27| Trying My Best

362 50 12
                                    

Pagi hari di Kota Bern, cahaya matahari bersinar begitu terang. Walaupun demikian, cahaya yang masuk melalui kaca jendela tak mampu membangunkan Eunseo dari tidurnya. Dia terlihat lelah sekali, seakan dirinya hanya ingin tidur seharian.

Luda sendiri yang sedari tadi sudah bangun tidak tega untuk membangunkan Eunseo. Baby-Yeoreum saja sudah bangun, bahkan sebelumnya dia menangis dan suara tangisannya tetap tidak membuat Eunseo terganggu.

“Kamu pasti sangat kelelahan ya? Baiklah, aku akan tetap disini sampai kamu bangun dengan sendirinya.” ucap Luda seraya mengusap rambut Eunseo.

Luda menoleh ke arah Yeoreum yang kini tengah dia gendong, “dan Yeoreum akan bermain dengan Tante. Sebelum itu, Tante akan membawamu untuk berjemur di bawah sinar matahari yang sehat.”

Baby-Yeoreum tidak rewel, justru dia nyaman berada di sisi Luda. Dan oleh sebab itu, saat Luda menjaganya dia tidak direpotkan. Dia sangat merasa senang bisa bermain dengan putri-atasannya.

Luda membawa baby-Yeoreum berjemur di halaman belakang, tepatnya di sebelah kolam renang yang cukup luas. Di sela-sela berjemur, Luda juga sedikit demi sedikit memperhatikan ponselnya yang baru saja terus berbunyi, dan itu disebabkan karena notif e-mail. Ya, sebagai sekretaris di cabang baru, tentunya dia harus mendapatkan salinan dokumen-dokumen penting dari perusahaan pusatnya.

Luda terus mendapatkan notif e-mail dari pengurus perusahaan di Korea, dan dia adalah Lee Siyeon yang kini memegang jabatan sekretaris. Keduanya mulai menjalin hubungan antar sekretaris.

Sebuah pergerakan kecil menandakan bahwa orang itu akan terbangun dari tidur nyenyaknya, dan ya Eunseo bangun dengan rambut yang sangat berantakan. Matanya baru saja membiasakan dengan cahaya yang masuk, tak lama setelahnya mataya melebar saat dia menyadari sesuatu.

“Asatag! Yeoreum! Bagaimana bisa aku melupakannya?” Eunseo bergegas ke kamar putrinya, dia semakin panik karena putrinya itu tidak ada berada disana.

Eunseo memeriksa semua ruangan, saat dia ingin memeriksa kamar Luda, suara tawa membuatnya terheran. Dia mendekati suara tawa itu, dan betapa leganya melihat putri-kesayangannya tengah bersama dengan sekretarisnya.

Kakinya baru saja ingin melangkah, tapi tiba-tiba matanya berkaca-kaca saat melihat putrinya begitu asyik bermain bersama Luda.

Luda begitu mudah memenangkan hati Yeoreum. Bona, apakah kamu melihat ini? Lihatlah tawa manis dari putri-kita, sangat menggemaskan bukan? Seandainya yang bersama Yeoreum itu kamu, aku akan sangat bahagia.” gerutunya dalam diam.

Sejenak Luda menoleh ke arah pintu, dan dia sedikit terkejut melihat Eunseo berdiri diam dengan tatapan sedihhnya. Luda hendak menghampirinya, namun Eunseo sudah berada di alam sadarnya dan justru dia-lah yang mulai mendekati dirinya.

Jantungnya berdegup kencang melihat pesona Eunseo, dia baru saja bangun tidur, kan? Lantas mengapa auranya jauh lebih mempesona? Apakah mungkin ini salah satu daya tarik yang selama ini membuat Bona jatuh hati kepadanya? Ya, itu pasti. Jika tidak, bagaimana bisa Bona tidak jatuh hati dengan pesona muka bantalnya.

“Kamu terlihat mempesona…” tanpa sadar bibir Luda mengucapkan kalimat itu.

Terdengar minim, tapi Eunseo sedikit bisa mendengarnya.
“Apanya yang mempesona, Luda?”

Luda langsung menggeleng saat dia baru saja sadar dari lamunannya, “ah, maksud-saya suasana disini terlihat mempesona.”

Eunseo hanya mengangguk pelan, lalu dia meraih Yeoreum ke dalam gendongannya. Dia menciuminya seraya meminta maaf.

“Maafkan Daddeo ya sayangku. Karena terlalu nyenyak tidur, Daddeo sampai melupakanmu.”

Lucu nan menggemaskan, Luda menahan senyuman melihat atasannya bersikap berbeda 180º saat berada di kantor. Ya, di kantor dia terlihat sangat tegas nan dingin, namun jika sudah berhadapan dengan putri-nya, sikapnya benar-benar berbeda.

To Be Honest [EUNBO] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang