33| Want to Convine

526 60 36
                                    

Beberapa hari setelah kejadian di malam itu, Juyeon sering kali menghindari kontak mata dengan Luda. Dan Luda sangat kecewa atas sikapnya, dia berulang kali meintanya untuk tidak memberikan jarak namun Juyeon masih belum bisa mengatasinya.

Saat tidak ada lagi jalan lain, Luda mengambil satu tindakan yang mungkin ini disebut merendahkan diri. Ya, Luda terpaksa tapi tidak 100% terpaksa untuk menggoda Juyeon.

Jika ada kesempatan, dia akan merayu nan menggodanya. Setiap sentuhan lembutnya mampu membuat Juyeon terbuai. Hasratnya bergejolak tinggi saat Luda berhasil melakukan gerakan intensnya.

"Kumohon, jangan bersikap seperti ini. Kita sudah lama saling kenal. Aku hanya ingin kamu mempercayaiku." lirihnya pelan seraya menatap kedua mata sang atasan,

Juyeon menghela napasnya sebentar lalu dia menyerang Luda dengan ciuman yang tidak biasa dilakukannya selain kepada mendiang istrinya.

Dibalik aksi ciuman itu, ujung bibir Luda tersenyum tipis karena apa yang diinginkannya itu berhasil terjadi. Di ruangan kerja yang tertutup rapat sekaligus kedap suara, Juyeon dan Luda melakukannya. Desahan demi desahan saling terdengar diantara telinga mereka.

Namun sialnya, Juyeon yang belum terpuaskan kegiatan itu terhentikan karena ada panggilan yang berdering. Dan orang yang menghubunginya itu memintanya untuk segera ke ruang rapat khusus.

"Itu pasti CEO dari JYn Corp." tutur Luda seraya membenarkan rambut dan makeup-nya yang sedikit berantakan.

"Perusahaan yang menginginkan bekerja sama dengan kita?" tanya Juyeon.

Luda mengangguk pelan, "iya, tapi aku belum pernah melihat wajahnya. Bahkan untuk mencari fotonya saja diharuskan mempunyai izin dulu."

Juyeon hanya menghela napas seraya menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, seakan dia ikut bingung dengan yang dikatakan oleh Luda. Dia menafsirkan bahwa orang yang ingin bekerja sama dengan perusahaannya itu memanglah sedikit berbeda dari biasanya.

Tak ingin membuat kliennya menunggu lama, Juyeon bergegas keluar menuju ruangan rapat yang memang dikhususkan untuk hal-hal yang bersifat rahasia.

Saat Juyeon memasuki ruangan, orang berbadan tinggi nan putih itu bangun dari duduknya seraya mengulurkan tangan kepada sang CEO AONB Corp.

Saat Juyeon memasuki ruangan, orang berbadan tinggi nan putih itu bangun dari duduknya seraya mengulurkan tangan kepada sang CEO AONB Corp

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Selamat pagi, Nyonya Juyeon." sapanya disertai senyuman khasnya.

"Selamat pagi, Tuan Vernon." sahut Juyeon.

Pembicaraan keduanya pun di mulai. Juyeon menyetujui kerja sama yang diinginkan oleh Vernon. Tapi dia sedikit merasa terheran karena di dokumen mengenai JYn Corp tertulis bahwa yang berjabat sebagai CEO bukanlah Vernon.

Vernon pun menjelaskannya, dia memegang jabatan sebagi COO (Chief Operating Officer) yang dimana tanggung jawabnya lebih ke kegiatan operasional perusahaan atau bisa disebut Wakil CEO (Wakil Direktur). Dia juga meminta maaf karena atasannta tidak bisa menghadiri pertemuannya karena beliau ada urusan yang harus diselesaikan.

To Be Honest [EUNBO] Where stories live. Discover now