandeng wanita paruh baya yang mengaku sebagai 'Mama' ku menjauh dari sana lalu bertanya.

"Itu yang namanya Falco bu?"

Wanita itu memukul lenganku pelan "Apa sih kamu, ya iya itu Falco masa burung" ujarnya membuatku tak percaya.

"Beneran itu?!" aku kembali memastikan, namun yang ada aku dihadiahi satu pukulan di kepalaku.

Wanita paruh baya itu memukulku dengan centong sayur yang ia pegang "Kerasukan apa sih kamu? Udah sana mandi!" ia mendorongku kembali menuju tangga.

I Became the girlfriend of an Antagonist [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon