36. Pemindahan

115 24 10
                                    

Happy reading!

Setelah upacara kremasi selesai, Seokjin memanggil Irene dan SinB untuk datang ke ruangannya, ada hal harus dibicarakan. Irene dan SinB segera datang begitu mendapat panggilan dari raja, saat masuk ke dalam ruangan, tidak hanya ada raja saja, di dalam ruangan juga ada para bangsawan dari kerajaan kim selatan. Irene dan SinB saling menatap satu sama lain, mereka tidak tau ada apa sampai mereka harus datang ke sini dan ikut bergabung dengan yang lain.

Irene dan SinB duduk di kursi yang disediakan, Seokjin duduk di atas kursi tahtanya dan menghadap kearah para bangsawan dan juga kedua anaknya.

"Hari ini, kita akan membahas tentang pemindahan tahta," ucap Seokjin.

Irene menatap Seokjin bingung, haruskah pemindahan tahta dibicarakan sekarang, padahal Jisoo baru saja tiada, seharusnya mereka menunggu beberapa hari, barulah mereka membahas hal ini. Memang pada dasarnya orang-orang terlalu kejam dan sadis, mereka mementingkan urusan pribadi, padahal hari ini seharusnya mereka merasa ikut berduka dengan kepergian permaisuri dari kerajaan kim selatan.

Beberapa bangsawan membuka pembicaraan, mereka mengatakan jika seharusnya yang mengambil alih adalah anak laki-laki, bukan anak perempuan. Seokjin yang hanya memiliki anak perempuan tentu tahtanya tak akan aman, dia tidak punya anak laki-laki untuk menjaga tahta keluarganya. Kecuali, jika salah satu dari anaknya menikah dengan pangeran dari kerajaan lain, maka bisa saja tahta dialihkan kepada pangeran baru.

"Ya, aku sudah mengambil keputusan itu," ucap Seokjin.

Para bangsawan tentu menunggu, apa yang akan Seokjin pilih sekarang.

"Aku akan menjodohkan Putri Irene dengan pangeran dari negeri lain," ucap Seokjin.

Irene tentu tidak setuju, dia lagi akan dijodohkan, Irene tidak mau perjodohan. Irene mengangkat tangannya, semua orang menatap kearah Irene begitu juga dengan SinB.

"Saya keberatan dengan itu Baginda Raja," ucap Irene.

"Keberatan atau tidak, ini pilihannya," ucap Seokjin.

"Tapi Baginda Raja, mempertahankan tahta bisa dengan yang lain, kenapa harus soal perjodohan?" tanya Irene.

"Peraturan Kerajaan nenek moyang kita memang seperti ini Putri Irene," jawab Seokjin.

"Kita bisa mengubah peraturan itu," ucap Irene.

Ucapan Irene tentu menjadi hot topik, mengubah peraturan nenek moyang merupakan sebuah kesalahan. Setiap kehidupan yang terjadi, mereka mengikuti ajaran nenek moyang, dengan adanya seseorang yang ingin mengubahnya, tentu itu bisa dikenai hukuman. Para bangsawan menatap Irene tajam, mereka mulai tak suka dengan kepribadian putri pertama kerajaan kim selatan, itu tak mencontohkan sikap seorang putri juga calon permaisuri yang baik.

Salah satu dari para bangsawan mengatakan jika sikap Irene itu termasuk dosa, SinB menatap bangsawan itu dengan tatapan kesal, dosa, bagaimana mungkin itu termasuk dosa, memangnya dia tuhan.

Menyadari jika suasana mulai tak baik, Seokjin mengatakan jika dia akan bicara dengan Irene juga SinB secara pribadi. Para bangsawan tentu menghargai keputusan Seokjin, mereka lantas pergi dari ruangan Seokjin, meski ada beberapa yang ingin protes, tetapi mereka tak bisa berbuat apa-apa.

Setelah para bangsawan pergi, Seokjin menatap Irene tajam, SinB yang ada di samping Irene hanya bisa menatap mereka secara bergantian.

"Apa kamu tau kesalahanmu Putri Irene," bentak Seokjin.

Irene menundukkan pandangannya, Irene tau dia salah, tak seharusnya Irene berkata jika mereka bisa mengubah peraturan nenek moyang. Namun menurut SinB, Irene tak salah, karena nyatanya peraturan yang telah ada sejak jaman dulu itu malah merugikan beberapa pihak, tak ada salahnya mengubah agar peraturan menjadi lebih baik. Mereka bukan mengubah sebuah ajaran agama, tapi mereka ingin mengubah sebuah peraturan, aturan kehidupan yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

FROM THE FUTURE (𝐬𝐢𝐧𝐤𝐨𝐨𝐤)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant