Part 1. This is Me

133 10 11
                                    

Di sebuah atap rumah mewah, seorang cewek berambut hitam panjang dan bergelombang menatap langit yang mulai gelap. Senja, menjadi favoritnya kala sore menjelang. Tak peduli teriakan dari orang tuanya yang menyuruhnya untuk masuk dalam rumah.

"Fitria, ayo masuk dulu udah malam," pinta Widya.

"Masih mau disini," ujar cewek itu yang masih membelakangi.

"Nanti kalau udah malam, masuk dalam rumah, ya," ujar Widya.

"Iya," jawabnya dengan masih menatap awan jingga.

Tiba-tiba sebuah tangan menepuk bahunya, “ngapain disini?”

"Nay, kenapa sekarang kesendirian itu jadi teman gue?" tanya cewek itu dengan sorot mata sendu.

Shanaya Vashita, dia sahabat Fitria sejak kecil. Dia selalu menemani Fitria sampai sekarang lalu kejadian itu terjadi dan merubah semuanya. Yang Fitria ingat hanya sahabatnya dan keluarganya saja.

"Gue, akan bantu lo untuk mengingat semuanya," ujarnya menenangkan hati Pipit, panggilan kesayangan dia untuk Fitria.

"Gue merasa tenang kala melihat senja," ujar Fitria.

“Keadaan lo sekarang belum memungkinkan untuk langsung mengingatnya," ujarnya yang membuat Fitria menoleh.

"Gue merasa gak ada kenangan apapun kala senja," ujar Fitria yang bingung akan pernyataan Shanaya.

"Nanti lo juga ingat semuanya," ujar Shanaya menatap Fitria penuh harap.

"Ya udah yuk, masuk rumah udah malam nih ntar lo sakit lagi," ajak Shanaya dan dijawab anggukan oleh Fitria.

Sesampainya di dalam kamar, Shanaya langsung duduk di tepi ranjang sedangkan Fitria menutup tirai jendela di kamarnya. Lalu Fitria duduk di sebelah Shanaya,
"Nay, lo tau gak siapa cowok ini?"

"Dia itu orang yang selalu ada di samping lo setelah gue," jelas Shanaya pada Fitria.

"Tapi siapa? Teman satu sekolah kita?" tanya Fitria yang masih bingung.

"Dia di sekolah ikut ekstra Pramuka dan lo pernah menolongnya kala dia tiba-tiba sakit saat kemah di sekolah," ujar Shanaya yang semakin membuat Fitria bingung.

"Gue? Oh iya, kan gue anggota PMR ya, tapi kok gue merasa gak pernah nolongin dia," ujar Fitria menyanggah pernyataan Shanaya.

"Lo belum pulih dari sakit. Gue yang akan membantu lo untuk mengingat siapa dia," ujar Shanaya lalu tersenyum.

"Gue masih belum bisa mengingat semuanya. Thanks selalu nemenin gue saat yang lain menolak keadaan gue yang sekarang," ujar Fitria lalu memeluk Shanaya.

"Lo gak salah, keadaan yang membuat lo begini. Masih ada gue yang selalu nemenin lo, jangan mikirin yang lain kecuali kesehatan lo," ujar Shanaya dibalik pelukan Fitria.

Fitria hanya menganggukkan kepalanya lalu melepas pelukannya. Fitria berdiri dan menaruh bingkai foto itu di samping tempat tidur. Lalu Fitria menuju meja belajarnya, Shanaya hanya memandangnya dari jauh. Seketika tangan Fitria terhenti kala melihat sebuah buku bertulis "DIARY", dia mengambilnya dan membawanya menuju Shanaya.

"Hanya buku ini yang selalu nemenin gue dikala sunyi, dan musik yang membuatnya rame. Saat gue seperti ini, kenapa hanya lo dan dia yang nemenin gue?" tanya Fitria dengan sorot mata sendu.

"Gue dan dia hanya ingin ngeliat lo ceria seperti dulu. Pipit yang gue kenal dulu orangnya ramah, ceria, selalu tersenyum dan bukan Fitria yang sekarang. Tapi jangan sedih, gue siap membantu lo untuk mengingat semuanya," ujar Shanaya dengan sorot mata berkaca-kaca. Fitria tau itu, Shanaya berusaha menghiburnya.

Fitriana Magnolia (Solitude is My Friend)Where stories live. Discover now