29| Still Love, but

343 54 4
                                    

182 hari atau sekitar 6 bulan sudah terlewati begitu cepat. Perusahaan AONB Corp melaju pesat, bahkan sahamnya naik drastis melebihi saham perusahaan JYn Corp. Daya tarik perusahaan milik Juyeon jauh lebih membuat sebagian orang tertarik untuk bekerja sama dengannya. Tentu mereka melihatnya dari prospek kerja dan kualitasnya.

Orang-orang yang telah meneken kontrak di AONB Corp, merasa senang karena sejauh ini mereka berpikir tidak ada yang se-wow ini dibandingkan perusahaan lain. Lalu bagaimana dengan perusahaan JYn Corp? Sama saja menjanjikan. Hanya saja, sang CEO kerap membuat klien-nya merasa ragu atas sikapnya yang terlalu berlebihan.

Saking dikenalnya, orang itu dapat julukan dari orang-orang yang hampir saja menanam saham maupun bekerja sama di perusahannya. Orang itu diberi julukan nama Ms. Arrogant. Ya, sesuai dengan julukannya, orang itu angkuh dan sombong. Walaupun demikian, kinerja otaknya memanglah sangat luar biasa. Tapi orang-orang akan cendurung lebih melihat attitude-nya terlebih dahulu.

Kini, perusahaan Jyn tengah mengalami perosotan. Sebelumnya perusahaan itu memegang nomor 1 sebagai TOP Corporation, namun peringkat itu sudah tergantikan oleh perusahaan milik Juyeon.

“Sial, lagi dan lagi. Perusahaan itu mengambil semua perhatian banyak orang! Keunikan apa yang dimiliki mereka? Tidak ada! Hah, bahkan CEO-nya saja salah satu kaum LGBTQ+, bagaimana orang-orang disini mempercayainya?”

Ms. Arrogant itu terus saja mengumpat dan mengutuk perusahaan AONB Corp. Ingin rasanya dia bermain licik nan curang atau jika memungkinkan melakukan hal-hal yang ditujukan agar perusahaan itu jatuh sejatuh-jatuhnya.

“Sayang, tenangkan dirimu! Jangan tersulut emosi. Jika kamu seperti ini terus, yang ada staff-staff pada mengundurkan diri.” gertak Vernon sang kekasih seraya memeluk tubuh Ms. Arrogant.

“Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, Vernon. Bertahun-tahun aku mengembangkan perusahaanku, dan sekarang, baru 6 bulan saja si brengsek itu mengambil semuanya.”

Cup, Vernon mengecup bibir kekasihnya sekilas, “beginilah persaingan bisnis. Jika kita ingin berada di puncak, maka kita harus memutar otak lagi untuk mendapatkan ide-ide yang cemerlang.”

Vernon mencoba meyakinkan kekasihnya agar tidak terlalu berlebihan mengatasi masalah ini, dia berjanji akan mencarikan solusi agar perusahaan yang sudah dijalaninya selama kurang lebih 18 tahun kembali berjaya seperti dulu.

Sementara di posisi Juyeon, dia tengah disibukkan oleh berbagai hal. Entah itu menemui para tender, mencari nan mensurvey beberapa tempat, hingga hal-hal lain yang diharuskan dihadiri olehnya.

Untuk sekedar bermain nan menemani putrinya saja, Juyeon harus mengatur waktunya. Jika dia tidak pandai mengatur waktu, maka semuanya akan berantakan. Apalagi dengan Lee Luda, dia sempat bolak-balik dari satu kota ke kota lainnya untuk melakukan pertemuan yang seharusnya dihadiri oleh Juyeon namun tidak bisa dikarenakan jadwalnya yang sangat padat.

“Luda, dimana Yeoreum? Apakah dia sudah makan?” tanya Juyeon dengan jari-jari dan tatapannya terfokuskan pada komputer dihadapannya.

Luda yang tadi tengah membereskan dokumen-dokumen di rak kerja atasannya, langsung menghentikan tugasnya, karena dia baru ingat bahwa baby-Yeoreum belum makan.

“Maaf, Nyonya. Saya melupakannya. Saya akan segera memberinya makan. Permisi.”

Sesaat Luda ingin keluar, Juyeon menahannya dan memintanya agar putrinya itu dibawa ke ruangannya beserta makanannya juga.

“Biar saya saja yang menyuapinya.” singkat Juyeon.

“Baik, Nyonya.” jawab Luda lalu langsung bergegas keluar menuju satu ruangan yang telah dikhususkan untuk baby-Yeoreum.

To Be Honest [EUNBO] Where stories live. Discover now