11. Bergulir

142 32 9
                                    

Happy reading!

Begitu tiba di kerajaan, SinB pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri dan dibantu oleh Eunseo. Saat Eunseo membantu SinB, SinB tak hentinya tersenyum, Eunseo ikut tersenyum melihat SinB.

"Tuan Putri, apa ada berita bagus hari ini?" tanya Eunseo.

"Hah, kenapa?" tanya SinB balik.

"Putri Eunbi terlihat senang hari ini," jawab Eunseo.

SinB tersenyum, ya hari ini SinB begitu sangat senang, jalan-jalan sore tadi begitu mengasikkan untuk SinB, namun SinB tidak bercerita kepada Eunseo, karena Eunseo pasti akan bertanya lebih lanjut. SinB segera pergi untuk makan malam bersama dengan anggota keluarga kerajaan yang lain, begitu tiba seperti biasa suasana hanya akan hening dan sepi.

Mereka fokus dengan hidangan masing-masing, SinB sesekali menatap kearah keluarganya, apa tidak ada yang mau bicara, tanya SinB. Ini sangat sepi, lebih sepi dari biasanya, SinB bertanya-tanya ada apa dengan mereka. Selesai makan, Seokjin menyuruh semua anggota keluarga untuk berbicara diruang yang lebih privat, SinB yakin ini sangat penting.

Mereka duduk di kursi masing-masing, begitu sudah duduk, Seokjin membuka pembicaraan.

"Sampai kapan kamu akan menunda perjodohanmu dengan Pangeran Hanbin, Putri Irene?" tanya Seokjin.

Lagi-lagi, soal perjodohan, apa tidak ada pembahasan yang lebih bermutu, ucap SinB dalam hati.

"Maaf Baginda Raja, saya belum bisa memberi jawaban," jawab Irene.

Brak!

Seokjin memukul meja, Jisoo, Irene dan SinB terkejut.

"Memangnya apa yang kamu tunggu?" tanya Seokjin.

Jisoo menyentuh lengan Seokjin, "Baginda Raja, tolong bicara dengan pelan," ucap Jisoo.

Seokjin menghempas sentuhan tangan Jisoo, "Ajarkan anakmu yang benar, hanya mengatakan ya saja dia tidak bisa."

Melihat ibunya dimarahi, Irene lantas menatap Seokjin marah. Seokjin boleh saja memarahinya, namun Seokjin tidak boleh memarahi Jisoo yang tidak bersalah.

"Baginda Raja, jangan memarahi Permaisuri," ucap Irene.

"Berani kamu mengatur Irene," marah Seokjin.

SinB tidak tau harus berbuat apa, ini keluarga terlalu aneh, kadang diam seperti tak ada orang, tetapi saat begini malah terjadi keributan.

"Baginda Raja, bukan saya ingin mengatur, hanya saja saya butuh waktu," ucap Irene.

"Waktu, kamu terlalu membuang waktu Irene, kamu ingin kerajaan kita hancur," teriak Seokjin.

Jisoo kembali mengusap lengan Seokjin, "Baginda Raja, tenanglah dulu," ucap Jisoo.

"Baginda Raja, apa tidak ada rasa kasih sayang seorang ayah kepada anaknya. Kenapa Baginda Raja seakan menekan anak hanya demi kepentingan kerajaan," jelas Irene.

"Anak memang hidup untuk itu, bukan diberi kasih sayang. Memangnya dengan kasih sayang kamu bisa hidup sampai sekarang hah!" Nada bicara Seokjin semakin meninggi.

Jisoo mulai menangis, anak juga suaminya kini sedang bertengkar, SinB ikut bersedih dan tidak berani berbicara apapun.

Seokjin bangkit lalu menendang kursi dan pergi dari ruangan, Jisoo ikut bangkit dan segera menyusul kepergian Seokjin. Kini hanya tersisa, Irene dan SinB.

SinB mendekat kearah Irene, lalu SinB berkata, "Irene Eonni, apa Eonni baik-baik saja?" tanya SinB.

"Apa pedulimu Eunbi," jawab Irene.

FROM THE FUTURE (𝐬𝐢𝐧𝐤𝐨𝐨𝐤)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora