Sixteen

32.7K 4.3K 90
                                    

Author's pov

Setelah pergi dari rumah Avellyn, pemuda itu melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata. Ia benar-benar pergi menuju tempat yang disebut markas oleh para pemuda tadi, hingga motor Falco berhenti di depan sebuah rumah besar.

Ia dengan santai menjalankan motornya masuk kedalam gerbang yang terbuka lebar lalu memarkirkan motornya tepat di samping motor-motor lainnya.

"Ternyata lo beneran datang" ujar seorang pemuda yang langsung keluar dari pintu, ia menghampiri Falco diikuti dua orang pemuda lainnya.

"To the point, gue sibuk"

Mendengar hal itu, ia berdecih "Lo ga nyadar lo lagi dimana?" pemuda itu semakin mendekat sambil tersenyum remeh.

"Gue bingung kenapa si Andre maksa banget nyuruh lo join" lanjutnya.

Falco menatap datar kearah mereka, seolah malas untuk sekedar berbicara pada para pemuda itu "Jadi, intinya apa?" ujarnya.

"Lo harus gabung ke geng kita"

"Gue udah bilang ga mau"

"Kalo lo ga mau, lo abis disini"

Perlahan seringai Falco mulai terbit di bibirnya "Gue mau, tapi ada satu syarat" ujarnya menatap angkuh pada mereka.

Orang yang sedari tadi berbicara dengan pemuda tampan itu langsung mengerutkan dahinya namun tetap tersenyum remeh "Lo mau apa?" tanyanya, senyuman Falco semakin lebar.

"Gue mau jadi ketuanya"

Bugh.

Satu tinjuan lolos di pipi pemuda tampan itu "Lo jangan ngomong sembarangan! Jadi ketua geng besar kayak gini ga mudah!" teriaknya marah.

Namun seringai Falco masih tidak luntur, pemuda tampan itu berjalan mendekat "Kata siapa ga gampang, hm?" setelah berucap seperti itu ia langsung memberi pukulan keras pada pemuda itu hingga tersungkur.

Falco memberi pukulan dan tendangan miliknya pada ketiga pemuda itu sampai mereka tak sadarkan diri, setelahnya Falco berdecih dan melangkahi mereka dan berjalan menuju semak-semak.

Ternyata ia mengambil sebuah balok kayu panjang yang entah kenapa bisa ada disana, dengan santai pemuda tampan itu berjalan masuk menuju ke pintu markas dengan sebuah balok kayu yang ia sampirkan di bahunya.

Brakk!

Pintu itu ia tendang dengan kencang membuat semua orang yang berada disana langsung menoleh, sekitar empat belas orang yang terlihat disana. Ada yang sedang bermain kartu dan ada yang sedang minum minuman keras.

"Lo siapa?!" teriak salah satu pemuda yang ada di dalam sana sambil menatap Falco dengan tajam.

Seringainya kembali muncul, membuat gigi taringnya sedikit menyembul keluar "Ketua geng baru kalian semua" ujarnya santai.

Merasa pemuda itu berbicara omong kosong dan mencari keributan, para pemuda itu langsung beranjak hendak memberi pelajaran pada Falco. Namun sebelum mereka menyentuh pemuda tampan itu, Falco dengan santai menendang dan memukul mereka dengan balok kayu yang ia bawa.

"Katanya geng besar, tapi berantemnya kayak anak bocah" ujar Falco memanasi mereka membuat amarah mereka bergejolak.

Dengan hal itu, gerakan mereka tak terkendali dan kacau karena terbawa emosi. Tentu saja Falco terkekeh saat mereka terpancing oleh ucapannya, dengan mudah pemuda itu membantai seluruh orang yang ada disana. Beberapa pemuda juga melayangkan tinjuan tak berarah dikarenakan sedang mabuk.

Prangg.

Falco menghancurkan semua botol minuman yang ada disana, hingga suasana di dalam markas itu menjadi kacau.

I Became the girlfriend of an Antagonist [END]Where stories live. Discover now