Chapter 9

223 37 0
                                    
















"Apa kamu sudah makan?."

Itu suara Jiyang, berbicara pada Yoongi yang baru keluar kamar siang ini. Pria itu sedari tadi hanya berdiam dikamar, membuat Jiyang ragu untuk menanyakan hal tersebut. Mengingat jika semalam dia sempat bercekcok mulut dengannya, dan... mungkin saja pria itu masih marah terhadapnya.

"Kamu mau pergi?." Ujarnya lagi, menyadari jika Yoongi sudah memakai jaket kulit berwarna hitam dengan kunci motor yang ada di genggaman pria itu.

Henning.

Yoongi memilih pergi tanpa menjawab pertanyaan Jiyang, dapat dia rasakan. Sebuah telapak tangan yang terasa begitu hangat menggenggam tangannya, mencegah untuknya yang akan beranjak pergi. Tanpa menoleh pun Yoongi sudah tahu jika yang mencegahnya kala itu adalah Kwon Jiyang, melirik sekilas.

Dia hentakan tangan kecil Jiyang, melanjutkan langkahnya tanpa berkata apapun. Lagi pula sudah cukup rasa kasihan yang dia berikan pada gadis itu, tidak lagi! Dan tidak akan pernah.

Jiyang tentu saja terkejut dengan perlakuan Yoongi, "k-kau baik baik saja?." Tanyanya untuk yang kesekian kali, berharap kali ini Yoongi membalas pertanyaan.

Namun, sepertinya tidak untuk sekarang. Yoongi benar-benar pergi meninggalkannya, melajukan sepeda motor pria itu meninggalkan pekarangan rumah ini. Jiyang rasa... saat itu ntah mengapa dia merasa kehilangan, kosong dan hampa.

Sikap pria itu sedikit berubah, tidak! Tapi benar benar sudah berubah. Tatapan Yoongi yang selalu tajam saat melihatnya, kini tak ada lagi. Pria itu bahkan seperti enggan menatapnya, kenapa menjadi rumit seperti ini? Hanya karena dia yang menolak untuk menjauh dari Lee Taeyong? Ayolah.




Drrt...








Dering ponsel mengintrupsinya, membuat lamunannya buyar. Gadis itu menyerit, nomor yang tidak dikenal. Siapa? Apa kak Hoseok yang menelfonnya? Menggeleng ribut, Jiyang memilih untuk tidak memusingkannya.

"Halo?."

"Kerumah gue, gue tunggu!."

Kerutan di dahinya semakin dalam, sebias suara seseorang di sebrang sana tampak tak asing di telingannya. "Lee Taeyong? ." Ujarnya memastikan, siapa tahu dia salah dengar.

"Napa? Gue minjem hape bokap lo nih, cepetan kerumah gue! Ada ayah lo ama Hoseok juga."








Pip









Sambungan terputus, Jiyang yang ingin bertanya kembali menjadi urung. Bagaimana cara ayahnya ada dirumah Lee Taeyong? Mereka saling mengenal? Apa Taeyong memberi tahu keberadaannya pada sang ayah? Bagaimana ini? Jiyang begitu takut, tapi tidak ada alasan untuknya tidak datang.

Memilih bersiap, sepanjang jalan dia menggigiti jarinya takut. "A-apa ayah akan memarahi Lee Taeyong?."

























***
















Mengenakan kemeja serta jas formalnya, Lee Taeyong tersenyum ramah pada pria paruh baya di depan sana. Itu ayah Kwon Jiyang, dan tepat di samping pria paruh baya tersebut terdapat Jung Hoseok yang tengah menatap curiga padanya.

"Terimakasih, paman Jung. " ujarnya, mengembalikan ponsel yang sempat dia pinjam.

Bukan tanpa alasan Taeyong meminjam ponsel ayah Jiyang, dia hanya ingin melihat apakah nomor kontak ponsel Jiyang tertera di sana atau tidak. Dan seperti yang dia duga, sama sekali tidak ada nomor ponsel gadis itu di sana disana. Sebut saja Taeyong kurang kerjaan.

I Need You, Min! √Where stories live. Discover now