40| Be Honest

385 48 31
                                    

Lee Luda menangis hebat setelah membaca pesan dari Juyeon, hatinya merasa sakit nan kecewa. Dan karena dia belum bisa menerima kenyataan pahit itu, selama 5 hari berturut-turut dia tidak masuk ke kantor.

Juyeon memahaminya, tapi karena ketidakhadirannya membuatnya sedikit kewalahan mengurus jadwalnya sendiri. Terlebih pengawasan yang biasa dilakukan Luda kepada Yeoreum kini terasa canggung. Juyeon pun akhirnya meminta bantuan dari teman Nancy agar bisa menemani Yeoreum selama sekolah.

Di hari ini pula, Juyeon ada jadwal melakukan rapat lanjutan mengenai hasil kerja sama dengan perusahaan JYn. Dia sangat antusias saat mengetahui bahwa pemilik perusahaan tersebut akan hadir dalam rapatnya, dan sejauh rapat yang dilakukan beberapa kali sebelumnya, si pemilik perusahaan selalu absen, namun sekarang tidak lagi.

Sungguh, hati Juyeon tidak bisa berbohong mengenai perasaan Sukanya terhadap saudari kembar mendiang istrinya. Setiap malam sebelum tidur, dia terus memikirkan perkataannya yang menyuruhnya untuk mencari kebahagiaan lain setelah dirinya pergi. Bona memang mengatakan itu, tapi hati kecil Juyeon masih enggan untuk melepaskannya.

Perasaan cintanya kepada Bona, memanglah tidak akan pudar. Juyeon akan selalu mencintainy. Kenyataannya memang benar, sekuat dan sepandai-pandainya dia berusaha, hatinya perlahan akan tergerak menginginkan kebahagiaan.

“Haruskah aku mengakuinya dan mengatakannya? Tidak… Tidak… Hatiku sangat mencintai Bona, tapi sisi hati-ku yang lainnya merasa bahwa aku mencintai Jiyeon.”

Gundah, hati dan pikirannya sangat tidak sinkron. Sudah berkali-kali dia mencoba memfokuskan dirinya untuk mendapat jawaban, namun di setiap usahanya selalu saja terngiang perkataan Bona.

Dan sekarang, Juyeon memejamkan matanya berharap untuk terakhir kalinya dia bisa mendapatkan jawaban kepastiannya.

“Juyeon, jika hatimu merasa yakin, lakukanlah. Aku akan ikut senang melihatmu bahagia bersama seseorang yang telah membuatmu merasakan jatuh cinta lagi.”

Tetesan air mata keluar dari kedua matanya, tatapan sayu nan sedihnya sudah tidak bisa disembunyikan. Dia sangat merindukannya, ingin memeluk nan menciumnya, namun hal itu tidak akan pernah dia gapai.

“Aku akui, aku memang mulai jatuh cinta dengannya. Tapi-”

“Jika memang sudah begitu, tidak perlu ada keraguan lagi, Juyeon. Aku yakin, dia akan bisa menjagamu dan juga Yeoreum. Bahkan aku berharap dia juga bisa jatuh hati kepadamu seperti aku mencintaimu.”

Wajah bersinarnya semakin membuat Juyeon menangis, suara lembutnya begitu menenangkan telinganya.

“Lakukanlah, aku mengizinkanmu menikah dengannya. Berbahagialah selalu, Son Juyeon.” Bisiknya pelan, lalu perlahan suasana menjadi gelap seraya terdengar sedikit teriakan yang memanggil namanya.

Juyeon menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba mengumpulkan kesadarannya.

“Maaf, Nyonya. Tender dari perusahaan JYn telah datang.” ucap Stewart, salah satu staff yang memiliki potensi yang hampir sama dengan Luda.

“Baiklah, kau urus saja. Saya akan mencuci-wajah saya terlebih dahulu.”

Staff itu pun lalu pergi, menutup kembali pintu ruangan atasannya. Beberapa saat kemudian, Juyeon yang baru saja selesai mencuci wajahnya, dikejutkan oleh seseorang yang berdiri di dekat pintu toilet.

“Jiyeon? Apa yang kau lakukan di ruangan-saya?” tanya Juyeon penasaran.

Jayne- oh mulai sekarang kita panggil dia dengan nama Jiyeon (ok?). Jiyeon menyeringai pelan seraya mendekati Juyeon. Gerak-gerik dari kedua matanya mengandung banyak kecurigaan.

To Be Honest [EUNBO] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang