mati rasa.

7.1K 178 4
                                    

Ale menoleh ke arah Dareen, "aku mau sekarang!" Ujar Ale dengan suara pelan, namun penuh penekanan.

Dareen menghela nafasnya, "oke" ujar Dareen yang langsung menuruti kemauan Ale.

*Indonesia*

Ale yang baru sampai mansion Dareen langsung menuju ke kamarnya Dareen, yang kini menjadi kamarnya.

Ale langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, "huuuhhhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ale langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, "huuuhhhh...." Ale membuang nafas panjang, dan memejamkan matanya,  Menghilangkan penat dan lelahnya.

Dareen yang di tinggal begitu saja oleh Ale merasa sedih, sepanjang perjalanan tadi mereka hanya diam, Ale tak ingin sama sekali bicara pada Dareen.

Dareen yang pusing karna masalah rumah tangganya, langsung pergi mencari teman temannya.

*Perusahaan Marco*

Saat ini Dareen sudah berada di perusahaan Marko, Dareen langsung menuju ke ruangan temannya itu.

Dareen langsung mendudukkan dirinya di sofa, "loh, katanya di sana bakal sebulan" ujar Marco.

"Ale minta balik!" Kesal Dareen

Marco yang mengerti pasti ada sesuatu pada Dareen, Marco langsung duduk di samping Dareen.

"Kalo ada masalah, selesai kan, jangan kabur, perjuangkan cinta Lo, kalo Lo emang benar cinta" ujar Marco.

Marco memang yang paling mengerti, tak seperti Daniel yang suka bercanda dan selalu menyalahkan Dareen, dan tak seperti Bryan yang otaknya lambat.

"you don't know my problem mar," ujar Dareen lesu.

"Please tell me your problem" ujar marco serius.

Dareen menghela nafasnya, memulai menceritakan semuanya kepada Marco.

Marco yang mendengar cerita Dareen, sempat terkejut mendengar pengakuan Dareen.

"Lo kenapa melakukan itu hah! Dareen... Lo itu waras gak sih?! Lo cinta gak sih ma bini Lo?" Ujar Marco yang jengkel dengan Dareen.

"Gue cinta banget sama Ale mar, tapi waktu itu gue juga gak tau kenapa gue bisa goblok kayak gitu... Sumpah ini semua itu karna obat sialan itu" ujar Dareen frustasi.

"Kan Lo harusnya bisa langsung cari bini Lo Dareen, Lo rayu kek atau apa, kenapa harus sama Sisil sih!"

"Gue bingung mar, sekarang gue gak tau apa yang harus gue lakukan, dia gak ajak gue ngomong sepatah katapun" ujar Dareen.

"Gue gak tau, tapi Lo harus hati hati sama si Ale dar, gue lihat Ale itu orangnya pendendam" ujar Marco, "dan dia itu cewek yang kuat" ujarnya lagi.

Dareen langsung mengingat kejadian malam itu, "iya dia emang cewek kuat" ujar Dareen.

"Gue takut dia bakal bales gue dengan selingkuh sama cowok lain" ujar Dareen dengan wajah sendu.

"Semoga aja gak" ujar Marco.

Ponsel Dareen berbunyi, Dareen segera mengambil ponselnya yang berada di kantong kemejanya.

"Gue kira Ale" ujar Dareen lesu.

"Yaudah angkat aja si, siapa tau penting" ujar Marco yang menyuruh Dareen cepet menerima panggilan itu.

"Halo" Dareen.

"Lord, bagaimana dengan Sisil?" Tanya bodyguard kepercayaan Dareen itu.

"Bagaimana gimana? Gue gak tau!" Sentak Dareen.

"Maaf lord, saya kurang jelas. maksud saya, saya harus apakan Sisil, saya bunuh atau kita terus perkosa dia?" Tanya bodyguard itu.

"Dia belum mati?" Tanya Dareen yang heran, bahkan di perkosa oleh 20 pria yang sangar pun dia tak mati mati.

"Belum tuan," ujar bodyguard nya.

"Lo jual aja dia, dan uangnya buat Lo semua" ujar Dareen langsung mematikan sambungan telepon.

Dan tentu saja bodyguard itu sangat senang, sudah dapat uang dari lord Dareen dan akan mendapatkan uang juga dari hasil menjual Sisil.

Marco yang mendengar obrolan Dareen tadi, hanya menggeleng, Marco sudah tak heran lagi oleh kawannya yang satu ini.

Dareen memang gila jika menghadapi musuh-musuh nya, dia tak segan, walau itu wanita atau pria.

****

K

ini dareen sudah berada di mansion nya, Dareen menuju kamarnya, namun tak melihat Ale, Dareen mendengar ada suara dari bathroom.

Dareen langsung menuju ke sana, Dareen menghampiri Ale yang tengah mandi.

Dareen melihat Ale meraba raba tubuhnya, seperti sedang menginginkan hal itu.

Dareen tersenyum di buatnya, Dareen Langsung menyentuh payudara Ale dari arah belakang dan meremas nya, Ale awalnya mendesah karna sentuhan Dareen.

Namun itu tak berlangsung lama, Ale langsung keluar dari bathtub, dan marah, "jangan sentuh gue! Gue gak sudi di sentuh sama cowok kayak Lo! Gue jijik! Lo bekas perempuan jalang itu!!!" Teriak Ale.

"Aku gak sejauh itu baby, aku hanya  bermain di bagian atas saja, aku sama sekali tak menyentuh miliknya Ale, dan semua yang aku lakukan ke dia itu pun tak senikmat saat bersama mu, itu semua karna pengaruh obat," jelas dareen.

"Ciih, dasar memang laki laki tai Lo!!" Ujar Ale marah dan membanting salah satu bubble bath yang botolnya dari kaca yang ada di dekatnya.

Prang!!! botol kaca itu pecah, berserakan di mana mana, menjadi sebuah serpihan karna terlalu keras lemparan nya.

"Ale stop!! Aku gak mau hubungan kita seperti ini terus-menerus!!" Bentak Dareen yang kini sudah tak kuat dengan Ale, Ale sangat keras kepala dan memendam amarah terlalu lama.

Ale tak mendengarkan Dareen, Ale berjalan keluar, dan menginjak pecahan botol kaca itu, hingga darah segar banyak keluar dari kakinya, namun dia tetap berjalan seperti biasa.

Ale tak menghiraukan rasa sakit itu sedikitpun, bahkan serpihan serpihan kaca itu banyak yang menusuk di kakinya, kini Ale sudah seperti mati rasa.

****
Jangan lupa votenya,
Semoga gak bosen sama cerita ini.
Thanks yang udah setia baca novel ini dan yang selalu vote.



Dareen Addison Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang