Seventeen

31.2K 4.2K 138
                                    

"Jadi gimana, bang?" tanya seorang pemuda yang kini tengah duduk diatas tembok pembatas.

Falco menatap lurus kedepan dengan wajah datarnya, menimang sesuatu hingga akhirnya ia berucap "Pantau dulu, kasih tau semua rencana mereka ke gua" pemuda yang tadi bertanya langsung mengangguk paham.

"Oh iya, si Andre beneran lo turunin jabatan jadi bendahara bang?" Arvi, pemuda itu kembali bertanya yang kini dijawab kekehan oleh Falco.

"Mending gue suruh dia urusin duit dariapada urusin hidup orang terus"

"Hahah bener bang, si Andre emang ribet orangnya padahal bang Heksa juga kalem aja"

Brakk.

Pintu rooftop tiba-tiba terbuka dibarengi dengan seorang pemuda yang sudah menatap kesal ke arah mereka "Dari tangga kedengeran anjir lo pada gibahin gue" ujar Andre yang ikut bergabung dan duduk disamping Arvi-anggota inti Rexton.

Heksa hanya terkekeh lalu duduk di samping Falco "Bro, lo yakin ga mau kasih tau anggota lain kalo ketua nya ganti jadi elo?" ujarnya lalu mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya.

"Ga usah, lagian sementara doang"

Memang, Falco meminta bahwa identitasnya disamarkan hingga hanya anggota inti Rexton saja yang mengetahui bahwa ia adalah ketua geng itu mulai sekarang. Dan Heksa hanya bisa pasrah menuruti keinginan pemuda tampan itu.

Pemuda itu mengangguk lalu menghembuskan asap rokok keluar dari mulutnya "Gue masih bingung tujuan utama lo apa, tapi gue ucapin terimakasih juga sih berkat lo Rexton sekarang mulai bangkit lagi" ujarnya.

Pikirannya melayang pada saat Falco dengan tegas mengubah tatanan geng mereka yang notabene nya para anggota Rexton sulit untuk diatur apalagi dengan membuat peraturan baru, namun Falco bisa membuat mereka tunduk dalam waktu singkat.

"Bang, kemarin gue sama David udah gebukin anak geng Sevior yang buntutin cewek lo" ujar Ferdi, anggota inti lainnya yang berada disana.

Pemuda yang bernama David ikut mengangguk "Cewek lo ada masalah apa sama anak Sevior bang?" tanyanya penasaran.

Mungkin, jika Falco tidak menitah mereka untuk menjaga Avellyn disaat ia tidak ada, gadis itu entah akan diapakan oleh anak anggota Sevior nantinya.

"Gue ga tau, thanks udah jagain cewek gue"

Pikiran Falco kembali teringat pada kejadian di arena balap saat itu, Erga-sang ketua geng Sevior terus menerus menantangnya untuk kembali bertarung di arena balap. Dan ketua dari geng Sevior itu meminta kekasihnya sebagai imbalan untuk bahan taruhan.

Tentu saja Falco menolak, terakhir kali ia menjadikan Avellyn bahan taruhan saja gadis kesayangannya itu sudah menangis. Ia tidak mau membuat gadis itu menangis lagi, karena ia juga tidak suka dengan perasaan marah yang ada di hatinya karena membuat Avellyn menangis.

Bel masuk berbunyi membuat sebagian anggota inti yang sedang berkumpul diatas rooftop sekolah itu dengan malas beranjak kembali ke kelasnya, mereka di titah oleh Falco untuk tidak membolos. Katanya sebagai hukuman karena sudah berani menyentuh barang terlarang.

"Abi mana?" tanya Falco sebelum Andre turun dari sana.

Pemuda itu berbalik "Di kelas, biasa anak nolep" ujarnya lalu memberi tatapan seperti bertanya 'Ada apa?' pada Falco.

"Bawa dia kesini, gua mau ngomong sama dia"

Andre mengangguk paham dan kembali melanjutkan langkahnya untuk turun dari rooftop, Heksa yang memilih membolos bersama Falco kini kebingungan.

"Lo ngapain nanyain si Abi? Wah gue ga nyangka kalo lo-"

"Mau gua jahit mulut lo?" ucapan dingin itu langsung membuat Heksa terdiam sambil tersenyum tanpa dosa.

I Became the girlfriend of an Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang