beberapa tahun kemudian

3.8K 113 2
                                    

"mommy!! Dean pergi ya, Aaron udah Dean taruh di kamar, dia udah tidur!" Teriak Dean.

Ale yang mendengar, langsung berlari turun menghampiri putranya.

"Iya, hati hati ya sayang, jangan terlalu malam pulangnya, nanti Daddy marah lagi" ujar Ale menasehati putra nya yang sudah remaja ini.

"Iya mom, mommy jaga baik baik di rumah ya" ujar Dean mencium pipi Ale.

Di usianya yang remaja ini, Dean sudah memiliki sikap yang dewasa, dan dia anak yang sangat pintar,  sangat menyayangi mommy dan Daddy-nya.

Hanya saja, akhir akhir ini, dia sangat sering berdebat dengan Dareen, soal Dareen yang menyuruh Dean untuk meneruskan pekerjaan Daddy-nya.

Walau saat ini usianya masih remaja, Dareen sudah ingin mewariskan kejahatan nya kepada anaknya, maksudnya kejahatan agar dia menjadi mafia seperti Dareen dan Bryan.  (wkwkw orang tua gila)

Tapi Dean menolaknya, Dean tak mau  mengikuti jejak Daddy-nya, Dean sudah mengerti, semua yang di lakukan Daddy nya adalah sebuah kejahatan.

Aaron Elias Addison, adik laki-laki Dean, Dean sangat menyayangi Aaron, dan tentu saja Dareen pun juga sangat menyayangi Aaron, karna Aaron sangatlah mirip dengan daddy-nya Dareen. Maka dari itu dia memberikan nama Aaron.

****

Saat ini Dareen pulang lebih awal dari kantor nya, dia sangat rindu ingin melihat Aaron.

"Baby" panggil Dareen.

Ale mendengar teriakan suaminya, dia langsung turun menghampiri Dareen.

"Iya sayang, kenapa kok cepet pulangnya?" Tanya Ale.

"Iya, aku kangen sama Aaron," ujar Dareen.

"Aaron masih tidur sayang, mending kamu mandi aja dulu" ujar Ale.

"Huft, yaudah deh, Dean mana?" Tanya Dareen.

"Dia belum pulang, paling juga masih di rumah temannya." ujar Ale.

"Kenapa kamu kasi?" Tanya Dareen.

"Ya biarin aja si, lagian dia anak. cowok, jangan terus kamu kekang, gak boleh ini, gak boleh itu," ujar Ale yang kini mulai kesal.

"Bukan gitu baby, aku gak pengen dia itu bergaul dengan orang orang seperti mereka, aku pengen waktunya dia itu hanya untuk belajar, biar dia bisa berfikir kedepannya gimana. kamu bayangin aja, aku menyuruh dia untuk meneruskan perusahaan dan pekerjaan ku saja dia tak mau." Jelas Dareen.

"Ya jelas lah dia gak mau, dia itu udah besar Dareen, dia sudah tau mana yang baik dan mana yang jahat. Aku lihat malah teman temannya Dean sangat baik, dan mereka membawa pengaruh baik untuk Dean." Ujar Ale.

"Dia itu gak mau menjadi seperti kamu, orang jahat" ujar Ale.

"Baby stop ya! Aku ini bukan orang jahat" jelas Dareen marah.

"Oh, iya kamu gak jahat, kamu manusia yang seperti malaikat, malaikat maut! Mengerikan" ujar Ale, dia langsung pergi dari kamar itu, meninggalkan Dareen sendirian.

"Aarrkkk!!" Teriak Dareen, Dareen sebenarnya sudah memutuskan untuk berhenti, namun Bryan selalu saja melarang Dareen untuk berhenti.

"Gini aja terus!! Gak pernah gak berantem, pasti aja berantem,!! Capek banget gue!" Dareen kini mulai frustasi karena Ale.

Hubungan Ale dan Dareen keharmonisan nya sudah tidak seperti dulu lagi, mungkin Ale seperti itu karna sudah lelah memberitahu Dareen agar berhenti menjadi mafia gila.

Ale selalu merasa di hantui karna ulah suaminya, walau bukan Ale yang melakukan semua itu, namun dia juga merasa memiliki tanggung jawab atas semua perbuatan suaminya.

***

Saat ini mereka sedang makan malam bersama, "bagaimana Dean sekolah mu?" Tanya Dareen.

"Biasa aja" jawab Dean.

"Daddy gimana di perusahaan?" Tanya Dean balik.

"Baik, perusahaan Daddy memenangkan tender" ujar Dareen.

"Wow, Daddy berati makin banyak aja dong duitnya" ujar Dean.

"Iya dong, nanti, setelah lulus kuliah, kamu harus menjadi seperti Daddy" ujar Dareen.

"Gak deh, dean udah punya rencana sendiri dad" ujar Dean.

Dareen menghentikan makannya, dan menatap serius putranya "Dean kamu anak laki laki dan anak pertama, kamu harus nurut sama Daddy, kamu harus meneruskan apa yang Daddy kerjakan" jelas Dareen.

Dean memutar bola matanya, "Dean udah berkali kali bilang Dean gak tertarik menjadi seperti Daddy" ujar Dean, dan langsung pergi meninggalkan mereka.

"Aku kan udah bilang, jangan memaksakan anak" ujar Ale.

"Itu harus baby," ujar Dareen.

"Terserah lah" ujar Ale hendak meninggalkan Dareen, namun tangan Ale sudah di genggam duluan oleh Dareen.

"Kita perlu ngomong" ujar Dareen dengan wajah yang serius.


****

Jangan lupa vote

Thanks udah selalu setia untuk menunggu cerita ini update.

Follow Ig : mrs.bobob

Dareen Addison Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang