Ale tertembak

2.5K 111 2
                                    

Duuaarrrr!!! Suara tembakan sangat terdengar keras.

Dareen seketika menegang, Dareen melihat tangannya yang berlumuran darah, Dareen menatap mata Ale.

"Baby...." Lirih Dareen.

Tubuh Ale melemas dan langsung pingsan, karna takut, kaget dan pastinya sakit, karna tertembak.

"Baby! Ale... Alee!!!" Teriak Dareen karna takut Ale kenapa kenapa, Dareen melihat lengan Ale yang terus mengeluarkan darah.

Dareen yang melihat wanitanya terluka parah, membuat amarahnya meningkat, mata Dareen memerah karna marah.

Dareen mengepalkan tangannya, "aarrrkkkkk!!!" Dareen berteriak sangat keras.

Boby dan anak buahnya baru saja sampai, Boby terkejut karna melihat Ale yang berdarah dan pingsan.

Sedangkan pria itu, tubuhnya gemetar, karna dia menembak orang yang salah. Dia takut dan akhirnya memilih untuk lari.

Mata Dareen melihat pria itu, Dareen membiarkan pria itu untuk berlari, namun setelah beberapa meter berlari dari TKP, Dareen langsung meraih pistol yang di pegang oleh Boby.

Duuarrr!!! Suara tembakan kembali terdengar, Dareen menembak kaki pria itu dari tempatnya dia berdiri, tak maju sedikitpun, dan pas tepat sasaran.

Pria itu terjatuh, Dareen menghampiri pria itu dengan berjalan.

Boby menyuruh salah satu anak buahnya, untuk membawa Ale pergi ke rumah sakit.

Pria itu tampak ketakutan, saat melihat Dareen sudah di depan matanya.

"Berani beraninya Lo lukain orang terpenting dalam hidup gue!!!" Teriak Dareen.

Pria itu gemetar, dan hanya bisa menggeleng.

BUGH!!! Dareen memukul keras wajah pria itu, Bugh!!! Dareen kembali memukul kepala pria itu dengan tangan kosong.

Hingga darah segar keluar dari sudut matanya, Dareen kembali lagi memukul pria itu, semakin lama Dareen semakin brutal menghajar pria itu.

Hingga pria itu sudah tampak tak berdaya lagi, "lari!!!" Suruh Dareen ke pada pria itu.

"Lari sebelum gue bunuh Lo!!!" Teriak Dareen kepada pria itu. Pria itu langsung berlari sekuat tenaga.

Dareen tersenyum smirk, Dareen sengaja membiarkan dia lari.

Duaarrr!!! Duarr!!! Duuarrr!!!  Duarr!!! Duarr!!!

Suara tembakan bertubi-tubi terdengar, Dareen menembak pria itu  bertubi-tubi, hingga jalanan dan tubuh pria itu merah karna darah yang mengalir di mana mana.

"Maaf bos, sebaiknya kita menyusul nona Ale ke rumah sakit," ujar Boby.

Dareen memberikan pistolnya ke Boby, Dareen melangkahkan kakinya menuju mobilnya bersama Boby.

"Rumah sakit mana?" Tanya Dareen ke Boby.

"Rumah sakit Mahardika, bos" jawab Boby cepat.

Dareen melajukan mobilnya kencang, hingga beberapa menit kemudian dia sudah sampai di rumah sakit itu.

Dareen langsung menuju ruangan Ale, dia melihat Ale yang masih tertidur, dan Dean yang menangis di sebelah ale.

***

Flash back on

*Mansion*

Suara tangisan Aaron terus terdengar, tak seperti biasanya Aaron seperti ini, biasanya dia selalu tenang, dan nyaman bila berada di dekat orang orang yang selalu menjaga dan bersamanya dari dia bayi.

Bahkan Abangnya saja tak mampu menenangkan Aaron, suara telpon rumah berdering.

Seorang maid mengangkat telpon itu, dan "halo?"

"Halo, nona Ale saat ini sedang kami bawa ke rumah sakit Mahardika," ujar anak buah Boby.

"Apa yang terjadi sama non Ale?"

"Dia terkena tembak, dan tuan Dareen sudah menyusulnya ke rumah sakit, bos Boby menyuruh saya untuk mengabari orang di mansion" ujar anak buah Boby.

Maid itu langsung mematikan teleponnya, dia merasa kaget dan sedih, dan dengan perlahan dia memberi tahu ke pada Dean apa yang terjadi pada mommy-nya.

***

Flash back off

"De-Dean." Gumam Dareen ketika melihat Dean yang menangis.

Dean langsung menoleh ke arah Daddy-nya, Dean mengepalkan tangannya, dan mendekati Dareen.

"Ini semua gara gara Daddy!!!" Teriak Dean.

"Maafin Daddy Dean, Daddy juga gak mau Mommy kamu terluka kayak gini," ucap Dareen sedih.

"Cobak aja Daddy dengerin Mommy,!!! Ini semua gak akan terjadi!!" Teriak Dean, dan akhirnya dia jatuh ke lantai dan menangis.

Hiks, "Dean gak mau kehilangan Mommy..." Lirih Dean dan terisak.

Dareen yang melihat putranya seperti ini, langsung memeluk putranya, "maafin Daddy Dean, Daddy juga takut kehilangan Mommy." Gumam Dareen.

Boby yang melihat mereka, ikut merasa sedih, bahkan matanya kini sudah berkaca-kaca.

***

Jangan lupa vote nya.
❤️🙏


Dareen Addison Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang