34. Detik Terakhir

122 29 4
                                    

Happy reading!

Taehyung dan para ksatria yang selamat telah tiba di kerajaan, Taehyung menyuruh yang lain untuk segera mengobati luka mereka, sedangkan Taehyung akan pergi untuk melapor kepada Seokjin. Taehyung melangkah dengan tubuh lemas, dia ingin istirahat namun tugasnya masih banyak. Saat Taehyung sedang berjalan, seseorang menepuk bahunya, Taehyung lantas menatap ke belakang, tetapi tak ada siapapun.

Irene yang menjadi sang pelaku menutup mulutnya agar tidak tertawa, Irene menepuk dan segera sembunyi kearah lain. Merasakan tepukan, Taehyung tentu kembali menatap ke belakangnya, Taehyung terdiam, dari arah bawah, Taehyung melihat ada bayangan lain yang berada di dekatnya.

Taehyung pura-pura tidak tau, begitu ada tepukan lagi, Taehyung memutar tubuhnya dan menggapai tubuh seseorang. Irene yang terkejut lantas membuka lebar matanya, Irene hampir saja berteriak.

"Hai," sapa Taehyung.

Irene memukul bahu Taehyung, "Aku kaget," ucap Irene.

"Siapa suruh bermain-main di sore hari Tuan Putriku yang cantik," ucap Taehyung.

Irene tersenyum, Irene mengalungkan tangannya di bahu Taehyung, Irene menatap Taehyung dengan senyum yang mengembang.

"Apa kamu tau, aku sangat mencemaskanmu Tae Oppa," ucap Irene.

"Apa kamu tau juga, aku sangat merindukanmu Tuan Putri," ucap Taehyung.

Taehyung dan Irene tertawa, Taehyung menatap sekitar, dia lupa jika mereka berada di sekitar kerajaan. Irene yang mengerti lantas ikut mundur, mereka tersenyum lalu berusaha bersikap seperti biasa. Taehyung mengatakan jika dia harus pergi menemui Seokjin, Irene menganggukkan kepalanya dan mempersilahkan Taehyung untuk melanjutkan langkahnya.

Sebelum Taehyung pergi lebih jauh, Irene berteriak jika dia akan menunggu, Taehyung mengerti arti kata menunggu yang Irene katakan.

Taehyung berdiri di depan ruangan Seokjin, Taehyung mengetuk pintu, lalu masuk ke dalam. Seokjin tengah duduk di atas singgasananya dengan tangan menggenggam sebuah surat kabar dan segelas minuman di tangannya, melihat kehadiran Taehyung, Seokjin berhenti lalu menatap Taehyung bertanya.

"Baginda Raja, pasukan Kerajaan Sebelah mengatakan jika mereka akan kembali," ucap Taehyung.

"Tak ada lagi yang bisa dilakukan, kamu atur saja para ksatria untuk balik menyerang," ucap Seokjin.

"Baik Baginda Raja," ucap Taehyung.

Jisoo datang dan masuk ke dalam, Jisoo tentu mendengar apa yang Taehyung laporkan kepada Seokjin.

"Baginda Raja, apa tidak bisa kita meminta perdamaian?" tanya Jisoo.

"Mustahil untuk berdamai di awal-awal peperangan, jika bisa Siwon pasti akan mengajukan sebuah syarat," jawab Seokjin.

"Tapi dengan itu, tidak akan ada lagi korban dalam peperangan ini. Rakyat lain terluka dan mereka tak memiliki tempat perlindungan, mungkin sementara mereka bisa tenang, tetapi jika terus terjadi perang, rakyat lain juga akan bernasib sama," jelas Jisoo.

Taehyung setuju dengan ucapan Jisoo, selama perang belum berakhir, maka akan banyak korban juga rakyat yang menderita. Seokjin tidak lagi menjawab, Seokjin kenal betul Siwon seperti apa, akan sangat mustahil jika Siwon mengajukan syarat mudah dan mau berdamai dengannya.

Taehyung yang telah selesai melapor lantas segera pamit pergi, Jisoo mendekati Seokjin, Jisoo merasa khawatir dengan keadaan kerajaan sekarang. Jisoo menggenggam tangan Seokjin, Seokjin menatap Jisoo bertanya, Jisoo tersenyum. Seokjin yang merasa terganggu lantas menghempas genggaman tangan Jisoo, Jisoo menatap Seokjin dengan senyum kecil, dia hanya ingin menggenggam tangan suaminya.

FROM THE FUTURE (𝐬𝐢𝐧𝐤𝐨𝐨𝐤)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang