21| Have to Endure

429 54 16
                                    

- 9 bulan kemudian -

Son Yeoreum telah tumbuh menjadi anak perempuan yang sangat menggemaskan. Tidak jarang para tetangga di sekitar rumah mengajaknya bermain. Ah apalagi tetangga yang sama seperti Eunseo dan Bona. Pasangan sesama jenis? Yup, bahkan pasangan yang mengikuti jejak program keduanya merasa sangat berterima kasih. Karena kebahagiaan mereka semakin bertambah dengan hadirnya buah cinta mereka.

Tentu, Eunseo dan Bona ikut bahagia. Dengan demikian, para pasangan LGBTQ+ bisa merasakan kebahagiaan yang bisa dibilang seimbang dengan pasangan pada umumnya.

Di kondisi Yeoreum semakin berkembang, disitulah juga Bona lebih ekstra memperhatikannya. Tidak hanya dalam pola makan, di aktivitas geraknya pun sangat diperhatikan. Tidak jarang Bona merasakan nyeri nan sakit dikala tengah menjaga Yeoreum, dan hal itu diketahui oleh Eunseo. Seketika itu pula, Eunseo akan melarangnya untuk beraktivitas.

“Bona, aku mendapatkan Dokter spesialis yang lain. Sore ini, aku akan membawamu kesana.” ucap Eunseo seraya menggendong putri kecilnya.

“Apakah itu akan membantu? Bagaimana kalau hasilnya tetap sama? Tidak ada cara untuk menyembuhkannya.”

Eunseo menahan kesal mendengar ucapan istrinya yang mulai berpasrah diri. Sungguh, bukan itu yang diingikannya. Tidak bisakah istrinya itu berjuang lebih kuat lagi? Eunseo sangat mengharapkannya, tapi makin kesini sikap Bona semakin berubah.

“Berhentilah berbicara omong kosong! Semua hal pasti ada jalan keluarnya, Kim Bona!” Eunseo menggertaknya.

“Kamulah yang seharusnya berhenti memberikan hal omong kosong sepeti itu! Tidak semuanya memiliki jalan keluar! Dan itu terjadi padaku! Aku lelah, sangat lelah menghadapi ini, Son Juyeon.” Bona pun tidak kalah membentak, meluapkan segala resahnya yang telah dipendamnya.

Suara keduanya yang meninggi itu membuat Yeoreum terkejut sehingga dia menangis. Dan Eunseo pun segera membawanya keluar dari kamar untuk menenangkannya.

“Ututttuuuu, jangan menangis baby-Yeo. Maafkan Daddeo telah membuatmu terkejut. Maafkan Daddeo juga telah membuat Mamma ikut meninggikan suaranya. Shhhh…”

Di pintu kamar, Bona menatap Eunseo dengan tangisan yang entah sejak kapan telah membasahi wajah cantiknya. Mungkin, dia tengah memikirkan tentang kepergiannya. Akankah suaminya itu bisa menunjukkan senyumannya? Akankah dia bisa merasakan kebahagiaan setelah dirinya pergi nanti? Apakah putri kecilnya itu akan tumbuh dengan baik? Dan sebenarnya masih banyak lagi, namun kali ini Bona hanya memikirkan satu. Yaitu tentang kehidupan dua orang yang sangat dicintainya.

“Jika aku tiada nanti, akankah kamu dan Yeoreum bisa menjalani hidup seperti biasanya? Tuhan, mengapa Engkau memberikan penderitaan ini kepadaku? Apakah ini hukuman karena telah melanggar laranganmu?” lirih Bona dalam batin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika aku tiada nanti, akankah kamu dan Yeoreum bisa menjalani hidup seperti biasanya? Tuhan, mengapa Engkau memberikan penderitaan ini kepadaku? Apakah ini hukuman karena telah melanggar laranganmu?” lirih Bona dalam batin.

Bona masuk lagi ke dalam kamarnya, dia meraih ponsel yang berada di meja rias. Diam-diam dia menghubungi seseorang. Pembicaraan keduanya cukup lama, dan saat Bona hendak mengambil sesuatu dari lemari, suaminya sudah berdiri di sampingnya.

To Be Honest [EUNBO] Where stories live. Discover now