48. Ditemukan

108 31 2
                                    

Happy reading!

Seharian ini SinB hanya berada di dalam kamarnya, SinB keluar jika sarapan pagi, selebihnya SinB lebih memilih berdiam diri di kamar. SinB duduk di atas ranjang dengan tubuhnya yang menyandar pada kepala ranjang, SinB terdiam dengan tatapannya yang kosong.

SinB sedari malam terus teringat tentang Eunchae, SinB tau Eunchae telah pergi, hanya saja SinB masih ingin Eunchae ada di sampingnya. Tanpa permisi, air matanya jatuh, SinB menghapus jejak air matanya.

"SinB, ikhlas," monolog SinB.

Hati SinB berkata untuk dia mengikhlaskan kepergian Eunchae, tapi nyata, SinB kembali menangis bahkan menutup matanya dengan salah satu tangannya. Tangan SinB yang satu lagi meremas selimut yang dia pakai, SinB terisak dan remasan tangannya semakin kuat.

Kehilangan adalah sesuatu hal yang tentu akan membuat orang merasa sedih bahkan terpukul, meski sedih itu lebih mendominasi, nyatanya orang-orang harus menerima apa yang terjadi dengan lapang dada. Kata kehilangan dan perpisahan merupakan sebuah kata yang saling berkesinambungan dan tentu, itu adalah kata yang bisa menyakiti hati seseorang. Namun, menurut pendapat yang lain, perpisahan tak selalu menjadi kesedihan, ada sebuah perpisahan yang memang diperlukan dan justru itu pilihan terbaik.

SinB mengenal Eunchae belum lama, bahkan pertemuan mereka bisa dihitung dengan jari. Namun, ada sebuah rasa yang hadir dan SinB rasakan kepada Eunchae, SinB terlanjur menyayangi Eunchae. SinB beranggapan memang Eunchae itu anaknya, ada sebuah ikatan yang SinB rasakan dan itu membuat SinB yakin dan percaya dengan kata, jika Eunchae adalah anak di masa depannya.

SinB memukul dadanya pelan, rasa sakit ini begitu sangat dalam, kepergian Eunchae menjadi hal yang sangat berpengaruh kepada dirinya. Air mata SinB perlahan reda, SinB terdiam dengan pemikirannya, ada hal lain yang ingin SinB ketahui.

Saat SinB terdiam, suara ketukan dari jendela terdengar, SinB menatap kearah jendela dengan tatapan bertanya. SinB bangkit lalu membuka jendelanya, saat terbuka, SinB menatap kedatangan Jungkook terkejut. Jungkook naik dan masuk ke dalam kamar SinB, SinB menghapus air matanya.

"Oppa kenapa bisa ke sini?" tanya SinB.

"Aku mengkhawatirkanmu," jawab Jungkook.

SinB memalingkan wajahnya dan menghapus sisa air matanya, Jungkook mendekat, tangannya mengusap pipi SinB. SinB menatap Jungkook dengan matanya yang berkedip beberapa kali, Jungkook tersenyum.

"Kamu masih sedih yah soal Eunchae," ucap Jungkook.

SinB menganggukkan kepalanya, Jungkook lagi tersenyum menenangkan dan mengusap pipi SinB dengan lembut. Lalu, Jungkook membawa SinB ke dalam pelukannya, SinB menyandarkan dagunya di bahu Jungkook.

"Jungkook Oppa," panggil SinB.

"Ya," jawab Jungkook.

"Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan," ucap SinB.

"Apa itu?" tanya Jungkook.

SinB sedikit melonggarkan pelukan mereka, lalu SinB menatap Jungkook yang ada di atasnya. "Bagaimana kondisi Eunchae sekarang?" tanya SinB.

"Eunchae baik-baik saja," jawab Jungkook.

"Bagaimana Oppa yakin jika Eunchae baik?" tanya SinB.

"Tentu saja, dengarkan penjelasanku." Jungkook menjelaskan dengan kepergian Eunchae, itu justru yang membuat Eunchae bisa kembali ke masanya.

Mendengar itu, lantas SinB bertanya, apa dia juga bisa kembali karena hal itu. Jungkook menjawab tidak, SinB terikat dengan tubuh Eunbi, Jungkook tidak tau apa SinB bisa kembali ke masanya atau tidak.

FROM THE FUTURE (𝐬𝐢𝐧𝐤𝐨𝐨𝐤)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang