Chapter 10

245 33 0
                                    















Malam ini, hujan begitu deras mengguyur kota Seoul. Jiyang masih berdiri didepan teras sebuah minimarket yang sudah tutup, sesekali menggosok kedua tangannya akibat cuaca yang semakin dingin. Dia ingin pulang, Taeyong telah mengantarnya tadi.

Tapi, karena Jiyang yang sengaja memberikan alamat palsu pada pria itu, mengharuskannya jalan lebih jauh kerumah Min Yoongi. Tidak masalah, hal tersebut dia lakukan agar Lee Taeyong tidak salah paham dengannya yang tinggal di rumah seorang pria seperti Yoongi.

"Apakah hujan ini tidak ada niat untuk berhenti? ." Gadis itu bergumam, mendongak. Melihat tetesan air yang jatuh dengan deras, membuatnya sempat mengulas tersenyum.

Menadahkan telapak tangannya untuk menampung air yang akan terjatuh ke tanah, dengan ragu kakinya melangkah menerobos hujan, membuat bajunya terasa begitu lembab. Kepalanya dia dongakan keatas, menatap langit malam yang begitu kosong tanpa adanya benda langit di sana.

Jiyang merasa, separuh dari beban hidup yang dia pikul sedikit berkurang. Terbawa aliran hujan yang meleburkan setengah masalahnya, dari situ dia sadar. Tuhan selalu ada di sampingnya, melihatnya tanpa tertidur. Dan gadis itu percaya, suatu saat nanti Tuhan akan memberikan kebahagiaan untuknya. Bukan sekarang, tapi nanti.

"Heh, Gila lo?!."

Jiyang tersentak, menengok kebelakang mendapati seseorang yang sudah menutupi tubuhnya dengan sebuah jaket. Gadis itu mengerjap, meraup wajahnya yang membuat pandangannya menjadi buram.

"Min Yoongi, kan?." Ujarnya sedikit ragu, mendongak sedikit untuk memperjelas jika pria di depannya adalah Yoongi.

"Pulang!."

Diam selama beberapa saat, gadis itu tersenyum cerah. Apakah pria itu sudah melupakan kejadian semalam? Apa Min Yoongi sudah memaafkannya? Benarkah? Sungguh? Tak mampu menyembunyikannya betapa bahagianya seorang Kwon Jiyang saat itu, hal kecil yang sudah membuatnya begitu senang, entah mengapa.

"Terimakasih,"

Perkataan sepontannya mampu membuat Yoongi berhenti di tempat, pria itu merasa ada yang janggal di sini. Ah, yang semalam ya? Yonggi sungguh lupa. Lupa jika mulai tadi pagi dia sudah bertekad untuk tidak mengkhawatirkan gadis itu lagi, dan dengan bodohnya.

Hanya dengan melihat tubuh Kwon Jiyang yang sudah basah kuyup, hatinya tergerak memberikan jaketnya dan membiarkan tubuhnya yang di guyur hujan. Ada apa dengannya? Mengapa begitu bodoh?! Sial, hatinya begitu lemah.

"Itu yang terakhir, lain kali gue gak akan peduli lagi sama lo. Dan begitupun sebaliknya, gue harap lo gak usah peduli in gue." Ujarnya.

Setelah mengatakan sepenggal kalimat yang begitu menyiksa, Yoongi pergi dari sana. Meninggalkan Jiyang yang masih diam mematung, melajukan sepeda motornya meninggalkan Kwon Jiyang.

Bahunya meluluh, seutas senyum yang tadinya terbit perlahan memudar, derum motor yang mengalun kala itu bagaikan penyiksaan paling mengerikan untuknya. Menatap punggung yang kian lama kian mengecil, dan menghilang meninggalkannya... sendiri.

Kwon Jiyang tak menyangka, ternyata Tuhan sebegitu sayangnya pada dia. Mengujinya tanpa henti, seperti sekarang. Satu persatu orang yang dia harapkan untuk ada disisinya pergi, ibu, ayah dan dia.

I Need You, Min! √Where stories live. Discover now