Nine

58.8K 6.2K 157
                                    

Author's pov

Gadis cantik itu kini tengah duduk diatas kasurnya, menatap tajam seorang pemuda yang kini tengah tersenyum menyebalkan. Pemuda itu tiba-tiba saja berada di dalam kamarnya membuat mata gadis itu menyipit, menandakan bahwa ia tidak menerima keberadaan pemuda itu.

"Lo ngapain disini?!" ujarnya, pandangannya masih berpusat pada pemuda itu.

Sebenarnya, tadi ia tengah berbaring santai menikmati harinya yang tenang. Ia dititah untuk tidak masuk sekolah terlebih dahulu saat orangtuanya datang dan mendapati dirinya yang terbaring lemah. Namun semua ketenangan miliknya hilang saat pemuda bernama Falco itu dengan santai tiba-tiba memasuki kamarnya beberapa menit lalu.

"Jengukin bidadari gue" jawab pemuda tampan itu dengan santai.

Avellyn mendengus sebal "Masih jam sepuluh, lo bolos?" matanya meneliti dari atas hingga ujung kaki pemuda itu, seragam putih abu masih terpasang apik di badannya membuat gadis cantik itu tak habis pikir.

Namun, yang dituduh kini menggeleng "Ini gue lagi belajar, berarti ga bolos kan?" Avellyn mengernyit bingung.

"Belajar apaan sampai keluar dari wilayah sekolah kek gitu"

"Belajar menjadi calon suami yang baik buat lo"

Bocah edan! batin Avellyn.

Gadis itu menghirup napas sebanyak-banyaknya lalu menghembuskannya perlahan, setelahnya ia tersenyum teramat manis "Lo bawain apa buat gue, ganteng?" tanyanya membuat senyum Falco turut hadir.

"Bawa badan"

"Anak biadab!"

Avellyn sudah tak bisa menahan emosinya, ia menitah pemuda tampan tersebut untuk mendekatinya dan Falco dengan polosnya menuruti perintah gadis itu. Saat wajahnya sudah dekat dengan Avellyn, gadis itu langsung menjewer telinga Falco dengan kencang membuat pemuda itu meringis kesakitan.

"A-ashh sakit Vel, kamu tega giniin aku?" ujarnya dengan nada yang dibuat menggemaskan.

Namun gadis itu semakin menarik telinganya dengan keras "Jangan alay, gue slepet lo!" setelahnya gadis itu melepaskan jawilan telinganya membuat Falco mendesah lega.

"Gue gapapa dikasarin lo Vel sumpah!"

"Apalagi kalo udah nikah" lanjutnya.

Avellyn berdecih "Mending lo pulang, sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan disini" ujarnya dengan penuh kesabaran.

"Wah hal apaan tuh? Boleh dicoba"

Dengan sekuat tenaga, gadis itu berusaha bangkit dan hendak memberi pukulan pada Falco. Ingat kan? Ia pernah berlatih seni beladiri. Namun sebelum gadis itu benar-benar berdiri tegap, tubuhnya langsung limbung karena badannya masih terasa sangat lemas.

Grep!

Pemuda tampan itu memeluk pinggang ramping Avellyn dengan kedua tangannya, sedangkan gadis itu dengan reflek memegang kedua bahu Falco dengan jantung yang berdegub kencang karena takut terjatuh.

"Kalo mau gue peluk bilang aja sayang"

"Gausah modus gini" lanjutnya dengan seringai khas miliknya.

Ctak!

Satu sentilan lolos di dahi pemuda itu, Avellyn langsung meronta namun Falco tetap tak melepaskan pelukannya. Tiba-tiba pemuda itu mendekap badan mungilnya dengan erat, tangan besarnya mengusap rambut Avellyn dengan lembut.

"Tadi gue khawatir banget sama lo, kenapa ga kabarin gue?" bisiknya pelan membuat Avellyn terdiam.

Pemuda itu melonggarkan pelukannya, tangan kirinya menangkup pipi Avellyn dengan wajah yang serius "Badan lo masih panas" gumamnya.

I Became the girlfriend of an Antagonist [END]Where stories live. Discover now