pengganti Daniel.

5.4K 138 0
                                    

Usia kandungan Ale sudah mulai memasuki bulan ke 9, mereka sangat gugup, apa lagi Ale.

Ale selalu merasa takut, Dareen juga selalu was-was, jika Ale mengalami kontraksi palsu lagi.

Akhir akhir ini, Ale sering mengalami kontraksi palsu, itu membuat Dareen jadi kelelahan harus menemani Ale, dan terkadang juga harus bolak balik kantor.

Dareen, juga sering mengajak Ale untuk berjalan, pagi pagi, karna dia ingin melahirkan normal.

Dareen sudah menyuruh nya untuk operasi, namun Ale menginginkan bagaimana rasanya melahirkan normal.

Saat ini mereka sedang ada di taman, untuk jalan pagi, karna Ale harus banyak jalan.

"Baby... Kalo capek istirahat ya" ujar Dareen.

"Iya sayang, i know, jangan khawatir yaa" ujar Ale.

"Takut nanti kaki kamu pegel baby," ujar Dareen.

"Gak Sampek pegel kok," ujar Ale.

Mereka terus berjalan, "sayang aku pengen bubur ayam itu" ujar Ale.

Dareen langsung melihat ke arah tukang bubur itu, "jangan baby, kita makan di rumah aja ya, lebih sehat, atau suruh aja Lisa buatin bubur ayam untuk kamu, ya?" Ujar Dareen.

"Tapi aku maunya yang itu" rengek Ale.

Dareen menghela nafasnya, "yaudah ayok" ujar Dareen.

Mereka berjalan menuju tempat bubur itu, "pak, bubur satu ya" ujar Dareen.

Saat bubur mereka datang, Dareen yang langsung memakannya, hingga habis. "punya ku mana?" Tanya Ale.

"Tunggu aku dulu baby, aku mau pastikan kalau bubur ini aman buat kamu dan baby kita" ujar Dareen.

Setelah menunggu beberapa menit, Dareen tak merasakan apa apa pada tubuhnya, Ale yang mulai bosan menunggu suami gila ini akhirnya mulai kesal, "aku udah laper sayang!" Bentak Ale.

"Ssttt jangan marah dong, tunggu lagi 2 menit lagi, aku mau pastiin ini aman apa gak buat kamu" ujar Dareen.

Ale menghela nafasnya, dan merebahkan kepalanya di atas meja.

Dareen yang akhirnya yakin bahwa ini aman, dia langsung pesankan bubur itu, tapi kali ini dia yang turun tangan untuk membuatnya.

Dareen tak ingin Ale kenapa kenapa, setelah 4 menit menyiapkan bubur itu untuk Ale, dia menuju ke mejanya.

"Baby bangun, jadi makan ga? Aku udah buatin untuk kamu, ini aku yang siapin" ujar Dareen.

Ale langsung bangun dan menikmati bubur itu, "enak ya?" Tanya Dareen.

"Iya enak banget, makasih ya sayang" ujar Ale sambil mengecup pipi Dareen.

Setelah selesai sarapan, mereka langsung pulang, karna Dareen juga harus pergi ke kantor.

"Maaf ya baby, kalo aku gak bisa temenin kamu, soalnya hari ini aku harus ketemu sama klien" ujar Dareen.

"Iya gak papa sayang, semangat ya" ujar Ale.

***

*Kantor*

"Marco Lo ngapain di sini?" Tanya Dareen yang kaget saat masuk ke ruangan nya sudah ada Marco di sana.

"Ini dokumen yang Lo butuhkan untuk mengambil alih perusahaan bashan" ujar Marco.

"Gue udah gak niat lagi" ujar Dareen.

"Why?"

"Gue mau lupain semua masa lalu gue, gue udah bahagia sama istri dan calon anak gue" ujar Dareen.

"Bagus deh kalo gitu," ujar Marco langsung keluar membawa dokumen itu.

Dareen tersenyum melihat fotonya dan Ale di mejanya.

"Gue bakal selalu berusaha untuk menjadi suami dan ayah yang baik buat kalian" gumam Dareen.

Dareen menyelesaikan berkas berkas yang harus di tandatangani, dia bekerja sangat cepat dan teliti.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 4 sore.
"Permisi pak, nanti sore ada meeting dengan klien jam 5" asisten Ed.

Hari ini Ed tak masuk kerja, jadi Siska yang menggantikan posisi Ed untuk hari ini.

Dareen menghela nafasnya, "apa gak bisa di undur besok? Hari ini saya sangat lelah," Tanya Dareen, hari ini dia sangatlah lelah, dia baru saja bertemu dengan klien yang lain, dan dia sangat rindu dengan Ale.

"Maaf pak, rapat ini sangat penting, dan pak Ed sudah memberi tahu saya agar rapat ini terlaksana dengan lancar" ujar Siska.

Jika ada Ed, Dareen mungkin bisa saja menyerahkan meeting ini kepadanya, namun karna Ed tidak masuk, jadilah Dareen yang harus ke sana.

"Rapat akan di adakan di cafe senja pak, dan mungkin sekitar tiga puluh menit lagi kita harus sudah berangkat" ujar Siska lagi.

Dareen menghela nafasnya kembali, "baik lah" ujar Dareen, sebenarnya dia bisa saja membatalkan meeting itu, tapi karna ini tentang tanggung jawab jadi Dareen harus melakukan nya.

Dareen sangat bertanggung jawab atas pekerjaan nya, apa lagi pada semua karyawan nya.

Dia akan memberikan uang pensiun kepada setiap karyawannya, serta  menjamin keluarga nya.

"Halo baby"

"Halo"

"Maaf ya baby, nanti aku pulangnya agak malem, soalnya aku harus meeting, dan ini tuh penting" ujar Dareen.

"Owh, iya deh gak papa sayang, kamu semangat ya, jangan lupa makan malam" ujar Ale.

"Oke baby, i love you" ujar Dareen

"Love you too" balas Ale.

Dareen langsung memutuskan panggilan telponnya.

****

*Mansion*

"Ale!!" Teriak Cilla memanggil Ale.

"Apa sih, teriak teriak," kesal Ale.

"Gue mau ketemuan sama cowok, anterin yok" ujar Cilla.

"Hah,! Lo udah dapet pengganti om Daniel,?" Tanya Ale yang kaget dengan sahabat nya ini, sangat cepat sekali dia mendapat pengganti.

"Udah, tapi gue masih malu buat ketemu sendiri, jadi gue ajak Lo yah" ujar Cilla.

"Malu lah gue Cil, Lo gak liat perut gue gede gini, masak iya sih Lo mau ngedate tapi ngajak orang bunting" ujar Ale.

"Gue gak ngedate, gue cuman makan malam biasa aja Ale... Ayok lah, Lo emang mau gue sedih lagi" Ujar Cilla.

"Huftt, iya iya ayok... Gue ganti baju dulu" ujar Ale.

"Oke gue tunggu ya di bawah" ujar Cilla dan langsung turun.

****
Jangan lupa vote yaa,

Kira kira Cilla Ame syape yah?

Dareen Addison Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang