19| Winter Flower

652 56 22
                                    

Musim dingin tiba, dan secara kebetulan usia kandungan Bona menginjak 9 bulan. Yang dimana kelahiran dari anak pertamanya itu akan segera datang di depan mata. Berbagai perlengkapan telah Eunseo siapkan. Mulai dari perlengkapan bersalin, pakaian hingga kamar tidur khusus untuk anaknya.

Kini Bona tengah berada di Rumah Sakit, lebih tepatnya dia menginap 1 minggu sebelum prediksi kelahirannya. Ya, Dokter kandungan dan juga Dokter spesialisnya saling bekerja sama mengenai kondisi tubuh Bona. Kondisi tubuhnya sedikit rentan dikarenakan penyakit yang bersemayam seakan terus mencoba berkembang.

Dokter kandungan pernah memprediksi, bahwa kemungkinan bayi yang dilahirkan Bona mungkin saja akan mengalami kecacatan. Tentu saja hal itu membuat down hati Bona dan juga Eunseo. Namun, keduanya berusaha tetap kuat dan mempercayakan semuanya kepada Tuhan.

“Tidak, Dok. Itu tidak mungkin! Tolong lakukan sesuatu agar Bona bisa hidup lebih panjang lagi!” bentak Eunseo tak menerima pernyataan dari Dokter spesialis.

“Maaf, Nyonya Eunseo. Saya tidak bisa berbuat banyak. Seandainya, Nyonya Bona memilih untuk menggugurkan janinnya, mungkin hal ini bisa sedikit teratasi.”

Kedua tangan Eunseo mengepal kuat, melayangkan beberapa pukulan pada dinding yang ada di sebelahnya. Sungguh, hal ini tidak akan pernah bisa diterima Eunseo. Seseorang yang sangat dicintainya tidak akan bisa bertahan hidup dalam waktu yang lama (?) Eunseo sangat ingin melihat Bona mengurus dan membesarkan anaknya nanti sampai dewasa, tapi sekarang? Pernyataan yang dikatakan Dokter itu, membuatnya merasa putus asa.

Sementara di dalam kamar inapnya, beberapa tetesan air mata telah membasahi wajah cantiknya. Matanya mulai menangis lagi seraya dirinya melihat dan membaca secarik kertas.

“Jadi, akan seperti inikah akhir hidupku? Bahkan aku tidak diberi kesempatan untuk membesarkan putriku hingga usianya mencapai remaja

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

“Jadi, akan seperti inikah akhir hidupku? Bahkan aku tidak diberi kesempatan untuk membesarkan putriku hingga usianya mencapai remaja.”

Sejenak, Bona memejamkan matanya, mencoba mendapatkan ketenangan setelah apa yang barusan dia ketahui. Mengetahui bahwa usianya tidak akan bertahan lama setelah kelahiran itu tiba.

“Aku sudah menduga ini. Dan aku sejujurnya tidak terlalu terkejut, tapi tetap saja. Ini sangat membuatku sakit. Apa yang akan terjadi jika aku tiada nanti? Akankah Eunseo bisa menerimanya? Melupakanku, mungkin? Lalu putriku, apakah dia akan tumbuh dengan baik?”

Berbagai pertanyaan menghantui pikirannya, Bona benar-benar dibuat setres dan gila terkait perihal ini. Tanpa disadari olehnya, tangisan yang semula hanya isakan kecil kini berubah menjadi tangisan tersendu-sendu sampai Eunseo yang tadi tengah duduk di depan pintu kamar bergegas masuk takut terjadi sesuatu pada istri tercintanya.

“Bona, kamu kenapa sayang? Berhentilah menangis. Itu tidak akan baik untuk kandunganmu.” ucap Eunseo seraya memeluk Bona dalam dekapannya.

Bona tidak meresponnya, yang kini dia inginkan hanyalah memeluk tubuh suaminya untuk waktu yang lama. Jika bisa, mungkin Bona tidak akan ingin melepaskan pelukan itu. Hatinya belum 100% menerima kenyataan ini. Hatinya masih sangat menginginkan berbagai hal dari sang suami yang sangat mencintainya.

To Be Honest [EUNBO] Место, где живут истории. Откройте их для себя