44. Sebuah Buku

115 25 8
                                    

Happy reading!

SinB masuk ke dalam kamarnya, SinB tampak berjalan mondar-mandir, bagaimana jika benar dia harus menikah dengan Juyeon. SinB menggelengkan kepalanya, bagaimana mungkin dia menikah dengan Juyeon, itu tidak boleh terjadi.

SinB mengelus kepalanya dengan langkah yang masih mondar-mandir seperti pakaian yang sedang disetrika, SinB harus memikirkan cara untuk berontak.

"Tapi, bagaimana caranya?" monolog SinB.

Kira-kira cara apa untuk dia memberontak dan bisa membatalkan perjodohan, jika kabur seperti Irene, SinB jamin pengawasan akan semakin diketatkan.

"Ayo berpikir, dengan apa aku bisa membatalkannya," monolog SinB.

SinB berjalan kearah meja, karena tak fokus, SinB menyenggol meja dengan salah satu kakinya. Satu buku jatuh, SinB mengelus kakinya yang sedikit sakit, dia tidak sadar jika itu meja.

Melihat ada buku yang tergeletak dibawah, lantas SinB mengambil buku itu, SinB memperhatikan buku yang dia ambil. SinB membuka halaman buku, di halaman pertama, tertulis nama pemilik buku, siapa lagi kalau bukan Eunbi.

Kini SinB bisa membaca huruf apa yang tertulis dari buku ini, di halaman selanjutnya, Eunbi menceritakan bagaimana hari-harinya yang sangat menyenangkan. SinB tentu tau pasti, kesenangan yang Eunbi rasakan, Eunbi mempunyai semua hal dengan sangat sempurna, jabatan, kekayaan, keluarga, apalagi yang kurang darinya.

SinB membuka kembali halaman demi halaman, meski SinB merasa malas untuk membaca, tetapi ada hal yang membuatnya terus ingin membaca sampai akhir. SinB duduk di kursi dan matanya begitu fokus dengan tulisan tangan Eunbi yang tertulis di setiap halaman, sampai, SinB membaca sesuatu yang membuatnya semakin ingin membaca lebih lagi.

Eunbi bercerita dimana untuk pertama kalinya dia kecewa dan sedih dengan takdir yang sesungguhnya, dia akhirnya tau bahwa dia bukan anak kandung dari Jisoo, melainkan anak dari seorang selir. Eunbi tentu tak menerima takdir ini, karena ini juga, hubungannya dengan Irene tiba-tiba jauh. Merasa bukan bagian yang seharusnya ada, Eunbi mulai menjaga jarak, Eunbi menjaga jarak dari semua orang, sikapnya yang dulu ceria dan terbuka kini menjadi dingin dan tertutup.

Perubahan sikap Eunbi tentu menjadi tanda tanya besar, namun tidak dengan Irene dan Jisoo, mereka tau apa penyebab Eunbi bersikap demikian. Jisoo berkata kepada Eunbi, meski dia bukan anak kandungnya, tetapi Jisoo tetaplah ibunya, Eunbi berkata jika itu sama saja dengan membohongi takdir. Eunbi jelas sudah tau siapa dia yang sebenarnya, Eunbi tidak mau berpura-pura tak tau apa-apa dan dengan lancang Eunbi tetap merasa dia adalah anak dari Jisoo. Eunbi merasa dirinya berdosa, dia anak selir, kenapa dia hidup dengan takdir seperti ini, Eunbi merasa tak seharusnya dia hidup.

Eunbi mengatakan jika dia lebih baik mati, ini beban yang membuatnya kesulitan, merasa rendahan, meski ayahnya memang Seokjin.

"Ya ampun, seharusnya Eunbi tak berpikiran seperti ini, bagaimanapun yang salah itu bukan dia," monolog SinB.

SinB kembali membaca halaman lain, Eunbi benar-benar sudah bulat dengan tekadnya, dia bersungguh akan mengakhiri takdirnya. Namun sebelum itu, Eunbi menceritakan hal besar yang dia tau, ini adalah sesuatu yang dirahasiakan, Eunbi harap ada yang menemukan bukunya dan mengatakan kebenaran kepada yang lain.

Eunbi mengatakan bagaimana tujuan jahat yang sudah Minhyun rencanakan dari lama, Minhyun mengincar tahta kerajaan kim selatan, dia ingin bisa menguasai dua daerah. Dengan kedua daerah yang berada di tangannya, maka Minhyun bisa mengambil kekuasaan daerah lain dengan mudah, Minhyun ingin menjadi satu-satunya raja yang berkuasa di semua negeri.

"Ouh pantas saja, waktu itu dia juga mengatakan sesuatu kepadaku, jadi ini alasannya," monolog SinB.

SinB ingat saat Minhyun mendekatinya lalu berkata sesuatu hal yang aneh bagi SinB, ternyata Minhyun tau Eunbi mengetahui apa rencana busuknya, pantas saja sikap Minhyun begitu berbeda.

FROM THE FUTURE (𝐬𝐢𝐧𝐤𝐨𝐨𝐤)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang