36| Found it

332 52 10
                                    

2 hari setelah kejadian di hari itu, Jayne langsung menghubungi nomor Juyeon tapi berkali-kali dia menghubunginya, sang pemilik nomor tak kunjung meresponnya. Sambungannya selalu saja sibuk, dan Jayne tidak ada pilihan lain selain menghampiri Juyeon. Dia juga sudah mencoba meminta bantuan Luda, si sekretaris. Tetapi Luda mengatakan bawha Juyeon tengah tidak bisa menemui siapa pun, karena dia berjanji kepada putrinya bahwa saat kebersamaannya, Juyeon harus meninggalkan urusan pekerjaannya.

Jayne berkali-kali mengatakan bahwa apa yang hendak dia ingin bicarakan dengan Juyeon bukan tentang bisnis, tapi ini mengenai suatu hal yang sangat serius. Luda pun mencoba berbicara kepada Juyeon, si atasannya itu tetap dalam prinsipnya.

“Katakan padanya, saya akan menghubunginya nanti.”

Hanya itu, dan Luda sangat mengerti.

Berbagai penjelasan, dia tuturkan. Dia juga meminta Jayne agar bisa bersabar. Jayne yang sudah dilanda emosi langsung menutup panggilannya.

“Sial, dasar sekretaris belagu! Mentang-mentang kekasihnya adalah atsannya sendiri, jadi dia bersikap seperti ini. Cih.” ocehnya kesal.

Sementara Luda tengah dilanda rasa penasaran dengan wajah sang CEO JYn Corp, dia sudah bersikeras mencari fotonya di berbagai platform, tapi ya begitu. Harus ada akses dan izin jika memang dia ingin mengetahuinya. Dan Luda belum mendapatkan aksesnya karena pertemuan antara kedua pemilik perusahaan belum dilakukan.

Namun terkadang Luda heran dengan Juyeon, biasanya dia akan sangat penasaran dengan sosok orang yang ingin bekerja sama dengannya, tapi sekarang? Dia terlihat biasa saja, seolah dia sudah tahu dan tidak peduli.

“Sudahlah, yang jelas aku harus segera memenangkan hati-Juyeon sebelum wanita-wanita di luaran sana menggodanya.” tekadnya penuh percaya diri.

Luda membawa minuman segar untuk kekasih dan juga calon anak sambungnya ‘mungkin’. Yeoreum senang karena Ante-nya membuatkan minuman kesukaannya, dan sebagai balasannya dia memberikan satu kecupan di pipi kiri mulus nan putihnya.

“Makasih, Ante-Luda. Yeo sayang Ante…”

“Hihi, iya Yeo-cantik. Sama-sama ya sayang.”

Juyeon tersenyum-senyum melihat interaksi menggemaskan dari keduanya. Sempat terlintas dipikirannya untuk membawa hubungannya bersama Luda ke jenjang yang lebih serius. Namun hal itu baru bisa dilakukan jika memang hatinya benar-benar merasa yakin.

Maafkan Daddeo, Yeoreum. Daddeo belum bisa meyakinkan hati untuk melanjutkan hubungan Daddeo dengan Ante-Luda. Terlebih beberapa hari yang lalu, Daddeo berhasil menemukan satu fakta besar terkait mendiang Mama-mu.” gumamnya seraya senyuman yang tadi sumringah perlahan memudar.

Sejujurnya, jauh-jauh hari sebelum dia menemukan fakta besar itu, dia sudah berusaha sebisanya untuk meyakinkan hati. Dan saat dia hampir saja mendapat beberapa persen, fakta yang mengejutkan itu berhasil dia dapatkan. Dan setelah semua itu diketahuinya, hatinya seakan langsung menutup. Apakah itu menandakan bahwa hatinya harus kembali memutuskan? Mungkin.

Juyeon bangun dari duduknya, dia mendekati salah satu pembatas rumah seraya menikmati pemandangan langit sore. Luda melihatnya, lalu dia diam-diam memeluk tubuh Juyeon dari belakang.

“Luda? Kenapa memelukku?”

Luda sedikit cemberut mendengar pertanyaan Juyeon yang berintonasi ketus dan jutek.
“Aku hanya ingin memelukmu saja. Apakah tidak boleh?”

Juyeon berdesis pelan lalu dia menarik lengan Luda, memposisikan tubuhnnya agar dipeluk dari samping. Dan dengan begitu keduanya bisa bersama-sama menikmati suasana sore hari seraya berpelukan.

To Be Honest [EUNBO] Where stories live. Discover now