32. Kacau

102 30 15
                                    

Happy reading!

Pagi menyapa dan seperti biasa keluarga kerajaan akan sarapan bersama, Sowon dan pelayan lain tentu menyiapkan sarapan untuk keluarga kerajaan. Seokjin, Jisoo, Irene dan SinB duduk di tempat masing-masing, para pelayan melayani mereka semua.

Semua tampak fokus dengan hidangan masing-masing, seperti biasa tidak akan ada obrolan di meja makan. Sampai, Seokjin menaruh alat makannya dengan tak santai, Seokjin menatap kearah Irene, Irene yang tau jika ayahnya menatapnya lantas menatap Seokjin.

"Apa kamu tau masalah ini dimulai dari siapa?" tanya Seokjin.

Irene menundukkan pandangannya, dia tau, semua salahnya dan Seokjin pasti akan menyalahkannya atas kejadian ini.

"Apa yang sebenarnya kamu lakukan, kamu bukan hanya merugikan kerajaan dan rakyat, kamu juga merugikan diri sendiri," ucap Seokjin.

"Maaf Baginda Raja jika saya menyela, tapi dengan begini justru saya merasa aman," ucap Irene.

"Kamu mengamankan diri sendiri dan tak peduli dengan sekitar," ucap Seokjin.

"Jika perjodohan itu dihentikan sebelumnya, maka ini tidak akan terjadi," ucap Irene.

Brak!

Seokjin menggebrak meja makan, Jisoo dan SinB tentu terkejut, mereka tak menyangka jika Seokjin akan marah.

"Dengar Irene, kamu sebagai calon penerus tentu harus memilih keamanan untuk semua orang, bukan untuk dirimu sendiri," ucap Seokjin.

"Maksud Baginda Raja, aku harus mengorbankan diriku terus menerus?" tanya Irene.

"Kamu memang harus mengorbankan diri demi orang lain terutama kerajaan ini," jawab Seokjin.

Irene tentu tidak terima, bagaimana mungkin dia terus berkorban. Irene tau apa tugasnya sebagai penerus, tapi dengan mengorbankan perasaannya, Irene tidak bisa. Irene mungkin bisa berkorban untuk hal lain, tapi soal dirinya, masa depannya juga cintanya, Irene tidak bisa, Irene tidak bisa kehilangan orang berharganya begitu saja.

"Aku sudah selesai." Irene bangkit dari tempat duduknya dan segera pergi.

"Irene," teriak Seokjin.

Irene tentu tidak akan mungkin mendengarkan ucapan Seokjin, dia lebih dulu pergi dari ruang makan. Seokjin berteriak kesal, Jisoo hanya bisa menenangkan suaminya, sedangkan SinB hanya diam. SinB tidak tau harus apa sekarang, dia tentu mengerti dengan perasaan Irene, tetapi apa yang Seokjin katakan tak sepenuhnya salah.

"Urus anakmu itu," ucap Seokjin.

"Baik Baginda Raja," ucap Jisoo.

Seokjin pergi, Jisoo mengelus kepala SinB dan mengatakan jika dia akan pergi lebih dulu, SinB menganggukkan kepalanya dan mempersilahkan Jisoo untuk pergi. Kini SinB sendiri, hanya dia yang ada di ruang makan, Sowon menatap SinB yang tampak menghentikan aktivitasnya.

Sowon mendekati SinB, "Putri Eunbi, apa ada lagi yang anda butuhkan?" tanya Sowon.

"Tidak Kepala Pelayan Sojung," jawab SinB.

SinB bangkit lalu pergi, dia tentu tidak berselera, semua keluarganya tampak sedang memikirkan kejadian yang sedang berlangsung.

Disisi lain, Irene melangkah mengikuti kemana kakinya pergi, Irene tampak menghembuskan napasnya pelan sambil berpikir. Dia sepertinya memang bukan penerus yang baik, meski Irene selalu berusaha menjadi sempurna dan mengikuti aturan kerajaan, tetapi dia juga manusia biasa. Ada kalanya Irene ingin seperti wanita pada umumnya, wanita yang bisa mengambil keputusan yang hatinya inginkan.

FROM THE FUTURE (𝐬𝐢𝐧𝐤𝐨𝐨𝐤)Where stories live. Discover now