Chapter 13

191 27 1
                                    














Seperti biasa, semua mata selalu terarah padanya ketika baru saja masuk. Ntah apa yang menarik dari penampilannya hari ini, Jiyang rasa bukan itu maksud dari tatapan mereka. Tatapan mereka masuk kedalam golongan tatapan sinis, tak bersahabat.

Dia hanya diam, mungkin saja jika kalian yang mendapatkan perlakuan seperti itu, kalian langsung melabraknya. Jiyang juga ingin seperti itu, tapi dia tidak dapat cukup keberanian untuk melakukannya.

"Astaga!." Jiyang memegangi dadanya, terkejut. Nafasnya tercekat beberapa saat, pagi-pagi sudah jantungan. " Jennie, ada apa?"

Lega. Hampir saja dia menabrak Kim Jennie yang entah datang dari mana tiba-tiba saja sudah berada didepan, mengejutkannya. Jiyang menunduk. Dirinya kini semakin menjadi pusat perhatian, mungkin mereka kira dia akan mendorong Jennie lagi seperti waktu itu.

Image-nya di sekolah ini memang sudah buruk, jadi apapun yang dia lakukan akan selalu di pandang buruk oleh semuanya.

"Lo gak liat mading? ada nama lo di pajang disana," kata Jennie memberi tahu, mendekatkan tubuhnya sedikit rapat dengan Jiyang yang hanya diam bak patung. "Gue saranin lo gak usah deket ama keluarga Lee lagi, bahaya."

Setelah mengatakan ㅡlebih tepatnya berbisik seperti itu, Jennie beranjak. Dapat Jiyang lihat punggung sempit Jennie yang sudah berjalan menjauhinya, Jiyang tersenyum. Kim Jennie memang gadis yang baik, tak heran Jika dia selalu mendapatkan perhatian lebih dari semua orang.

Hubungannya dengan Kim Jennie memang tak terlalu dekat, tapi jika Jiyang dalam kesulitan Jennie selalu datang membantu. Seperti sekarang, walau cara gadis itu terlihat ketus dan angkuh.

Dengan langkah gontai, Jiyang arahkan kakinya menuju mading. Papan besar dengan tinggi menjulang itu selalu di penuhi oleh kertas-kertas yang berisikan informasi, saat sampai di sana. Atensinya langsung terarah pada namanya yang memang benar apa yang di katakan Jennie tadi, namanya tertulis dengan sangat jelas di sana.

Menghela nafas, Jiyang membaca dengan seksama rentetan kalimat yang mengatas namakan namanya. Disini tertulis; Jika siapa pun yang berani mendekatinya, maka orang itu akan berurusan langsung dengan keluarga Lee.

Jiyang terkekeh miris, dari dulu sampai sekarangpun. Tidak ada yang mau mendekatinya, seharusnya percuma saja ada pengumuman seperti ini. Tanpa disuruh pun orang-orang akan dengan sendirinya menjauh, Jiyang hanya gadis yang tidak jelas asal usul keluarganya, itu yang selama ini mereka lihat.

"Hai Ji, tumben liat mading. "

Gadis itu menoleh, tersenyum tipis saat mendapati Yuta dan... Lee Taeyong di sana. Kepalanya menggeleng, tatapannya sendu kala melihat Lee Taeyong yang hanya menatapnya tanpa ekspresi.

"Ada berita apa emang? Muka lo kusut bener." Yuta tanpa di suruh mengedarkan matanya, membaca kata demi kata yang sama sekali tidak penting baginya. Namun, berbeda saat dia mendapati nama Jiyang dan keluarga Lee disana. "Ini, ulah lo Yong?."

"Aku permisi, ada tugas yang belum aku kerjakan." Jiyang beranjak, menahan mati-matian agar atensinya tak bersitatap dengan Lee Taeyong kembali. Namun, dengan mudahnya Taeyong mencekal lengannya.

"Itu bukan ulah gue. Lo percaya, kan?."























***
































Bugh









Yoongi memegangi sudut bibirnya yang mengeluarkan darah, hanya sedikit, namun mampu membuatnya meringis merasakan sakit. Di depannya, tiga orang preman berbadan besar tengah tertawa dengan wajah mengejek khas mereka.

I Need You, Min! √Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu