Twenty One

28.9K 3.6K 245
                                    

Avellyn's pov

Saat ini aku sedang bosan dan mencoret halaman terakhir buku milikku saat pelajaran berlangsung, bangku di sebelahku kosong. Sudah lima hari, entah kemana Lily pergi. Namun ada yang bilang bahwa gadis itu pindah, sedikit aneh.

Berasa di dongengin gue.

Aku menatap malas kearah seorang pria paruh baya yang sedang menerangkan materi, cuaca di luar jendela cukup terik di musim hujan seperti ini. Hingga akhirnya bel istirahat berbunyi, seluruh siswa bersiap pergi setelah guru yang sedang mengajar akhirnya membereskan barangnya dan keluar dari ruangan kelas.

Saat aku pergi berjalan sendirian menuju kantin, aku sempat mendengar beberapa rumor bahwa Lily saat ini tengah berada di rumah sakit. Sebenarnya itu mungkin saja, karena buktinya gadis itu tiba-tiba menghilang dan tak pernah terlihat lagi olehku.

Setelah aku memesan makanan dan duduk di meja kantin, Falco tiba-tiba datang dan menempati dirinya tepat di hadapanku. Wajah tampannya terlihat sangat menyebalkan saat ia tersenyum sambil menatap kearahku.

"Ngapain?" tanyaku singkat.

"Nemenin pacar gue makan"

Aku mendengus "Kemarin ga ada tuh, kemana aja?" mendengar nada kesalku ia malah terkekeh kecil.

"Kemarin gue di rooftop, sama anak-anak yang lain" jawabnya dengan santai.

Oh, iya. Dua hari lalu pemuda di hadapanku ini sudah memberitahuku bahwa ia masuk kedalam sebuah geng bernama Rexton, yang merupakan ciri khas sekolah ini. Saat kutanya alasannya, ia menjawab bahwa ia bosan. Dan ia juga berkata ia hanya menjadi anggota biasa, sepertinya orang itu memang benar-benar gabut.

"Lo ngambek?" lanjutnya bertanya sambil tersenyum senang.

"Engga, ngapain juga gue ngambek"

Aku segera kembali menyantap makananku dengan raut datar, sebisa mungkin tidak risih dengan tatapan Falco yang terus tertuju kearahku.

"Minggu depan ada ujian semester" ujarnya tiba-tiba.

Aku mengangguk membenarkan "Udah tau, terus kenapa?" tanyaku.

"Gue mau ajak lo liburan, bareng gue"

"Gue-"

"H-hai kak"

Dengan reflek aku menolehkan pandanganku kearah seorang siswi yang sudah berdiri di samping meja kami, aku mengerutkan dahi bingung. Namun setelah mengetahui arah pandangan gadis itu, aku paham bahwa ia bukan berbicara padaku. Tapi pada Falco.

Pemuda di hadapanku kini malah diam sambil tetap menatapku dengan senyum konyolnya menungguku untuk melanjutkan perkataanku tadi, seolah gadis yang berada di samping meja kami tidak pernah ada.

"Kak!" panggilku padanya menggunakan embel-embel 'kak' karena sedang berada di muka umum. Bisa-bisa gadis itu mengira aku tidak mempunyai sopan santun pada orang yang lebih tua.

"Hm?"

Goblok, malah ham hem ham hem aja.

"Itu lo diajak ngobrol"

Akhirnya Falco menoleh dengan wajah malas, terlihat sangat menyebalkan di mataku. Aku melanjutkan suapan makananku dan memilih mendengarkan percakapan mereka dalam diam.

"Aku m-mau ngomong sesuatu sama kak Falco" ujarnya.

Sudah dipastikan, ia akan menyatakan pernyataan cinta. Ternyata mereka semua benar-benar mengira aku dan Falco sudah putus, kukira itu hanya gosip.

Karena entah kenapa beberapa hari lalu ada yang bergosip bahwa Lily adalah kekasih baru Falco, dan sekarang mereka berdua putus karena Lily yang pindah ke luar negeri meninggalkan Falco sendiri. Karena gadis itu tidak sanggup menjalani hubungan jarak jauh, katanya juga Lily yang memutuskan hubungannya dengan pemuda di hadapanku ini.

I Became the girlfriend of an Antagonist [END]Where stories live. Discover now