Chapter 25

186 26 4
                                    

Sebuah maskot dari salah satu kartun menjadi daya tarik tersendiri, berdiri dengan tangan melambai menyambut para pengunjung festival yang baru saja datang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebuah maskot dari salah satu kartun menjadi daya tarik tersendiri, berdiri dengan tangan melambai menyambut para pengunjung festival yang baru saja datang.

Jiyang, harus menahan rasa gerah juga pengap sejak dua jam yang lalu, semenjak dia harus mengenakan sebuah maskot karakter dari serial TV tersebut. Menguatkan kakinya, dengan tangan yang terus melambai tanpa henti.

Satu jam lagi, batinnya terus berseru. Menyuruhnya untuk bertahan, sampai waktunya istirahat tiba dalam kurun waktu satu jam mendatang. Jika dia boleh mengeluh, Jiyang ingin mengeluhkan kedua lengan tangannya yang sangat pegal.

"Eh? Ternyata selama ini aku tak sendiri" gumamnya, menatap lekat seseorang yang berdiri tak jauh darinya, menggunakan kostum yang sama seperti dirinya pakai.

Tanpa terasa, kedua sudut bibirnya melengkung ke atas, membentuk sebuah senyuman yang begitu lebar. Bersamaan dengan perginya rasa pegal dan lelahnya, Jiyang rasa dia tidak berhak untuk merasa lelah sedangkan banyak orang di luaran sana yang hidup sepertinya, mungkin dia lebih beruntung.

Yeah! Tak semua mahluk hidup harus berdiam diri dan leha-leha saja, ada kalanya kita harus berjuang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.

Dan akhirnya, yang selama satu jam dia tunggu tiba juga. Dengan kaki yang dia luruskan dan kepala maskot yang sudah dia buka, Jiyang duduk mengenaskan tanpa alas, sesekali menyerka keringatnya yang kembali berjatuhan.

Sore ini beruntungnya tidak turun hujan, jika tidak? Bisa dipastikan Jiyang tidak ada di tempat ini. Memang seharusnya, setelah dia pulang sekolah. Jiyang pergi ke toko bunga bibi Shin, tapi sayang sekali toko bunga itu harus tutup karena bibi Shin yang sakit.

"Kamu?" Jiyang menunjuk seseorang yang baru saja duduk disampingnya, melemparkan botol air mineral tanpa rasa bersalah. "Buat aku?"

Dia, maskot yang sempat Jiyang perhatikan beberapa waktu yang lalu. Mengangguk tanpa mengeluarkan suara atau pun sekedar membuka kepala maskot yang begitu menyiksa, aneh.

"Kamu gak gerah?" Memberanikan diri, Jiyang berujar. Sesekali meneguk mineral nya yang tinggal setengah, "Kenapa gak di buka aja?"

Lagi, maskot itu menggeleng. Membuat Jiyang mau tidak mau hanya mengangguk saja, mungkin saja dia memang suka dengan kostumnya.

Kalo gue buka, gue takut ketahuan. Katanya serba salah, padahal keringat di keningnya terus bercucuran, di tambah bau kostum yang dia sewa mengeluarkan bau tak enak. Sial sekali orang yang menyuruhnya itu, wajah tampannya jadi bau.

Jiyang melirik ponsel miliknya, melihat sudah berapa lama dia duduk lesehan bersama maskot di samping lalu beranjak. "Ayo! Ke posisi kamu, waktunya untuk kembali hibur anak-anak"


















I Need You, Min! √Where stories live. Discover now