Chapter 24

174 26 2
                                    























Tring!










Sebuah loncen kecil di atas pintu berbunyi, menandakan jika seseorang baru saja masuk kedalam toko bunga tersebut. Bibi Shin sudah siap dengan senyum ramah yang akan dia tunjukan, menyambut pelanggannya seperti seorang dayang pada rajanya.

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu? Butuh bunga untuk siapa? Pacar? Ibu? Atau hanya untuk hiasan di rumah?" Katanya.

"Aku ingin ganti rugi untuk semua bunga yang Kwon Jiyang bawa hari ini," orang itu kemudian mengeluarkan sebuah kartu dari dalam dompetnya.

"Maaf?" Tanya bibi Shin bingung, dia enggan untuk menerima kartu dari seorang anak lelaki di depannya.

"Aku tidak sengaja menyerempet Kwon Jiyang hingga semua barang bawaan, termasuk bunga yang akan dia antar jatuh. Dia melarangku untuk ganti rugi, jadi aku ke sini." Katanya dengan malas saat harus menjelaskan kalimat sepanjang itu, dan hanya di balas anggukan dari wanita di depannya.

"Kalo boleh tahu namanya siapa? Saya hanya ingin tidak ada masalah kedepannya." Bibi Shin memicing, sedikit curiga. Karena anak itu hanya diam, haruskah dia mengusir anak berandal ini? Sepertinya anak itu hanya mengerjainya seperti anak muda kebanyakan. Namun, akhirnya dia menjawab.

"Min Yoongi, "

Bibi Shin mengangguk dan segera menulis nama Yoongi, mengurus pembayarannya dan menyerahkan kembali kartu anak lelaki di depannya.

"Aku juga akan bertanggung jawab untuk menggantikan Jiyang mengantar bunga pesanan, jika anda berkenan." Lanjutnya, Yoongi tidak segera menerima kartu miliknya, dia ingin menggunakan itu sebagai jaminan.

"Kamu yakin?"

"Kartu ini sebagai jaminan jika anda tidak percaya padaku, dan... aku minta agar anda merahasiakan hal ini dari Jiyang " ujar Yoongi datar, namun pupil matanya memohon agar wanita itu berbaik hati, setidaknya sedikit bantuannya gadis itu bisa pulang lebih cepat hari ini.

Bibi Shin mengerut, tapi dia tidak enak jika harus bertanya lebih. Dan mau tidak mau dia mengangguk, mengiyakan perkataan Yoongi. "Bawa saja kartunya, saya percaya dengan kalian. Saya akan siapkan bunganya,"

Yoongi mengangguk, tak sengaja atensinya melihat tas Jiyang yang ada di belakang kasir. Penguntit ejeknya pada dirinya sendiri, tak lama kemudian dia melihat jika wanita tua pemilik toko ini sudah siap dengan beberapa buket yang di bawanya.

"Alamatnya sudah ada disana ya? Hati-hati." Peringatnya, melambaikan tangan riang.

Tanpa membalas perkataan bibi Shin, Yoongi beranjak. Melajukan sepeda motornya meninggalkan tempat parkir yang sering dia kunjungi tapi tidak berani untuk masuk, alasannya? Hanya ingin melihat Jiyang dari jauh, mungkin.











***

















"Aku pulang!"

Jiyang berlari masuk kedalam kamar sang ayah, mendekap erat tubuh ayahnya dengan senyum lebar yang masih dia pertahankan sedari tadi.







"Tidak perlu Jiyang, lagi pula pesanan bunga yang akan kamu antar ternyata sudah di batalkan sejak 30 menit sebelum kamu datang. Jadi saya tidak akan menuntut ganti rugi ke kamu, anggap aja ini hari keberuntungan kamu."





Keberuntungan ya? Jiyang bergumam dalam hatinya, memikirkan perkataan bibi Shin yang membuat kedua sudut bibirnya kembali tersenyum. Mungkinkah ini memang hari keberuntungannya? Tak bisa di percaya, namun mulai sekarang Jiyang akan percaya karena dia sudah mengalaminya sendiri.

I Need You, Min! √Where stories live. Discover now