41| Blooming Love

408 53 37
                                    

Cinta, apapun yang berhubungan dengan 1 kata itu mampu mengubah segalanya. Mungkin sebagian orang tidak sependapat atas pernyataan tersebut. Namun, pada kenyataannya memanglah seperti itu.

Dan sekarang, seorang wanita yang telah ditinggalkan oleh istrinya jauh melintasi dunia lain, tengah merasakan cintanya, lagi. Bukan cinta pertama, cinta kedua? Mungkin itu lebih cocok mendiskripsikannya untuk dia.
Dia memang sangat mencintai mendiang istrinya, dan dia tidak akan pernah mengurangi rasa cintanya itu. Seperti manusia biasa di luaran sana, ada waktunya orang yang bersedih atas kehilangan cinta pertamanya ingin merasakan kebahagiaanya, lagi.

Dengan syarat, hatinya memang menginginkannya. Son Juyeon, dia sudah jatuh cinta dengan saudari kembar mendiang istrinya. Tidak lumrah (mungkin), tapi apa yang dirasakan oleh hatinya seakan sama seperti dia jatuh cinta pada Bona.

Apapun dan bagaimana pun caranya, dia akan terus membuat si pemekar cinta hatinya menjadi miliknya.

“Aku mencintainya. Ya, aku yakin dengan hatiku. Aku harus segera meluluhkan hatinya.” gumamnya yakin seraya menatap foto di layar ponselnya.

Hatinya tergerak, apalagi setelah kejadian di restaurant itu. Dia terpesona akan lekuk tubuh Jiyeon yang memang mirip nan menggoda, sama seperti saudari kembarnya. Tidak, jika Bona masih hidup, Juyeon tidak mungkin akan seperti ini.

Dan karena tidak ingin membohongi perasaannya sendiri, Juyeon pun di malam itu meluapkan semuanya. Terkadang lirihan yang disertai desahan dari bibir Jiyeon masih terngiang dipikirannya. Sedikit merasa senang, karena apa? Karena seiring perlakuan yang diberikan Juyeon, perlahan Jiyeon mengikutinya. Dan tentu saja hal itu adalah kesempatan besar bagi Juyeon.

Di hari ini juga, Juyeon sudah meminta Jiyeon untuk meluangkan waktunya agar bisa bermain dengan Yeoreum. Ya, Jiyeon mengiyakannya.

Saat Juyeon ingin melanjutkan pekerjaannya lagi, terdengar suara pintu ruangannya yang dibuka dengan kasar. Dari tatapannya, dapat disimpulkan bahwa orang itu tengah merasa sangat marah dan kecewa.

Juyeon bangun dari duduknya hendak mendekatinya, namun orang itu melangkah lebih dahulu lalu menampar wajahnya.
“Tega sekali kamu melakukan ini padaku, Juyeon! Apa salahku?! Apakah aku tidak pantas menjadi pendampingmu?! Aku mencintaimu, bahkan aku sudah berusaha sebaik mungkin menjaga Yeoreum.”

Berbagai ocehan, dia dengarkan. Dia membiarkannya terus berbicara sampai sekiranya bisa meluapkan semua unek-uneknya.

Grep, Juyeon memeluknya setelah beberapa detik ocehannya berhenti.
“Aku mengerti, Luda. Aku juga sangat berterima kasih atas semua yang telah kamu lakukan. Tapi aku menyadarinya, bahwa aku tidak mencintaimu.”

Lagi dan lagi, perkataannya membuat hati kecil Luda sakit dan menangis. Sungguh menyakitkan, semua usaha dan perjuangannya terlihat hanya sia-sia.

Luda berusaha melepaskan pelukan itu, tapi Juyeon tidak membiarkannya.

“Biarkan aku memelukmu. Karena mungkin ini pelukan terakhir dariku.” lirihnya pelan.

Yang sebelumnya terus memberontak, kini terdiam bahkan memperatkan pelukannya. Luda menangis, dia sangat sedih dan kecewa. Tidak ada yang bisa dilakukannya lagi selain berpasrah diri. Mungkin inilah takdirnya, takdir dimana cintanya tak terbalaskan.

“Aku mencintaimu, Juyeon.”

Juyeon melonggarkan pelukannya lalu menatap wajah Luda seraya merapihkan anak rambutnya yang berantakan.
“Terima kasih karena kamu sudah mencintaiku. Maafkan aku yang tidak bisa membalas perasaanmu itu.”

Air mata terus mengalir di wajah cantiknya, dan berkali-kali juga Juyeon mengusapnya. Grep, Luda memeluknya lagi, memeluknya lebih erat dari sebelumnya.

To Be Honest [EUNBO] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang