Chapter 7

245 37 2
                                    






















"Jiyang!."

Gadis yang namanya di panggil menoleh, tersenyum manis pada seseorang yang sudah ada di sampingnya. Saat ini keduanya ada di koridor menuju kantin, bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu.

"Kak Hoseok udah terima bekal dari kak Johnny? Maaf aku gak sempet antar langsung, aku hampir aja telat masuk tadi pagi."

Pria itu terkekeh, menggusrak surai panjang Jiyang. "Gak apa apa, harusnya kamu gak usah repot-repot juga buatin kakak bekal kaya gitu. Kakak udah sarapan tadi pagi."

Jiyang mengangguk-angukan kepalanya, senyumnya tiba-tiba saja luntur, dia menoleh. "Jadi kak Hoseok buang dong?."

"Engaklah, kakak tetap makan. Kan sayang, kamu udah susah buat capek-capek masa kakak buang, kakak harga in. " Ujarnya tulus, keduanya mendudukan tubuh mereka pada kursi kantin. "Mau makan apa? Kakak nanti yang bayar."

Gadis itu menggeleng, lalu tersenyum menampakan gigi putihnya. "Gak usah, aku ke kantin cuma mau nungu seseorang."

"Siapa?."

"Oi! Udah makan?."

Hoseok mendongak, menatap tak suka Lee Taeyong yang seenaknya duduk di samping Jiyang. "Ini orang yang kamu tunggu? Lee Taeyong?."

"Kakak gak usah khawatir, dia orang baik, kami berteman malah." Ujarnya menenangkan, tersenyum seolah dia baik-baik saja, dan memang kenyataannya dia baik-baik saja.

Gadis itu melirik kanan kiri, kemana Seo Johnny dan Nakamoto Yuta? Tidak seperti biasanya yang kemana mana selalu bertiga. "Mereka gak ikut? Tumben."

"Di toilet, lagi dihukum ama Pak Choi. Ya, kan Seok?." Suara Taeyong tanpa melihat Jiyang, memilih memainkan ponselnya yang sedang menampakan pertarungan seru.

Jiyang lihat, kakaknya sama sekali tidak ada niatan untuk menjawab perkataan Lee Taeyong, yah! Dia tahu jika kakaknya masih merasa kesal dengan kelakuan Taeyong dulu. Tak apa! memaafkan memang sedikit sulit, tapi tidak ada kemungkinan untuk kakaknya dapat melupakan kejadian dulu, dan memulai hubungan baik dengan Lee Taeyong.

"Pacar lo, gue rasa sariawan deh." Taeyong mencibikan bibirnya, melirik Hoseok kesal karena berani mengabaikannya, padahal dia sudah baik ingin mengajak ngobrol. Hoseok kaparat, umpatnya dalam hati.

Sedangkan Gadis yang berada di sampingnya terkejut dengan perkataan Taeyong, melihat takut kakaknya. Berharap Jung Hoseok tidak terpancing emosi, jangan sampai keduanya berantem kembali.

Terjadi keheningan kembali, Jiyang bersyukur. Ternyata kakaknya tidak mengindahkan perkataan Taeyong tadi, menoleh. Gadis itu menatap Taeyong penuh tanda tanya, apa maksud perkataannya tadi? Mau bikin keributan lagi? Berantem? Jika saja dia berani, gadis itu sudah mengulurkan tangannya untuk membungkam mulut Lee Taeyong.

"Gak usah natep gue kaya gitu, lo sama dia ada hubungan apa? Kalian pacaran atau teman aja?." Taeyong menatap balik gadis di sampingnya, memasukan ponsel pada saku seragam lalu menantang Jiyang yang masih diam.

"Dia adik gue." Hoseok bersuara, sangat pelan tapi mampu didengar oleh seorang Lee Taeyong yang sudah menoleh melihatnya. "Gak usah cemburu, banci!."

Taeyong terkejut, bukan karena Hoseok yang mengatainya banci tapi fakta jika Jiyang adalah adik dari seorang Jung Hoseok. Selama ini dia tidak berfikiran sampai kesitu, bagamana bisa? Kwon Jiyang dan Jung Hoseok? Saudara? Bahkan marga yang di gunakan keduanya berbeda.

"Dek, kakak pergi ya? Udah di tunggu ama Jungkook di lapangan basket. " ujarnya lagi, melirik jam yang melingkar Di pergelangan tangannya lalu segera beranjak dari sana.

I Need You, Min! √Where stories live. Discover now