Chapter 8

221 36 0
                                    






















"Aku pulang."

Jiyang baru saja membuka pintu rumah Yoongi, terdiam bebrapa detik lalu menampilkan senyum ramah pada semua pasang mata yang menatapnya. Taman-teman sang pemilik rumah ternyata sedang berkumpul, bahkan ada kakaknya juga.

Jarum jam menunjukan pukul 8 malam, gadis itu baru saja pulang dari rumah Taeyong. Jiyang sempat tertidur beberapa jam di sana, mau tidak mau dia harus pulang sedikit larut karena Taeyong pergi entah kemana dan berakhir dengan tidak ada seorangpun yang membangunkan.

"Dari mana?."

Suara dingin dan menuntut meyeruak, bukan dari mulut Hoseok kakaknya. Melainkan dari seorang Min Yoongi yang berujar, membuat beberapa dari mereka sempat tertegun tak percaya. Seorang Min Yoongi yang ketus? Yang benar saja, sejak kapan ada rasa empati dalam diri cowok itu.

"Maaf, aku tidak sengaja tertidur di rumah teman. Kami sedang mengerjakan tugas ㅡ"

"Siapa?."

Jiyang mengerjap, perkataannya yang langsung di potong oleh Yoongi membuatnya sedikit tak menyangka. Dia tahu, ini baru pertama kalinya dirinya pulang terlambat. Dia salah, dan dia merutuk akan kesalahannya itu, cowok itu pasti khawatir.

"Maaf~" cicitnya, pelan.

"Dia siapa?! Kenapa bisa tidur di sana?! Kenapa selalu minta maaf?! JAWAB!!!." Yoongi agaknya tidak main main, pria itu benar-benar sangat marah. Ntah karena apa, yang jelas sekarang wajahnya sudah memerah dengan tangan yang sudah terkepal dan rahang yang mengeras.

Jiyang menunduk, mengigit bibir bawahnya menahan tangis. Sial, rasanya Tuhan memang tengah mengujinya hari ini. Bahkan dia sudah menangis untuk yang kedua kalinya, sekarang dan saat dirumah Lee Taeyong.

"Sial!." Umpatan keras tersebut berhasil keluar dari mulut Yoongi, mengusap kesal wajahnya lalu menghempaskan tubuhnya disofa. Bergabung dengan teman-temannya yang hanya terdiam kaku, kecuali Jungkook yang sedari tadi mengamati wajah sembab Jiyang.

"Hei." Suara Hoseok mengalun, mengusap rambut adiknya yang langsung di peluk oleh sang adik. "Bisa cerita sama kakak, kenapa pulang terlambat?."

Hening, kemudian sebuah gelengan kepala dia dapatkan dari Jiyang yang masih ada di pelukannya. Mau tidak mau Hoseok harus sabar, menepuk pelan beberapa kali pucuk kepala sang adik.

"Kalo gitu, kapan-kapan cerita ya sama kakak?."

Jiyang hanya diam, menarik ingusnya beberapa kali dengan hidung yang sudah memerah. Untuk yang kesekian kalinya, gadis itu sangat bersyukur mempunyai kakak seorang Jung Hoseok. Setidaknya, untuk kali ini dia bisa sedikit lega.

"A-aku keatas dulu." Jiyang berujar, hendak melangkahkan kakinya kearah tangga. Namun, suara sang kakak berhasil membuat langkahnya berhenti.

"Makan dulu, kamu pasti belum makan." Hoseok menarik pergelangan Jiyang, mendudukannya di antara teman-teman yang lain. "Elah, napa jadi pada diem? Biasanya berisik." Tambahnya, mengomentari suasanya yang kembali menghening.

"Eh? Iya ya, tadi sampai mana bang?." Suara heboh Taehyung bertanya dengan rusuh, tadi sebelum Jiyang datang.

Dia dan Seokjin tengah mengobrol tentang sepatu bermerek yang tengah diskon, katanya Taehyung mau membeli sepatu tersebut tapi uangnya tidak cukup. Jadilah dia membujuk Seokjin untuk meminjam uang, dan sayangnya... Dia belum berhasil.

"Gak tahu, gak penting." Sahut Seokjin, acuh.

"Yah~ gitu amat, ayo dong bang. Nanti gue kasih lebih deh, bokap belom transfer nih." Bujuknya untuk yang kesekian kali, membuat Namjoon yang tengah membaca buku menjadi risih.

I Need You, Min! √Where stories live. Discover now