Seven

72.6K 8.3K 604
                                    

Malam sudah tiba, dan benar saja Falco datang kerumahku dengan wajah tampan menyebalkan miliknya. Ia tahu rumahku karena tadi setelah pulang dari alun-alun kota, ia memaksa untuk mengantarku pulang.

Kayaknya percuma gue pindah.

"Aduh! Perut gue tiba-tiba mules nih Fal" ujarku sambil memegangi perutku, ia terkekeh.

"Lo ternyata ga jago akting"

Pemuda itu langsung mengangkatku seperti karung beras "Tante, saya culik sebentar ya anaknya. Bakal saya jagain kok" ujarnya, dan sial Mama malah tertawa dan menyetujui nya dengan semangat.

"Bawa aja, lagian di rumah juga malah jadi beban"

Wah, aku seperti anak tiri saja. Aku meronta heboh, namun Falco tetap membawaku keluar menuju motornya yang terparkir. Saat sampai, ia langsung mendudukanku di atas jok motornya.

"Kenapa baju lo malah gini sih?"

"Ya terus gue harus pake apa?"

Pemuda itu melepaskan jaketnya lalu memakaikannya pada tubuhku, aku mendengus pelan dan menatapnya dengan tajam. Tetapi pemuda itu seolah tak terganggu dan malah merapihkan rambutku.

"Lo sengaja ya?" ia bertanya, langsung kuberi anggukan.

"Itu lo tau"

Wajahnya sempat terlihat kesal, namun ia kembali tersenyum "Yaudah gapapa, soalnya lo keliatan cantik banget hari ini" ujarnya malah membual.

Ya, aku memang sengaja memakai dress pendek selutut dan berdandan cantik seolah akan pergi dinner di restoran binatang lima. Padahal aku tahu betul kami akan pergi ke arena balap, namun aku ingin saja membuat pemuda itu kesal. Lagian suruh siapa ia memaksaku pergi.

"Tapi lo nanti jangan jauh dari gue"

Gimana ga jauh? Kan nanti lo ikut balapan, ganteng!

Aku hanya mengangguk malas, terlalu kesal padanya. Setelah memakaikan helm padaku, ia langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Tak lama kami sampai di sebuah tempat ramai yang tentunya banyak wanita berpakaian kurang bahan disana, suara motor terdengar sangat berisik di telingaku.

"Fal.." ujarku pelan, mengenggam ujung bajunya dengan sangat erat.

Semua mata tertuju pada kami, termasuk para wanita yang menatap Falco dengan tatapan menggoda. Aku mendengus, untung saja sifat playboy pemuda itu tak ia keluarkan sekarang.

"Kenapa hm?"

"Lo beneran jadiin gue bahan taruhan?"

Pemuda itu mengangguk, membuat peganganku pada ujung bajunya mengerat. Aku tak peduli jika bajunya akan kusut "Kalo lo kalah, gue bakal diapain?" tanyaku semakin risih saat mata para lelaki tertuju padaku.

"Gue ga akan kalah" jawab Falco tenang, matanya menatap tajam ke sekitarnya membuat mereka berhenti menatap kami.

Gue ga bakal diapa-apain kan ini? Emang kurang ajar nih bocah!

Falco membawaku menuju salah satu kumpulan remaja yang sedang berbincang ria, setelah mereka menyadari keberadaan kami langsung saja seorang lelaki menyapa Falco dengan senyum lebar di wajahnya.

"Wih beneran datang lo? Gue kira ga akan datang, lo kan baru pindah hari ini" ujarnya, namun pemuda yang ku pegangi ujung bajunya erat-erat hanya tersenyum tipis.

"Ini siapa?"

Pandangannya beralih kearahku "Pacar gue" ujarnya membuat para lelaki disana antusias dan menggoda kami.

"Fal, lo bakal ninggalin gue disini sendiri? Gue cewek sendiri loh ganteng!"

"Oh? Gue kira lo juga cowok" jawab pemuda itu membuat emosiku meningkat.

I Became the girlfriend of an Antagonist [END]Where stories live. Discover now