Thirteen

34.4K 4.7K 174
                                    

Pagi ini aku sudah siap untuk kembali bersekolah, walaupun badanku masih terasa lemas tapi aku memilih untuk tetap berangkat. Karena dirumah aku hanya akan berdiam diri sendiri, mama memberitahuku akan pulang besok sore.

Dan sekarang karena tidak ada kendaraan, aku terpaksa menaiki angkutan umum. Setelah sampai, aku segera memasuki gerbang sekolah. Halaman sekolah masih sepi, karena aku sengaja untuk datang lebih awal.

Setelah duduk dengan tenang di mejaku, perutku langsung berbunyi meminta makan. Aku berdecak pelan, jika tidak sarapan sekarang mungkin aku akan sakit lagi. Jadi dengan sangat malas aku beranjak pergi menuju kantin, sekolah pun mulai terlihat ramai.

"Loh itu siapa yang bareng kakak ganteng?"

"Iya, dia berangkat bareng ya? Gue liat di parkiran tadi"

"Pacarnya? Perasaan dulu bukan yang itu"

"Mana mepet-mepet lagi tuh si ceweknya"

Bisikan itu terdengar di telingaku, aku heran kenapa banyak sekali orang yang senang bergosip dengan suara yang berbisik namun kencang. Ya sama saja bohong namanya.

Ada apaan sih emang, ribut amat.

Aku mencoba menoleh kearah pandangan para siswi itu, ternyata di gerbang bagian dalam terlihat seorang pemuda sedang berjalan bersama seorang gadis di sampingnya yang berjalan dengan sedikit pincang. Mereka adalah Falco dan Lily, yang entah kenapa gadis itu sedang merona sedangkan Falco menampilkan raut datarnya.

"Oh itu doang, gue kira apaan" gumamku lalu melanjutkan langkahku menuju kantin.

Gercep banget tuh anak.

Ingat bukan, bahwa makanan lebih penting. Aku memilih membungkus makanan yang kupesan agar bisa kumakan di dalam kelas, karena pagi ini suhu diluar cukup dingin.

Saat kembali kedalam kelas, aku sudah bisa melihat Lily duduk dibangkunya dengan senyum lebar yang terbit diwajahnya. Aku menghampirinya dan duduk tepat di sebelahnya.

Saat aku hendak menyuapkan makanan ke dalam mulutku, tiba-tiba gadis itu berceloteh "Avel, aku seneng banget berangkat sama Kak Falco tadi" ujarnya sempat membuat pergerakan tanganku terhenti.

Setelah mendengar itu aku mendengus malas dan kembali melanjutkan acara makanku, gadis itu kembali berucap "Ternyata Kak Falco wangi banget, mukanya juga makin gantenggg banget waktu diliat dari deket!" ia berucap antusias.

Aku hanya mengangguk-anggukan kepalaku sambil berdehem pelan, jika berdehem dengan keras yang ada aku akan mati tersedak makanan.

"Kalo aku nembak kak Falco diterima engga ya?"

"Diterima" jawabku setelah menelan makanan dalam mulutku.

Gadis itu langsung membulatkan matanya yang berbinar cerah "Beneran?" tanyanya yang langsung kuangguki.

"Kalo Avel yang bilang, aku percaya!" ia dengan semangat bangkit dari duduknya membuatku menatapnya dengan heran.

"Mau kemana?"

"Mau nembak kak Falco!" jawabnya girang.

Aku mengangguk paham "Yaudah gih, keburu bel masuk" ujarku, dan benar saja gadis itu langsung pergi keluar kelas dengan senyuman lebarnya.

Semoga itu anak ga di apa-apain dah.

Lima menit sebelum bel masuk berbunyi, Lily kembali kedalam kelas. Sedangkan aku sudah menyelesaikan acara makanku dan memilih membaca sebuah novel yang kemarin-kemarin kubeli. Aku menoleh saat melihat raut Lily yang masih tampak senang.

I Became the girlfriend of an Antagonist [END]Where stories live. Discover now